Hari ini kantin terlihat sepi. Bukan karena apa, karena memang banyak siswa yang pilih untuk kerubungi lapangan dibanding duduk sambil menikmati makanan disini. Tapi mari kita kecualikan Jimin dan Jungkook, sebab dua J ini sedang santap asupan gizi masing-masing dengan lahap.
"Jim, kok sepi banget perasaan? Daritadi gak rame-rame," ujar Jungkook sambil curi sepotong tahu dari piring teman di depannya ini.
"Sial, dimaling. Lagi pada di lapangan tuh ngumpul. Agit lagi pada tanding basket," jawab Jimin sembari buka sekaleng cola miliknya.
Jungkook tersentak kecil. "Agit? Beneran?" tanyanya sekali lagi.
Jimin anggukkan kepalanya mantap, "Iya. Kebetulan Kak Taehyung ikut main, makanya ramenya gak ketolong. Lo kok gak kesitu? Bukannya kalian lagi deket ya?"
"Hah? Kok tau—maksudku dekat apanya?" elak Jungkook.
Jimin hentikan kegiatannya dan beralih pandang Jungkook dengan sedikit malas. "Jelekku, pulang sekolah bareng berapa hari ini disangka gak ada yang lihat apa?"
Jelasan barusan buat Jungkook tersedak. Buru-buru ia ambil susu karamel favoritnya.
"Jadi lo nyangka gaada yang lihat gitu? Jung, gue 'kan udah pernah bilang. Kak Taehyungmu itu banyak yang gemar. Hati-hati, ah," kata Jimin yang hasilkan anggukan patuh dari temannya.
Tak lama setelah percakapan itu, kantin mulai ramai. Pertandingan sudah selesai ternyata.
"Eh, gila, Kak Taehyung lucky banget woi diperhatiin terus sama Kak Jennie padahal udah mantanan. Mending sama Kak Jennie ya gak? Daripada ngegay sama anak kelas sepuluh siapa itu,"
"Bego orangnya disamping lo,"
Barusan, bukan Jungkook atau Jimin yang berucap. Tapi siswa lain yang tampaknya memang baru saja saksikan pertandingan tadi. Tampang Jungkook berubah muram dan parunya terasa sesak. Entahlah, omongan barusan seperti mengikis udara sekitarnya.
"Jung? Lo gak mau cerita ke gue?" tanya Jimin yang sadar akan raut Jungkook yang berubah.
"Aku juga gak paham, Jim. Makanya tentang ini aku gak ada cerita ke kamu kemarin-kemarin. Kayak, awal tau ya yang aku tanya kamu tentang Kakak itu. Habis itu aku kena hukum, tau 'kan? Terus dia bantu aku, ajak aku pulang bareng dan kebetulan Kak Yoon juga kenal dia. Jadi ya dikasih izin. Terus semalam, dia antar aku balik hujan-hujanan. Sampe di rumah dia kayak confess?? He likes me." jelas Jungkook.
"Lo gak tanya kenapa? Soalnya yang orang-orang tau, Kak Taehyung hetero, Jung. Makanya pas dia akhir-akhir ini deket di lo bikin orang-orang pada heran, malah banyak yang nyinyirin lo. Barusan lo lihat sendiri,"
"A-aku harus gimana? Aku udah tanya. Tapi, dia yakinin aku, Jim."
"Gue agak ngerasa aneh gitu, lo juga gak sih? Bukan gue gak happy for you tapi ya aneh aja tiba-tiba dekat dalam kurun beberapa hari doang? Tapi di lain sisi gak tutup kemungkinan juga—"
"Karena kamu had a crush on Kak Yoon dalam kurun sehari, 'kan? Dan nyatanya kamu kejar Kak Yoon sampe sekarang meski jarang direspon hahahaha," tawa Jungkook pecah pada akhir kalimat.
Jimin tarik hidung bangir temannya sedikit kencang. "Mulut lo sialan banget, Jung. Kok Kak Taehyung bisa demen modelan lo sih?" katanya.
"Jim! Ih, Jim! Sakit tau, lepasin gak?!" ringis Jungkook sebab rasakan sakit pada hidungnya.
Jimin tetap tak mau lepaskan dan buat Jungkook gelitik perut temannya ini. Keduanya tertawa lepas. Hanya saja tak ada yang tahu bahwa salah satu dari mereka menyimpan beribu tanya dan luka di dalamnya.
//
Hari sudah gelap. Jarum jam tunjuk angka sepuluh dan jarum satunya ke angka tiga. Jam sepuluh lewat lima belas malam, tapi Jungkook masih terjaga. Pikirannya berkelana kemana-mana sampai Kakaknya masuki kamar tanpa ketukan pintu.
"Hoi, Dek, mikirin apa kok gak tidur-tidur? Kakak pinjem airpods dong, punya Kakak lupa dicharge," kata Yoongi sambil ambil airpods adiknya yang terletak di atas meja belajar.
Jungkook hanya balas dengan gumamannya. Yoongi heran, jarang sekali Jungkook menjawab seperti ini kecuali saat ia sedang tidak dalam moodnya. Maka Yoongi putuskan untuk bertanya. "Hoi? Kenapa?"
Jungkook terkaget kala punggungnya ditepuk pelan oleh Sang Kakak. Gelengan kepala Yoongi dapatkan. "Enggak. Gak ada apa-apa, Kak," elaknya.
Tapi bagaimana pun, Yoongi ini Kakaknya dan tak mungkin tak tahu sifat Adiknya sendiri. "Gausah bohong, kenapa kamu?"
Jungkook tetap bersikukuh mengelak. "Enggak ih, gak ada apa-apa, Kak. Aku lagi mikirin tugas aja,"
Yoongi kembali bertanya. "Gausah bohong Kakak bilang. Kamu kenapa? Kakak lapor Ayah sama Papa nih?"
Kali ini Jungkook menyerah. Ia dudukkan diri di kasurnya dan pandang Yoongi ragu-ragu. "Kak Yoon gak marah sama Jung 'kan?"
Yoongi lempar tampang bingungnya yang seolah bertanya "Harus marah atas apa?"
"Jungkookie likes Kak Taehyung, Kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
SENIOR KIM : tk DISCONTINUE
Fanfictionhere, catch my heart then. VERY SLOW UPDATE. REVISI, ©2020 clickformochi casts ©bts bahasa lokal!