13 - Percaya?

1.2K 178 14
                                    

Voment juseyo :)
Thank you yeorobunnn






































Guanlin benar-benar tidak bisa sepenuhnya melepaskan Shira begitu saja, setelah kejadian kemarin. Siapapun yang pernah ada di hati Guanlin, tidak benar-benar menetap di dalam hatinya. Mereka itu hanya berhenti sebentar lalu pergi begitu saja.

Apapun yang terjadi, Guanlin akan tetap untuk Shira.

Malam itu juga, Guanlin mengambil jaket hitamnya dab langsung pergi ke rumah Shira menjelaskan semua yang terjadi dan meluruskan hubungan mereka. Dia lalu membuka pintu mobilnya, melakukannya menuju rumah Shira yang bahkan dia sudah hafal di luar kepala alamatnya.

Helaan nafas sering keluar dari mulut Guanlin karena gugup. Dia takut kalau Shira tidak mau mendengarkan penjelasannya, atau malah menampar dirinya. Ditemani lagu yang menyala dari radio, Guanlin terus melajukan mobilnya.

Mobilnya berhenti di depan rumah berwarna putih yang kebetulan gerbangnya terbuka lebar. Guanlin memilih memarkirkan mobilnya di pinggir jalan, lalu melangkahkan kakinya sampai di depan pintu berwarna biru muda itu.

Guanlin menghela nafas panjang sebelum mengetuk pintu rumah Shira beberapa kali, dan langsung disambut oleh Shira yang mengenakan piyama warna hijau bergambar.

"Ada apa?" tanya Shira datar.

Shira yang mengurai rambutnya berhasil membuat Guanlin terdiam beberapa detik sebelum akhirnya tersadar, "Bisa ngomong berdua sebentar?" tanya Guanlin hati-hati.

"Ada siapa dek?" tanya Sehun yang tiba-tiba muncul mengenakan kaus putih dan celana hitam, "oh gulai. Kebetulan banget nih. Lo jagain adek gue ya.." Sehun menepuk pundak Guanlin dan menerima senyuman bingung dari Guanlin.

"Loh, emang abang mau kemana?" tanya Shira pada Sehun.

"Tuh, mama kamu reseh." omel Sehun sambil menunjuk mamanya menggunakan dagu.

"Mama minta anterin abang ke supermarket. Bentar kok, gakpapa kan kamu di rumah bentar sama Guanlin?" jelas Mama Shira yang muncul dengan pakaian rapih membawa dompet di tangan kirinya, tangan kanannya digunakan untuk mengelus rambut Shira sekilas.

"Tante," sapa Guanlin yang lalu menyalami Mama Shira.

"Kebetulan banget kan ada Guanlin." ucap Mama Shira yang lalu menerima uluran tangan Guanlin, "Titip Shira bentar ya, Lin. Tante mau ke supermarket beli keperluan dapur." pinta mama Shira.

"Iya Tante. Aku bakal jagain Shira sampe Tante pulang kok." jawab Guanlin sambil tersenyum.

"Yaudah kalau gitu. Hati-hati ya," pesan Mama Shira yang lalu meninggalkan mereka berdua. Shira hanya menatap sebal ke arah Mamanya dan juga Sehun yang malah tersenyum aneh.

Setelah mobil Sehun pergi, Shira menatap ke arah Guanlin dan menyuruhnua untuk masuk ke dalam rumah. Shira menutup pintu dan langsung jalan mendahului Guanlin yang malah menatapnya.

"Mau ngapain kesini?" tanya Shira yang berjalan menuju ruang tengah.

Shira lalu duduk di sofa besar berwarna coklat, begitu juga Guanlin yang duduk di sampingnya. Shira mengambil remote TV dan mengganti channel TV nya beberapa kali karena bete melihat wajah Guanlin.

"Aku mau jelasin, kalo kemarin aku menghilang karena ada urusan sama Mamanya Nancy." jawab Guanlin menatap Shira dari samping, sedangkan Shira masih mengabaikan Guanlin.

"Aku mau dijodohin sama Nancy oleh mamanya." ucap Guanlin yang berhasil membuat Shira berhenti mengganti channel TV dan menayangkan film buatan luar negeri.

Shira lalu memposisikan tubuhnya untuk menghadap ke arah Guanlin yang berada di samping kirinya, "Terus? Kamu nerima?"

"Enggak. Aku nolak sebisaku, walaupun aku sedikit bentak Nancy." jawab Guanlin yang lalu menyelipkan helaian rambut Shira ke balik telinga kirinya.

Shira memukul paha Guanlin, "Kamu gak seharusnya bentak Nancy. Gitu-gitu juga Nancy pernah bikin idup kamu jungkir balik kan?"

"Iya, maaf. Nanti aku minta maaf deh sama dia." jawab Guanlin mengelus pahanya karena pukulan Shira yang cukup kuat.

Shira hanya menganggukkan kepalanya. Dia lalu mengalihkan pandangannya ke layar TV lagi, mengakhiri percakapannya dengan Guanlin mengenai perjodohannya dengan Nancy. Shira cukup kaget dengan ucapan Guanlin tadi, bahkan jantungnya sudah berbacu dengan cepat karena takut. Takut kalau Guanlin menjadi milik Nancy sepenuhnya, bukan miliknya.

Guanlin memandangi wajah Shira dari samping. Dia sadar kalau Shira takut. Terlihat jelas dari ekspresinya saat ini, atau bahkan sejak tadi.

"Ra?" panggil Guanlin yang berhasil membuat Shira menoleh.

"Hm?"

Guanlin langsung menakup wajah Shira dan mendekatkan wajahnya, menempelkan bibirnya pada kening Shira lalu mengecupnya lama.

"Aku sayang kamu." ucap Guanlin pelan setelah melepas ciumannya.

Wajah Shira terlihat memerah, jika saja lampu ruang tengahnya sangat terang mungkin Guanlin bisa melihat dengan jelas. Sayangnya, lampu utama ruangan itu dimatikan dan hanya menghidupkan lampu kecil dengan pencahayaan yang cukup redup.

"Aku gak akan ninggalin kamu. Karena perasaan aku ini selamanya." ucap Guanlin masih menakup wajah Shira.

Shira melepaskan tangan Guanlin dari wajahnya dan menggeleng pelan.

"Aku.. "

"Kenapa Ra?"

"Aku takut kamu gak bisa aku percaya, Lin." ucap Shira pelan sambil menundukkan kepalanya. Memainkan kuku jarinya.

"Enggak, Ra. Kamu harus percaya sama aku. Kalo kamu gak percaya sama aku, aku bakal buktiin."

"Aku harus percaya gimana lagi? Waktu itu aja kamu bilang selalu sayang sama aku. Tapi nyatanya? Hati kamu bisa berpaling ke cewe lain, disaat aku gak bisa lakuin hal itu." jelas Shira yang sudah merasakan sesak di dadanya. Sebisa mungkin dia tak ingin menangis di depan Guanlin.

"Itu dulu, Ra. Dan perasaan aku ke mereka itu gak serius. Aku cuma main-main." jawab Guanlin.

"Main-main kamu bilang? Mirror selfie di kamar dan sambil ciuman itu kamu bilang main-main?!" bentak Shira mengingat kembali apa yang Guanlin lakukan. Mirror selfie di kamar sambil berciuman dengan cewek entahlah siapa, yang jelas bukan Nancy. Shira mendapatinya di instagram.

"Itu aku mabuk, Ra. Aku juga gak tau kalau aku udah lakuin hal kayak gitu sampe temen aku sendiri yang jelasin ke aku." jawab Guanlin.

Saat itu, Guanlin mendatangi party temannya. Berhubung temannya itu berasal dari Amerika, jadi dalam Party itu ada banyak sekali beraneka minuman beralkohol. Permainan TOD bodoh itu yang akhirnya membuat Guanlin harus meminum satu botol minuman dengan kadar alkohol tinggi. Dia benar-benar mabuk malam itu, dan sama sekali tidak tau kalau seorang cewek telah menggodanya dan menariknya masuk ke kamar temannya. Hal ini juga membuat Guanlin putus dengan pacarnya saat itu, Chloe.

"Sekarang kamu mending pulang deh. Udah malem." ucap Shira tanpa menatap ke arah Guanlin lagi.

"Mama kamu nitipin aku sampe mereka pulang. Jadi aku bakal pulang kalau mereka udah sampe disini." jawab Guanlin yang menatap Shira dengan rasa bersalah.


















Guanlin pulang dengan rencananya yang gagal. Dia menyesali semua perbuatannya semua ini, gonta-ganti pacar, minum alkohol, merokok, bahkan mungkin melakukan hal tidak pantas yang pernah dia lakukan saat dirinya mabuk.

"Gua udah rusak gini, masih berharap Shira bisa nerima gua? Dasar bego lo, Guanlin!" umpatnya pada dirinya sendiri sambil memukul-mukul stir mobilnya.

forever • Lai GuanlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang