Silviapark614 Present
The Short Story
A FanFiction
ChanYeol X JiEun
Sorry My Sunshine
Chapter 1
.
.
.
.Kubuka mata perlahan ketika merasakan secercah angin malam mengusik kelopak mataku. Kupejamkan beberapa kali untuk mengumpulkan kesadaran yang beberapa helai masih bersemayam nyaman di dalam mimpi. Tanganku terarah untuk menghidupkan penerang kamar yang ada di atas nakas kecil di samping kanan ranjang empuk dengan sprei dan selimut bergambar kartoon frozen dari disney.
Mataku yang mulai mendapatkan sinar terang untuk menyadarkan retina, menatap cahaya biru dari benda persegi panjang ringan yang kuambil dari atas nakas. Pukul 02.43 AM, waktu Swiss.
Huh! Aku memang kerap kali terbangun di penghujung malam atau pun saat dimana manusia tertentu bisa menyebutnya pagi hari. Ini karena usikan berisik dari jalan raya yang berada di bawah apartement ku di lantai 4.
Aku menetap di Swiss. Hal ini merupakan keputusan yang kuungkapkan langsung dari sebuah sisi terdalam hatiku yang membutuhkan angin tenang. Pindah ke luar negri adalah hal yang paling baik daripada harus mendengar pertikaian kedua orang tuaku yang selalu membuatku merasa ditampar ketika telinga berdenging mendengar kata-kata pedas yang terlontar dari mulut kedua orang tuaku.
Jalang yang satu datang ke rumah di Suncheon, South Jeolla-do, maka Ibuku akan memerintah anak buahnya untuk menangkap siapa saja yang dibawa Suaminya ke rumah kedua mereka. Tinggal di Seoul dan punya rumah lain di Jeolla-do dan Gyeongsang, itulah keluargaku.
Terdengar kaya raya? Hmm.. Sudah tidak asing lagi kata itu singgah di telingaku. Ya, memang kaya raya. Tapi tidak ada keharmonisan di dalamnya. Semenjak aku lahir, Ayah dan Ibuku sering bertengkar. Ayah selalu menuduh Ibu bahwa aku adalah janin yang lahir karena orang lain yang memasuki rahim Ibuku. Menyakitkan? Sampai saat ini aku pun belum tahu apa sebenarnya yang selalu dipertengkarkan Ayah dan Ibuku.
"Kau selalu melakukan 'itu' dan tidak pernah mau berhenti!!"
Ibu dan Ayahku selalu mempermasalahkan 'itu', yang sampai detik ini pun aku tidak tahu apa 'itu'. Aku sangat penasaran, tetapi sekali bertanya, dua kali diberi tahu "Kau tidak perlu tahu!".Di mana letak hati nurani mereka sebagai orang tua? Mereka selalu penuh rahasia terhadapku. Berdiam tidak memberi tahu padaku seolah aku hanya seseorang yang membuang napas di antara hubungan mereka. Seperti tidak berarti sebagai seorang anak. Bukan kasih sayang yang aku dapatkan, tapi sebuah penindasan batin yang membuatku memutuskan untuk menghabiskan tabungan dan melarikan diri keluar dari Republik Korea.
Aku sudah muak dengan wilayah di mana aku hanya mendapatkan goresan yang diatasnya dihiasi taburan garam halus yang rasanya begitu perih.
Saat ini aku menjadi seorang designer ternama di Swiss, setelah kurang lebih empat tahun menyelesaikan kuliahku. Aku sangat suka seni. Menurutku, bagaimana pun keadaanmu, seni tidak akan menghianatimu. Bahkan ketika kau sudah jenuh dengan seni, ia tetap bertahan dalam kalbumu. Pesonanya telah menarik hatimu untuk tetap bergetar dalam keindahannya.
Saat ini aku tahu, bahwa Ayahku menetap di Jeolla dan Ibuku di Seoul. Mereka masih berstatus Suami-Istri, namun tidak tinggal bersama. Aku yakin mereka sadar bahwa jika mereka tinggal bersama, maka yang ada hanyalah sebuah pertengkaran hebat yang tidak jarang harus memaksa setetes darah menyapa lantai rumahku. Hal itu karena perlakuan Ayahku yang selalu kasar sebab Ibuku terlalu berlebihan menuduh Ayahku melakukan 'itu'. Sekali lagi, sampai detik ini aku selalu penasaran apa sebenarnya yang dimaksud 'itu'? Kenapa 'itu' dengan sangat lancangnya meretakkan keluargaku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry My Sunshine [ChanYeol X JiEun]
Fanfiction[Short Story] Lee Ji Eun Seorang gadis asal Seoul yang memutuskan untuk menetap di Swiss karena tidak kuat dengan pertengkaran yang selalu terjadi pada kedua orangtuanya. Ia kembali ke Korea Selatan setelah mendengar kabar buruk. Kemudian bertemu se...