9.

1.6K 249 10
                                    


Seperti janjinya tadi, Hyunjin yang lagi nunggu Jeongin datang buat mengajaknya makan.

Mencoba melupakan ucapan Jeongin yang tidak sengaja dia dengar tadi; mencoba bersikap biasa saja seperti tak terjadi apapun.

"Ayo gue udah laper nih."

Hyunjin langsung masang senyumnya begitu melihat Jeongin yang sangat bersemangat, bahkan Hyunjin sangat menyukai senyum khas seorang Yang Jeongin yang membuat ia jatuh cinta ini:)

"Udah siap tuan putri manis." Tanya Hyunjin sedikit bercanda.

"Panggil gitu sekali lagi, kita batal makan."

Hyunjin cuma tertawa, ternyata Jeonginnya ini baperan bro!

Tidak mau merusak suasana. Hyunjin pun langsung melajukan mobilnya untuk menuju ke suatu tempat yang sebenarnya sudah ia persiapkan.

Bisa dibilang ini merupakan kencan rahasia mereka.

Karna Jeongin nggak tau apapun soal hal ini.

...

"Ini kan tempat mahal kak, kita pindah aja yuk."

Jeongin merhatiin sekitarnya ia pun tahu betul hanya orang orang yang berduit yang bisa masuk ketempat ini.

Tapi Hyunjin malah gandeng tangan Jeongin dan mulai masuk kedalam tempat makan tersebut.

Keliatan satu pelayan, nunduk sopan. Fyi sebenernya keluarga Hyunjin yang punya restoran mahal ini, bukan mau sombong cuma diakan emang anak orang kaya:^

"Ayo duduk yang."

"Kak ini restoran milik keluarga lo ya, pantesan pergi kesini."

"Mau pesen apa yang."

"Terserah, apa aja."

Hyunjin menganguk sekilas, dan mulai memanggil satu pelayan buat nyiapin pesenannya.

Mereka cuma diem dieman, Jeongin yang emang dasarnya cuek cuma diem nggak ada pembahasan, Hyunjin yang gatau harus mulai percakapan dengan apa.

Dia masih sakit hati atas kejadian tadi siang, tapi dia nggak mau ambil pusing. Hyunjin berusaha fokus, diterima enggak nya biar ntar belakangan.

"Yang, gue mau ngomong sesuatu nih."

Jeongin langsung mengalihkan pandangan sepenuhnya ke Hyunjin. "Apaan kak."

"Kalo gue bilang, gue sayang lo percaya nggak?"

Jeongin sedikit terkejut kenapa kakak kelasnya ini ngomong gini. K-kalo gue nggak percaya gmn kak."

Udah nyangka juga si bakal menang jawaban kek gini. Sakit hati si, tapi mau gimana lagi. Cintakan emang gtu.

"Bisa jelasin, kenapa nggak percaya gue."

Hyunjin mulai menumpukan tangannya dimeja, natap serius Jeongin.

"Satu, kak lo itu playboy kelas kakap. Dua, hati gue belum sepenuhnya ada rasa. Dan tiga, gue cuma takut lo akhirnya bakal sakitin gue."

Hyunjin sedikit terkekeh dengan jawaban singkat Jeongin, alasan yang sangat klasik berupa 10% fakta dan 90% bohong.

Hyunjin sedikit gasuka dengan alasan yang pertama. Dia playboy? Bahkan gonta ganti pacar nggak pernah adanya si cinta pertama tapi sedikit lupa karena cinta keduanya-Jeongin.

"Gue bakal bikin lo jatuh cinta ko, tapi kalo lo nggak nyaman--apa boleh buat."

Jeongin mengalihkan pandangannya kearah yang lain.

Jeongin bernafas lega karena pesanan mereka yang datang.

Dia bener-bener pengen pergi dari situasi canggung ini.

"Ayo makan, gausah dipikirin yang tadi. Anggap nggak pernah terjadi."

.....

"Makasih kak Hyunjin, gue masuk ya."

"Iya mimpi indah, yang."

Hyunjin menghela nafas panjang, melihat sang pujaan hati masuk kedalam rumahnya.

Jadi ceritanya Hyunjin ditolak nih? Hh entahlah mungkin seperti itu.

Apa artinya dia harus berhenti? Nggak, dia harus berusaha terus. Sampe bener-bener Jeongin sendiri yang memintanya untuk berhenti.

"Gue musti gimana yang, biar lo percaya kalo gue itu serius."

Dan malam itu, jadilah Hyunjin pergi dari pekarangan rumah Jeongin dengan perasaan campur aduk.

Sedih, pasti.
Sakit hati, ada.
Pikiran bilang harus berhenti tapi hatinya selalu bilang untuk terus berjuang.

Keesokan harinya, Hyunjin absen menjemput Jeongin. Dengan alasan dia ingin memberi waktu buat Jeongin, mungkin buat dia juga.

"Woii kusut amat tu muka, kenapa?"

Changbin sedikit heran liat sohibnya yang murung kek gini. Biasanya udah ngilang, ngapelin Jeongin tentunya.

"Ada masalah lo sama si Jeongin?"

"Sepele sih."

"Cerita dong bro! Nga enak dipendem sendiri."

"Ntar kalo mood gue udah baik."

Changbin ngangguk paham, ninggalin Hyunjin sendiri dibalkon sekolah.

Hyunjin mengambil sebatang rokok dari saku seragamnya, dia mulai ngerokok lagi. Ini merupakan kebiasaan Hyunjin dikala lagi banyak masalah; ya rokok obatnya.

Padahal ada peraturan siswa dilarang merokok. Tapi mau gimana lagi Hyunjin kan nggak mau peduli aturan.

.......

VOMENT JUSEYOO💕💕

THX For VOMENT ya gaesss😚

Sorry oji telat up😆😆😆

M A N I S • HYUNJEONG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang