Kejadian beberapa waktu yang lalu kini terulang lagi, aku kembali mengurung diri di kamar. Bubun dan Diandra sudah beberapa kali membujukku keluar kamar tapi aku mengabaikannya. Panggilan dari kak Shane pun tak terhitung, membuatku muak dan mematikan ponselku.
Aku sedang ingin sendiri, keadaanku sedang kacau. Aku sudah tidak bisa berpikir lagi, semua impianku dan kak Shane hancur, semua janji itu kini telah terkhianati. Aku telah kalah dari Viona.
"Kamu jahat kak hikss hikss." Ku ringkukkan badanku duduk di atas ranjangku. Ranjangku sudah berantakan karena ulahku.
"Hikss kak Shaneee." Buliran air mata terus saja mengalir. Hatiku terasa sesak dan sungguh sakit. Membuatku sulit untuk bernapas.
"Ochaa, dengerin Bubun nak, ayo keluar jangan kayak gini." Teriak Bubun dari luar kamar.
"Ochaaa lo kok jadi gini sih, ayo dong buka pintunyaa, jangan bikin gue sama Bubun khawatir gini, jawab Cha." Diandra juga tidak henti- hentinya membujukku.
"Hikss hikss kak Shanee." Lirihku dengan air mata yang masih mengalir di pipi.
"Ocha Sayang jangan diem aja dong, jawab Bubun, buka pintunya yaa." Teriak Bubun lagi.
"Hikss hiksss hiksss."
***
Hari sudah mulai malam mungkin Diandra dan Bubun sudah tidur, aku tetap dalam posisiku, aku masih tidak bisa percaya dengan semua yang terjadi hari ini.
BRAKKKKKKKKK
"AAAAAAAAAAAA." Suara dobrakan itu membuatku sangat kaget.
Tiba- tiba pintu terbuka dan menampakkan sosok yang tak ingin ku temui lagi. Kak Shane berada di dalam kamarku sekarang. Wajahnya terlihat sangat kacau dengan rambut yang berantakan. Dia menatapku, dengan tatapan tajamnya dia berjalan ke arahku. Tanpa berkata apapun dia menarik tanganku begitu saja. Kak Shane begitu kuat hingga aku tak bisa melawannya.
"Kak Shane, kamu mau bawa aku kemana, kak.." Kali ini ketakutanku muncul, baru kali ini aku melihat kak Shane seperti ini.
Dia masih diam saja dan menarikku keluar kamar. Aku berusaha menahan diriku tapi tetap saja dia menyeretku. Bahkan dengan cepat dia membawaku menuruni tangga, kakiku tidak beralaskan apapun.
"Kak Shane, lepasin kak.."
"Shane, anak tante mau kamu apain, Shaneeee." Teriak Bubun seraya mengikutiku yang masih saja di tarik Shane keluar rumah.
"Bubunnn tolong Ocha bun hikss hiksss." Tangisku pecah, kak Shane terlihat begitu menyeramkan.
"Shanee, nak Shane, lepasin anak tante." Bubun masih di belakang menahan tanganku yang satu.
"Kak Shanee lepasin hikss hikss." Dia hanya diam dan terus saja berusaha menarikku dengan kuat.
"Yaampun Ochaaa, kak Shanee stop kak, Ocha mau di bawa kemanaa." Diandra muncul dan kaget melihatku yang di tarik paksa kak Shane.
"Shane sadar nak.." Bubun masih berusaha menahanku di bantu dengan Diandra tapi nihil. Kak Shane sudah membawaku masuk ke dalam mobilnya.
Tanpa aba- aba kak Shane langsung melajukan mobilnya. Nafasku naik turun, ku sandarkan kepalaku. Ku atur nafasku, ku hapus juga air mataku.
Kak Shane semakin cepat melajukan mobilnya, sepertinya ini sudah di luar batas. Aku berpegangan pada kursi mobil, aku sungguh takut.
"Kak...kak Shanee, jangan ngebut kak." Kak Shane mengabaikan perkataanku dan terus saja memacu mobilnya dengan kecepata tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PACAR RAHASIA : Bukan Lagi
RomanceSequel of Pacar Rahasia. Boleh loh kalo mau follow dulu :) Cerita untuk remaja 17 tahun ke atas cover by @d345ty