/baru saja/

60 3 0
                                    

Berkelana.

Indah sekali ketika kumerasa benar berada dekatmu.
Pas sekali jika kugunakan kata itu.
Tidak hanya hatimu, aku berjalan - jalan di sekitar hatimu, seperti siapa jantungmu, siapa paru - parumu, siapa ginjalmu, dan siapakah

Tulang rusukmu? Aku? Dia?
Siapa yang tahu? Tapi, melihat aku bisa bersamamu kali ini dan aku merasa bersyukur.
Masih bisa ku simpan sendiri kenyamanan ini.
Kau masih bisa tersenyum tulus dan aku membalasnya dengan ketulusan yang sama.

Tapi sejak awal tahun yang baru kita lalui, kau hanya melalui begitu saja.
Melalui tanpa satu mata darimu memandangku.
Melewatiku dengan wajah dengki.
Dengki entah apa aku pun tidak tau.

Apakah aku berbuat salah?
Katakan. Setidaknya kau sedikit memberiku sebuah petunjuk mengapa kau seperti ini.

Aku bukan Professor X yang mengetahui isi kepala mutan.
Dan kau sendiri bukan mutan.
Mutan apa? Seketika menjadi mutan yang dipenuhi dengki?

Selama ini, kita sama sekali tidak berkutik satu sama lain.
Aku seperti melewati kaca yang sangat fleksibel dan tak bisa kuhancurkan.
Aku akui perlindunganmu terhadap sikapku cukup teruji.

Aku berusaha juga menjauhimu.
Ada yang mengenalkanku dengan amarah. Emosi.
Aku tidak mau kalah oleh besi panas yang baru saja kurendam di air untuk menjadi pedang. Tak akan.

Kurasa aku memanfaatkannya dengan baik.
Dan sekarang kau mulai mencair diantara gula yang masih utuh.
Aku bahagia, disitu aku juga mencair.
Rasanya aku menemukan kembali tulang rusukmu.

Aku berkelana kembali dengan mata, hati dan senyummu.

My Current MoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang