"Lesyaaaaaa.. Lesyaaaa... Lesyaaa..." begitulah panggilan Azahra Pratama, sahabat Alesya Anggita Bramastasya dari mereka masih oaoa.
"Ih Lesya kok gak nyaut sih, ah jangan-jangan dia masih ngorok lagi"
"Eh Zahra udah lama nak? Itu bangunin aja Lesya nya langsung ya! Daritadi tante bangunin susah nya minta ampun. Siapa tahu denger suara kamu yang merdu dia sadar dari tidur kebo nya" Suara Lea -mamah Lesya- di iringa canda ketika mendengar suara cempreng khas seorang Azahra.
"Ih tante bisa aja deh ngehina nya, aku tau kok suara aku kayak burung beo, cempreng-cempreng banyak yang rindu hahaaha" balasnya di iringi kekehan dua manusia itu.
Mereka memang akrab malahan seperti anak dan ibu yang sedang bercanda. Bagaimana tidak? Ibu Lesya dan ibu zahra merupakan sahabat baik. Jadi ya... seperti itulah~ mereka. Jangan lupa mereka juga tetangga yang hanya dipisahkan 5 rumah saja.
"Ya udah ah tan, aku masuk dulu ya mau ngebangunin kebo dari masa hibernasinya" Ia pun berlalu, setelah dapat izin dari mamahnya seorang kebo cantik bernama Alesya.
Dia menaiki tangga perlahan namun pasti, bukan apa-apa ia hanya tak mau jatuh. Kan gak lucu dihari pertama masuk semester 2 eh malah nyangsang di rumah sakit dengan alasan jatuh dari tangga, aduh hancur sudah semua harapan nya. Setelah sampai di depan pintu kamar Lesya ia mengetuk beramah tamah sedikit, walau ia tahu si kebo cantik belum bangun. Siapa tahu dengan mendengar ketukan seorang sahabat ikatan batinnya tersentuh. Dia memanggil takada yang menyaut juga. Akhirnya ia menyerah, ia masuk begitu saja.
Pemandangan pertama yang Zahra liat adalah~ berantakan. Dengan seorang putri tidur di atas ranjang yang entah bagaimana lagi bentuknya, kaki di atas kepala ranjang, tangan menggantung kebawah lantai, tak lupa rambut yang kayak gembel acak-acakan.
"Woy syaaaaa bangunnn woyyy saurrrrrrr.. saurrrr.. salalaurr wahay keboooo" teriaknya tepat ditelinga Lesya.
Plak
"Awwww syakit syaa.. lo jahat bener deh. Gak lagi tidur gak lagi bangun kerjaan lo ngegeplak gue mulu, gak bosen lo?" Gerutu nya sambil mengusap pipi yang tak sengaja ditampar oleh Lesya.
"Aahh diem lo, gue masih ngantuk" suara purau terdengar merdu ketika memasuki gendang telinga zahra. 'Ampun si Lesya baru bangun tidur aja suara nya merdu banget dah' ucap zahra dalam hati.
Lesya itu selain berwajah cantik juga memiliki suara merdu yang begitu lembut. Siapa pun yang mendengar suara indahnya dijamin klepek-klepek. Dia juga pintar dalam semua pelajaran, kecuali olahraga sih. Kurang lengkap gimana lagi coba?
"Syaa ih ayoo udah jam set 6 nih!" Kata zahra kesal sambil mengguncangkan tubuh Lesya dengan kencang.
Perlahan mata Lesya terbuka. Mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam bola mata indahnya. Ia berteriak kaget "Demi apa lo? Astaga naga gue lupa hari ini kan pertama gue masuk libur semester satu. Ya ampun.. ya ampun.. gimanaa ini? Malu dong kalau gue telat" katanya panik-panik gak jelas banget sumpah.
Plak
"Aduh.. apaan sih lo?"
"Mandi sono! Bukanya teriak-teriak gak jelas. Udah tau telat eh ini malah ngedangdut dulu"
"Iaa.. iaaa.. gue kan gitu orangnya teteh" cengesan manja Lesya tampilkan.
"Udah sana ih mandi! Liat tuh jam berapa? Lo mah suka mendramatrisir keadaan banget sih, lebay. Kirain gue kebiasaan lo udah hilang terkikis saat liburan eh nyatanya makin nambah gi-" ucapannya terpotong karena orang yang menjadi sasaran ocehan cempreng sang zahra berteriak dari dalam kamar mandi.
"Dadah zahraku udah ya jangan ngomel terus gue pusing tau. Bawel lo gak hilang. Gue kira udah hilang terkikis saat lo liburan sementer, bye bye gue mandi dulu"
"Eh sialan yah udah ngepotong omongan orang, sekarang malah plagiat" kepala Lesya menyembul dari pintu kamar mandi. Ia menatap Zahra penuh harap. Zahra yang ditatap bingung. 'Apa gue salah bicara ya? Dia tersinggung? Ah masa deh orang kayak Lesya baperan kan gak mungkin' batinnya merasa aneh.
"Udah dong Zahra cantik ngomelnya nanti aja ya! Gue mau nyanyi di kamar mandi jadi gak fokus loh gara-gara ocehan lo. Mending.... lo beresen kamar gue yah, kan lebih bermanfaat tuh" Jurus pupy eyes Lesysa yang membuat semua orang iba pun ia keluarkan.
"Ah dasar lo, ada maunya aja tuh mata berkaca-kaca. Soo karena gue baik, gue beresin kok. Kan biasanya juga gue yang beresin kamar lo yang super berantakan ini." Memang setiap Zahra pagi-pagi main ke rumah Lesya selalu disuguhkan dengan keadaan kamar bak kapal pecah. Zahra itu orangnya sangat menjungjung kebersihan, jadi ia suka gatel kalau liat yang gak bersih atau acak adut gitu.
"Yang ikhlas ya Zahraku, biar diterima pahalanya" Teriak Lesya disela-sela ia menyanyikan lagu jaran goyang.
***************
"Yuk!"
"Udah dandannya?" Sindir Zahra.
"Apaansih lo, gak ada waktu buat dandan tau. Gue sisir rambut aja asal"
"Yayaya terserah lo aja deh. Lo yang bawa motor gue gak mau tau!"
"Siap bu Zahra yang cantik jelita. Namun sayang suaranya kayak speaker rusak" Lesya memutar bola matanya malas.
Mereka ini anak orang kaya. Punya mobil dan motor pribadi. Tapi mereka lebih suka ke sekolah boncengan pake motor, katanya biar gak ribet. Kegiatan itu didukung dengan rumah mereka tetanggaan, sekolah sama, satu kelas, dan tak lupa satu bangku, mungkin mereka jodoh yah? Dari TK sampai SMA sebangku mulu perasaan.
"You are ready?"
"Ready"
"Pegangan yes!"
"Gak ah"
"Jangan bantah!"
"Emang kenapa?"
"Cepet!"
"Gak mau titik. Nanti gue dikira lesbi lagi"
Bremmm
"Gila lo ya gimana kalau gue jatuh hah?" Zahra berteriak tepat ditelinga lesya. Yah melawan angin yang ada.
"Gue udah bilang pegangan kok daritadi. Lo nya aja yang gak mau nurut. Gue kan nyuruh selalu ada alasanya" tak kalah berteriak.
"Iya maaf. Makanya nyuruh tuh yang jelas jangan babibu" gerutu Zahra pelan, sepertinya tidak di dengar oleh Lesya, karena tak ada sahuta setelah itu. Hanya ada suara angin dan decitan ban yang terkena gesekan aspal.
Hening.
*************
Tunggu terus kisah selanjutnya. Jangan lupa vote and coment bila ada saran atau kritikan.
Ttd.
SelanovaNurdina
29 Juni 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Singkat
Teen Fiction'Pertama, buat gue lupain Varo dan jatuh cinta sama lo, bagaimana pun caranya. Kedua, Gue kasih semua lelaki kesempatan buat jadi pacar gue. Jadi kalian jangan marah apalagi berantem saat gue duain atau bahkan sepuluhin. Ketiga, ketika hati gue mula...