BAGIAN DUA : Gejolak

80 3 0
                                    

SELAMAT MEMBACA KISAH GERKA :")

KLIK BINTANG POJOK KIRI YA DEAR ;")

Salam dari Author :

Chyhela Vivya :)

Tidak ada, aku hanya senang membuatnya kesal dengan segala tingkahku, bagiku dia sangat menggemaskan saat marah.

***
HARI ini Gerka telah siap dengan setelan kemeja putih dengan rompi berwarna maroon dipadukan dengan celana panjang berwarna abu - abu. Seragam khas anak Trandana. Mungkin hari ini harus dilingkari oleh dunia, pagi ini hari selasa, tanggal dua puluh, bulan September, pukul 05.58. Dan Gerka sudah bangun dari tidur gantengnya, bahkan siap untuk berangkat ke sekolah.

"Ger, bangun !! Apa perlu mami siram lagi kek kemarin?" Suara gedoran pintu diiringi teriakan melengking Eva, mami kesayanganya.

Gerka tidak menjawab, dan langsung membuka knop pintu yang terus digedor oleh maminya.

Dari balik pintu, Eva melongo melihat anaknya yang super duper malas bisa rapi sepagi ini.

"Kenapa sih mi? Pagi-pagi udah ngomel aja. Mending bikin roti bakar aja buat Gerka."

Eva mendengus dan memukul kepala Gerka dengan sendok sayur yang dibawanya dari dapur, karena memang dia sedang memasak tadi.

"Kamu ini ya? Nyuruh-nyuruh mami seenaknya ! Emang mau mami jadiin batu akik? Batu akik kan lagi bagus tuh harganya, kan lumayan."

Gerka mencibir dalam hati.
"Dih apaan, mami kan nggak bisa jauh dari anaknya. Buktinya Mbak Rina KKN di Lampung satu bulan aja mami sehari 5 kali nelpon dia. Dan waktu Gerka tour tahun lalu mami maksa buat ikut kan? Sampe ngambek dua hari karena nggak Gerka turutin".

"Udah-udah, sana buruan turun ! Lama banget sih. Kamu udah ditungguin tuh sama Ghina dibawah." Eva mengomel dan langsung melangkah turun untuk memasak dan menemui Ghina.

"Nah lo, dimarahin kan lo sama mami?" Seorang cewek berambut sebahu tiba-tiba menyelinap memasuki kamar Gerka.

"Dih, ngapain lo kesini? Ini kamar cowok tau! Nggak baik ke kamar orang sembarangan." Ujar Gerka sewot karena cewek itu nyelonong masuk dan langsung berbaring di ranjang king size miliknya.

"Elah, gegayaan lo. Gue ini kan kakak lo curut ! Mau ngapain aja juga terserah gue dong." Cewek itu menjawab sambil telungkup di ranjang dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

Gerka mendengus.
"Lo kan punya kamar sendiri RINA yang cantik. Ini kamar gue gak ada bagus-bagusnya padahal. Tapi perasaan lo hobi banget kesini." Gerka menekankan kata RINA dan mengerucutkan bibirnya.

"Udah sana lo. Ribet banget sih jadi orang. Orang gue nggak ganggu lo juga!" Rina menjawab ketus dan mengibaskan tangannya bermaksud mengusir Gerka.

"Ok, gue bilangin mami kalo lo ngacak-acak kamar gue karena frustasi diputusin Rengga." Gerka menyambar tas di atas ranjang dan merapikan rambut jambul badai miliknya.

"Dih, adik laknat lo ! Masa iya doain gue putus sama Rengga sih." Rina berkata ketus dan melemparkan bantal yang tadi sempat dipeluknya.

"Bodo, gue gak suka sama cowok beku kek dia. Udah dingin gak pekaan. Mending lo putus sama dia. Makan ati doang juga." Gerka menyahut malas dan melangkahkan kakinya untuk turun dan menemui Ghina.

GERKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang