BAGIAN SATU: GHEA CARI MASALAH

92 7 3
                                    


SELAMAT MEMBACA CERITA GERKA

Please no sider !

Bantu cari typo :-)

Kritik saran terbuka. Thanks.

"Gue tetep sayang sama lo, dan ngebiarin perasaan ini tumbuh dengan sendirinya, gue gak maksa buat lo sayang balik sama gue. Karena gue tau itu gak mungkin."

Gerka Adnan


***
Bagi sebagian besar pelajar di SMA Trandana, hari senin adalah hari yang melelahkan. Mereka harus rela berpanas-panasan untuk upacara bendera, mendengarkan pidato, dan menahan mata untuk tidak tertutup. Padahal jika dipikirkan, hal itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan perjuangan pahlawan kita dulu.

"Gey?" Cewek berambut sebahu bernama Assa itu mencoba memanggil sahabatnya yang berada di dua barisan di depannya sedang asyik mendengarkan lagu dengan earphone yang menyumpal telinganya. Sama sekali acuh dengan keadaan sekitar, baginya earphone nomor satu.

Cewek itu masih tidak bergeming. Dan sahabatnya sudah melirik was-was kepada guru piket, yaitu pak Gugun yang selalu berpatroli sudah berada di barisan kedua. Sebentar lagi akan tiba di barisan ketiga, melihat itu sahabatnya mencoba memanggil cewek itu lagi.

"Woi Gey!" Suara cewek itu sedikit keras, namun bukan malah Ghea yang menoleh, tapi hampir semua siswi di barisan itu yang menolehnya. Dia malu dan kesal, bagaimana bisa Ghea sama sekali tidak mendengar suaranya.

"Ck. Eh lo! Tolong panggilin Ghea dong." Cewek itu menoel bahu cewek berponi dora di depannya ini. Meminta bantuan.

Cewek itu menoleh dengan ekspresi kesal. Dia sedang asyik mendengarkan pidato kepala sekolah dan cewek itu dengan santai mengganggunya.

"Gak bisa, gue lagi dengerin kepala sekolah tuh." Cewek itu menjawab sambil menoleh sekilas dan kembali menghadap kedepan, menyimak kepala sekolah lagi.

Cewek itu menghela napas, pasrah jika nanti Ghea akan di seret ke barisan siswa bermasalah oleh Pak Gugun. Meski bagi Ghea hal itu sudah biasa, karena dia sudah kebal akan hukuman.

"Duh, pasti kena lagi lo Gey, lagian di panggil nggak denger sih". Cewek itu masih mengamati sahabatnya yang masih santai, padahal petugas piket sudah di depan mata.

"Kamu lagi kamu lagi, ini upacara, ngapain pake earphone?!" Pak Gugun bertanya dengan nada rendah yang terkesan seram bagi siswa biasa. Lain halnya dengan Ghea, cewek itu malah menaikkan alisnya santai dan mengacuhkan pak Gugun lagi, tanpa mencabut earphone yang masih di telinganya.

"Ghea nggak bosen ya, cari masalah mulu dia." Cewek mungil alias Ghina ini berbisik kepada sahabatnya, Sarah.

"Hobby kali." Sahut Sarah singkat, dia sedang fokus memotongi kukunya, pasalnya pak Gugun akan merazia.

"Cepet lepas earphonenya, dan keluar barisan sekarang. Setelah upacara saya tunggu di ruang BK." Pak Gugun kemudian berlalu.

Cewek itu tidak menyahut, melepas earphone dan langsung melenggang pergi meninggalkan barisan dan bergabung ke barisan siswa bermasalah. Hal itu mengundang perhatian seluruh siswa. Mereka heran dengan sikap Ghea yang terlampau santai. Termasuk Gerka, lelaki itu berdecak melihat kelakuan cewek itu.

"Dasar gentong, aneh-aneh aja kelakuannya." Cowok itu bergidik sambil tersenyum tipis, tidak habis pikir dengan sikap cewek itu.

GERKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang