Kapan kita menyanyikan lagu minang lagi?
Suaramu bagai kota yang terus bertambah penduduknya. Tidak menghiraukan keadaan sekitar, padahal banyak dari penduduk kota yang terlelap, termasuk aku.
Angin semakin kencang, membawa suaramu menembus hutan, membangunkan hewan-hewan yang tertidur. Aku tidak mau kalah, juga ikut mengaum, karena aku ada di dalam hutan. Tapi suaraku tidak bisa menembus kota yang telah sesak padat.
Kampungmu jauh di seberang lautan. Mungkin kau terus berusaha agar suaramu tidak hanya mengalir di kota, tapi berharap terbawa ombak, dibawa kapal memasuki desa.
Teruslah bersenandung hingga rindu kepada kedua orang tuamu berkurang, tapi tak hilang. Karena rindu menghilang ketika hati dan raga saling menyapa.
September 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahasiswa Hitam Putih
PoetryAntologi puisi seorang mahasiswa. Semoga bisa memberi inspirasi dan manfaat bagi pembaca. Enjoy it!