Extra Part 3 bagian 2

9.3K 504 159
                                    

KELUAR

Kata itu terus ternging ditelingaku, aku tidak menyangka kak Shane tega membentakku seperti tadi.

"Hikss hikss" air mataku masih saja turun. Rasanya sakit sekali dibentaknya seperti tadi.

Untung saja dedek kuki sudah diam tidak menangis lagi, kini dia sudah tertidur kembali. Aku menidurkannya di samping Airin.

"Hikss sayang" aku duduk sambil mengelus kening dedek kuki perlahan.

Ceklek

Ku dengar seseorang membuka pintu kamar Airin, dan ternyata itu adalah Mama Gina. Mama Gina mendekat dan duduk di depanku.

"Ocha?" panggil Mama Gina, aku menundukkan wajahku.

"Sini" Mama Gina merengkuh tubuhku, Mama membawaku ke dalam pelukannya. Tangisku pun kembali pecah.

"Hikss hikss"

"Tadi..mama denger Shane bentak kamu, kamu yang sabar ya" Mama mengelus punggungku pelan berusaha menenangkanku.

"Hikss hikss Ocha salah Ma"

"Enggak, kamu gak salah, Shane mungkin lagi capek aja Cha"

"Hikss Mama" tangisku semakin kencang

"Ocha, kok tambah kenceng, maafin Shane ya, nanti biar Mama yang bilang ke Shane ya"

"Gakusah Ma hikss"

"Yaudah" Mama melepaskan pelukannya lalu meraih tanganku dan menggenggam tanganku.

"Dengerin mama, kamu harus kuat ya, kamu tahu kan, Shane itu mirip banget sama papanya, kalau udah masalah kerjaan dia lupa sama yang lain. Jadi kamu harus sabar ya"

"Iya Ma hikss"

"Udah dong, dedeknya aja udah gak nangis, masa mamanya masih nangis hehe"

Aku tersenyum mendengarnya.

"Makasih ya Ma"

"Iya, pokoknya kalo Shane udah keterlaluan jangan sungkan- sungkan untuk cerita ke Mama"

***

Sudah tiga hari ini kak Shane mendiamkanku. Kejadian yang dulu terulang lagi, aku tidak tahan jika harus seperti ini. Apalagi dua malam ini kak Shane tidur di luar kamar, dia lebih memilih tidur di sofa ruang keluarga.

Aku harus membicarakan ini semua, kini aku sedang menunggunya pulang dari kantor.

"Kak Shane" panggilku saat kak Shane memasuki kamar, namun dia mangabaikanku. Dia langsung menuju kamar mandi.

Lama aku menunggu, akhirnya kak Shane keluar juga dari kamar mandi.

"Kak Shane" aku mendekatinya, tapi lagi- lagi dia menghindar lalu beralih kearah ranjang mengambil bantal dan selimutnya.

"Kak Shane, tunggu sebentar kak" Aku menarik lengan kak Shane yang akan berjalan keluar kamar.

"Kak Shane, aku harus ngapain biar kak Shane maafin aku? Aku bingung kak, kalo kak Shane diem aja kayak gini, hati Ocha sakit"

"Lepasin"

"Aku gak habis pikir sama kak Shane, aku gak nyangka kak Shane bakal ngelakuin ini ke Ocha"

"Udah ngomongnya?"

"Astaga kak" aku sangat geram sekali dengan kak Shane. Dengan sekuat tenagaku, aku menarik kak Shane menjauh dari pintu. Aku melepaskan kak Shane lalu mengambil dedek kuki.

Aku melihat kak Shane kembali mencoba berjalan kearah pintu. Aku segera menahan tangannya lagi.

"Tunggu kak, biar aku yang keluar dari kamar ini, Ocha bisa tidur di kamar Airin, kak Shane tidur aja di kamar, udah dua malem kan kak Shane tidur di luar, aku gak mau kak Shane sakit" ujarku dengan cepat.

PACAR RAHASIA : Bukan LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang