Aku berdiri dan membenarkan masker hitamku. Berlari ke sisi kanan atap, lalu melompat ke atap yang lebih rendah. Berlari lagi, kemudian lompat lagi. Begitu seterusnya hingga sampai di depan stasiun yang letaknya di arah jam dua dari tempat aku mengamati.
Aku berlari melewati orang-orang. Berusaha tidak menyentuh mereka sebisa mungkin. Mereka tidak akan sadar ada superhero yang baru saja melewati mereka. Mungkin aku hanya akan terasa seperti hembusan angin.
Sambil melewati orang-orang, mataku memerhatikan pintu masuk. Aku akan masuk stasiun dengan memanfaatkan tripod gate yang sudah di-tapping orang, bukan lompat melewatinya. Tentu karena resikonya besar, melompati benda tinggi dan mendarat di keramaian.
Kulihat wanita tua itu sudah di depan ATM, sementara dua wanita muda berhenti beberapa meter di belakangnya. Aku melewati mereka, mencari tempat untuk kembali menjadi manusia biasa. Tak jauh dari ATM, kulihat ada toilet. Tempat yang pas.
Aku membuka pintu bilik toilet. Masker hitam sudah tidak menutupi wajahku dan aku sudah terlihat seperti manusia biasa sekarang.
Langkah kaki kupercepat dan waktuku tepat. Wanita tua itu sudah keluar dari ATM. Dua wanita muda menghampiri, lalu menepuk pundaknya. Wanita tua itu menengok. Kulihat tatapannya kosong.
Ah, pakai trik hipnotis rupanya.
Aku berjalan perlahan. Mataku tidak lepas dari dua penjahat itu. Wah... aku kagum. Mereka melakukannya dengan sangat tenang. Bahkan terlihat seperti dua anak muda yang membantu seorang wanita tua yang sedang kebingungan.
Kurang lebih dua meter aku berdiri di belakang mereka. Wanita tua itu sedang menyerahkan dompetnya. Samar-samar aku mendengar salah satu dari mereka mengatakan akan membantu wanita tua itu menemukan seseorang yang ada di foto di dalam dompetnya. Setelah wanita kanan mengeluarkan foto, ia memberikan dompetnya ke wanita kiri. Dengan terampil, dompet dimasukkan ke dalam saku.
Hebat. Aku tertawa sarkas sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Ini saatnya.
Aku menghampiri mereka dan menepuk pundak keduanya.
"Pencuri ya?"
Kukira mereka panik, ternyata malah memasang ekspresi bingung.
"Bukan. Kami mau bantu ibu ini. Dia kebingungan."
Aku mengangguk, mulutku membulat membentuk huruf O.
"Terus di sakumu itu apa?" Tanyaku ke wanita kiri sambil menunjuk sakunya dengan daguku.
Dia mengeluarkan dompet dari sakunya. Mereka masih tenang. "Ini? Dompet saya."
Aku memberinya tatapan 'benarkah?' dan mereka mulai panik.
"Coba keluarin tanda pengenalnya."
Tiba-tiba wanita kanan menepuk lenganku. Otomatis aku menoleh dan melihat matanya. Ia mau menghipnotisku.
Aku membalas tatapannya dan ia berbicara sesuatu. Aku tidak terlalu mendengarkan karena aku fokus membunuh tatapannya.
Tck, tatapanku lebih bisa membuatmu ngeri.
Ia tersentak ketakutan. Wanita kiri seperti mengerti apa yang terjadi. Dengan isyarat yang diberikan temannya, mereka berlari. Tepatnya, belum sempat berlari karena aku sudah menangkap lengan mereka.
Mereka berteriak, mengundang perhatian banyak orang di stasiun ini.
"Tolong! Saya mau diculik!"
KAMU SEDANG MEMBACA
New Hero | [Ten NCT]
FanfictionAku yakin di antara kalian ada yang menyukai tokoh superheroes. Berharap mereka benar-benar ada dan menolongmu, bukan sekedar fiksi belaka. Well, apa aku boleh memberitahu manusia biasa sepertimu? Kami memang ada, superheroes itu sungguhan. Kami ada...