Kadang kamu memilih untuk terlihat bahagia, karena tidak ingin menjelaskan mengapa kamu kecewa pada mereka yang bahkan berusaha untuk mengerti.
Dira, pernah kecewa karena cinta pertama nya di SMP. Ia masih terlalu muda untuk mengartikan semua itu. Rafi, yang menjadi kan alasan Dira masih menutup hati nya untuk seseorang. Sahabat Dira di SMA hanya mengetahui nama seorang pelaku nya saja tanpa tahu konflik apa yang terjadi, karena Dira sangat merahasiakan semua itu. bagi nya, masa SMA adalah masa dimana ia melupakan masa lalu.
Bel pulang sekolah menghasilkan teriakan para siswa/i SMA Citra Wijaya, mereka merasa keluar dari neraka dunia. Begitu pun dengan Dira, gadis ini tidak menyangka kalo pak Indra masuk ke kelasnya. Alhasil, Dira pun harus berperang dunia dengan para angka-angka.
"Gila sih tuh guru, sekali masuk kelas nyusahin mulu." Gumam Dira sambil merapihkan buku nya.
"Duh Dir, gua gatau lagi ini otak gue masih berkembang atau ngga." Ucap Fahri seraya memijat pelipisnya.
"Guys, gimana kita ke mall aja? Ngelupain pelajaran yang buat kita jadi gila ini."
Ajak Dinda dengan semangat.
Dinda, memang anak kota. Tempat favorit nya saja adalah mall. Beda sekali dengan Dira, ia lebih menyukai minum teh hangat di samping jendela sambil melihat hujan.
"Aduh Din, lo udah kenal Dira berapa lama sih? Mana mungkin itu anak mau di ajak nge-moll." Balas Fahri
Dan Dira mendengarnya hanya bisa mengacungkan kedua jempol nya untuk Fahri, bahwa apa yang di ucapkan oleh Fahri itu benar.
"gapapa kan, Dir? Gue pesenin ojek aja ya." Tanya Dinda
"Dinda .." balas Dira
"Yaudah oke, hati-hati. Kita jalan dulu, Dir." Ucap Dinda
Melihat kedua kawan nya itu pergi dari tatapannya, ia bergumam dalam hati aku sangat beruntung mendapatkan kalian.
Sesampainya ia di rumah, langsung di sambut hangat oleh pelukan sang mama.
"Sayang, sudah sholat ashar tadi?" sapa mama nya.
"Alhamdulillah,sudah mah" jawab dira.
Setelah melepaskan seragamnya, dira langsung membuka buku pelajaran nya. Ia sangat ingin menjadi pelajar di Universitas Indonesia dengan gelar sarjana pendidikan. Ya, Dira sangat ingin menjadi guru karena bagi nya guru adalah orang yang berguna bagi Negara. Tadi nya ia ingin menjadi polisi, sangat menginginkannya. Tapi, dia memikirkan fisik nya untuk menjadi polisi wanita itu, dira memang mempunyai fisik yang sangat lemah, jangankan pelatihan menjadi polisi, upacara lama saja ia langsung pingsan.
Saat ia memahami apa yang ia pelajari, ia pun merasa sangat lelah.
Sambil menatap langit-langit dikamarnya, ia bergumam aku rindu fi, aku gagal untuk melupakanmu. Mengapa kau meninggalkan ku bersama janji-janji yang dulu kau ucap? Ku rindu peluk hangatmu di tengah hujan. Kau dimana,fi? Aku masih disini bersama kenangan yang dulu kita ukir bersama. Ayo lah temukan aku, beri aku sebuah perpisahan yang berharga.
***
Ternyata merindukan orang di masa lalu nya membuat dira terlelap mimpi yang sangat indah, tentu saja ia memimpikan orang yang ia rindukan.
Selamat pagi, fi. Aku rindu kamu.
Dira sudah siap untuk berangkat sekolah. Aneh, gadis yang menyukai coklat itu menghabiskan sarapan pagi saat itu.
"Mah,Dira berangkat. Assalamualaikum." Pamit Dira dengan mamahnya.
"Waalaikumsalam. Hati-hati." Jawab mama nya.
Pagi ini Dira merasa cukup. Entah, saat ia memimpikan cinta pertama nya itu, ia merasa ada jawaban atas semua rindu-rindu nya selama ini.
"Diraaaaa, lo keliatan kaya bayi baru lahir." Teriak dinda yang membuat Dira terkejut.
"Iya dir, ga biasa nya lo kaya gini." Lanjut Fahri membenarkan ucapan Dinda.
"Apaan si kalian berdua, gue masih kaya dulu kali."
Benar saja, hari ini Dira menggerai rambutnya yang bergelombang itu disertai bando pink yang ia sayangi sejak kecil. Ia memang merasa utuh untuk hari ini. Tapi ia sebenarnya tidak menyukai penampilan yang menjadikan diri nya di puji orang lain. Sejak ia memasuki gerbang sekolah, banyak sekali laki-laki yang melihat dira yang membuat dira sangat risih. Ada beberapa laki-laki yang memuji Dira, tapi respon Dira hanya senyuman. Dira bukan perempuan yang sombong, tapi ia hanya tidak ingin menjadi perempuan gampangan. Karena masa lalu yang mengajarkan dia untuk tidak sembarangan dengan orang lain.
Dira pernah berusaha untuk mencintai orang lain untuk melupakan semua nya, tapi usaha ia gagal karena melupakan tidak harus melapiaskan ke orang lain. Masa lalu nya milik ia sendiri, bukan milik orang lain. Jadi, tidak pantas untuk mencintai orang lain hanya untuk melupakan masa lalu.
Minal Aidin Wal Faidzin -yang masih merindukanmu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Asing
Dla nastolatków"Dulu kita asing lalu saling membahagiakan dan sekarang kita kembali asing"