begin!

428 68 5
                                    

Sejeong melangkah dengan langkah gusar. Demi apapun, ia sedang menahan emosi sekarang.

"Dia di ruang manager"

Sejeong langsung berjalan ke arah ruang Manager.

Ceklek

Pintu terbuka dan yang pertama ia lihat adalah sosok sang ayah yang menatap nya tajam.

"Ayah" panggil Sejeong frustasi,

Ia tak menggubris, kembali menatap manager di depan nya.

"Baiklah, akan saya urus" hanya itu yang Sejeong dengar dari sang manager. Sejeong menatap manager Lee dengan tatapan penuh tanya.

Manager Lee tersenyum, dan setelah itu ia menggeleng pelan.

Hhhhh
Sejeong menghela nafas nya kasar.
Menyebal kan, benar - benar menyebalkan. Sejeong hanya memperhatikan ayah nya berjalan mendekat ke arah Sejeong.

"Kita bicarakan ini di rumah. Sekarang pulang" perintah ayah dengan penuh penekanan.

Tidak bisa di bantah.
Tidak akan pernah bisa di bantah.

Sejeong keras kepala.
Tapi ayah nya lebih keras kepala lagi.

***

"Aku tidak mau menjadi dokter" ucap Sejeong sambil meletakan alat makan nya dengan kasar hingga menimbulkan bunyi.

Saat ini mereka berkumpul untuk makan malam. Tapi seperti nya bukan makan malam,

Melain kan hanya alibi untuk melakukan pembicaraan penting disini. Sejeong kehilangan selera makan nya ketika sang ayah menekan kan Sejeong akan menjadi dokter.

"Ayah menyekolahkan mu kedokteran mahal - mahal bukan untuk menjadi model" jawab sang ayah tak kalah emosi.

Suasana makan malam menjadi mencekam. Semuanya hanya diam tak berani angkat bicara, apa lagi ikut membantah.

"Apa aku di lahirkan hanya untuk mengikuti semua kemauan ayah? Aku sudah melakukan semua yang ayah minta sejak kecil, aku rela ikut kuliah kedokteran yang gak minat sama sekali, hanya untuk nurutin kemauan ayah, tapi apa? Mana hak Seje?"

Hhhhh
Sang ayah menghela nafas panjang. Ia memijat pelipis nya pening. Bagaimana pun sang ayah tetap tidak setuju jika Sejeong menjadi model.

"Ayah hanya ingin kalian bisa jadi orang yang membanggakan"

"Apa jadi model tidak membanggakan ayah?"

"Tidak sama sekali"
Sejeong terdiam, nafas nya tercekat. Bagaimana bisa seorang ayah berbicara seperti itu di depan anak nya?

Brak!

Sejeong bangkit sambil sedikit menghentak meja makan. Matanya memancarkan kesedihan

Dan kekecewaan.

"Terima kasih makanan nya" ucap Sejeong dan langsung beranjak menuju kamar nya tanpa memperdulikan panggilan sang ayah berkali - kali.

"Ibu pasti kecewa sama ayah" akhirnya Jonghyun, sang kakak pun bersuara setelah dari tadi diam mendengarkan perdebatan ayah dan adik nya.

"Ayah terlalu ambisius terhadap apa yang sudah ayah rencanakan, dan tak pernah bisa untuk tidak gengsi ketika semua berjalan di luar rencana ayah" lanjut Jonghyun sambil terus memakan makanan nya.

Stay Beside You [Daniel×Sejeong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang