"Nama nya Alfiansyah Muhammad, dir." Ucap Fahri.
"Eh?" Dira sangat terkejut saat Fahri mengucapkan nama itu.
"cewe mana sih yang ga luluh sama dia,dir."
"Gue ngga tuh, biasa aja. " Ucap Dira sepontan.
Diam-diam Dira melirik ke segerombolan laki-laki itu, setelah sekian lama terjebak di masa lalu. Dira, merasakan perasaan yang dahulu ia sangat membenci nya, jatuh cinta.
Setelah sekian banyak cowo yang ia jadikan pelampiasan masa lalu nya, setelah banyak tangisan kerinduan, setelah melewati malam-malam sendu. Ya, ini dia.
Rasa yang telah lama ia tak merasakannya, rasa yang pertama kali yang rasakan saat bertemu Rafi. Dan bagi Dira saat ini adalah ia sudah sembuh dari patah hati. Ia sudah mengikhlaskan apa yang sudah berlalu, ia sudah merelakan apa yang pergi, ia sudah memaafkan apa yang membuat diri nya terjebak dengan masa lalu.
***
Bel sekolah sudah berbunyi 15 menit yang lalu, tetapi gadis yang mempunyai senyuman manis itu belum pulang ke rumah nya karena ia harus latihan untuk lomba yang akan ia ikuti. Sekolah sudah sepi memang, hanya ada anak futsal dan anak yang akan latihan untuk lomba.
Dira tidak menyangka bahwa ia sedari tadi hanya diam dan melihat secara diam-diam kearah lapangan futsal. Laki-laki yang sudah memikat pandangan ia semenjak di kantin siang tadi.
"Hei, kok masih di sekolah?" sapa laki-laki yang membangunkan Dira dari lamunannya.
"Eh iya, ini ka aku mau latihan lomba tapi udah selesai." Jawab Dira yang mata nya masih memandang laki-laki itu.
"Nama gue, Aviel Arkananta. Gue udah tau nama loDira jadi gausah kenalan balik." Ucapnya sambil melihat ke arah Dira.
Ini cowo yang ngeliatin gue di kantin kali ya. Ucap Dira dalam hati.
"Kaka anak futsal kan? Kenal dong pasti sama ka Alfi." Tanya Dira dengan sangat semangat.
"Iya, dia bisa di bilang pentolan di SMA ini. Kenapa? Lo suka?"
"Mmmm, mungkin."
Deg.
"Hati-hati dia orang nya suka ngasih harapan doang." Jelas ka Aviel dengan senyum yang tidak ikhlas
"Btw kok nama kalian mirip?" Tanya Dira dengan heran.
"Dulu kita lahir nya cuman beda sehari doang terus orang tua kita juga udah deket jadi nya ya kita dari dulu bisa di bilang anak kembar." Jelas ka Aviel.
Dira mengangguk tanda bahwa ia mengerti.
"boleh minta idline lo?"
***
"Diraaaaaaaaaaaa!!!!" teriak Dinda dengan sangat semangat.
"Ngapa sih lu, nyawa gue belom ngumpul banget nih." Jawab Dira
"Kemarin ngapain lo sama ka Aviel?" Tanya Dinda dengan semangat 45 nya.
"Nanya tentang ka Alfi terus ka Aviel minta id gue." Balas Dira dengan cuek.
"Eh parah lo emang gapunya hati." Ucap Dinda sambil menggelengkan kepala nya.
"Ngapa sih gajelas banget lo pagi-pagi."
"Ka Aviel kan sebenernya suka sama lo." Ucap Dinda dengan nada yang sangat tegas.
"Gue suka nya sama ka Alfi, jadi gimana dong?"
Aviel Arkananta
Ke kantin hari ini?
gak dulu kayanya deh soalnya masih ada tugas.
Ohh okey
Sambil memijat pelipisnya Dira sangat merasa kelaparan tetapi apa lah daya tugas nya harus di kumpulkan selesai jam istirahat, ia sudah di tawarkan untuk ke kantin dengan sahabat nya tetapi ia menolaknya.
Ada seorang yang dari tadi memperhatikannya dari depan pintu kelasnya, ia tidak melihatnya, ia sangat fokus mengerjakan tugas nya yang sangat banyak.
"Nih nasi uduk. Gue tau lo laper jadi gue anterin kesini aja, gratis kok terus gaada ongkos kirim nya,"
"Eh ka Aviel, btw gausah aku ga laper." Balas Dira dengan sangat terkejut.
"Bohongin diri itu ga baik lho." Ucap ka Aviel sambil membukakan makanannya itu.
Dira tersenyum, mereka saling senyum.
Maaf ka, kaka bukan orang nya.
Dira sangat lahap menyantap makanannya, ka Aviel membantu nya mengerjakan tugas Dira yang sudah ingin selesai. Pertama nya Dira menolak, tetapi mana ada sih laki-laki yang tidak egois.
"Ka, boleh minta id line nya ka Alfi?"
![](https://img.wattpad.com/cover/151699567-288-k885443.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Asing
Teen Fiction"Dulu kita asing lalu saling membahagiakan dan sekarang kita kembali asing"