Rasa yang terasa selalu rapih tersimpan di ujung asa.
-Varo-************
Kala matahari di puncuk kepala. Mega menghilang. Angin pun tak berhembus. Mereka seakan bekerja sama dengan kelas X 3 IPA untuk membuat pusing seseorang yang menyendiri di pojok bangku belakang.
Orang itu menutup mulutnya yang menguap. Tanganya bergerak kesamping menutup telinga dari kebisingan siang bolong yang haqiqi rungsingnya.
"Roo... Varoo." Ya laki-laki itu adalah Varo. Sang sahabat yang diketahui bernama Ardiansyah Gautama. Dipanggil Ardi. Coba membangunkan ia dari kegalauan dan kegelisahan yang sepertinya tiada henti.
"Hmm.."
"Napa sih lo? Kayaknya galau betdah." Suara tengil yang berada di depan bangku mereka menimpali. Kalau kalian pengingat yang baik pasti kalian tau siapa itu. Jepri. Ya Jepri yang teriak-teriak gak jelas saat Lesya dihukum pagi tadi.
"Iya roo.. kenapa sih lo?" Satya yang sedari tadi fokus kepada komiknya pun bergabung. Karena bila dilanjutkan baca komik ia tak akan fokus. Apalagi ketika para jangkrik mulai bersuara.
"Emang gue kenapa?"
"Ahaaaa... gue tau!" Telunjuk Jepri diangkat setinggi lurusnya tangan. Matanya mengerling menatap telunjuknya itu. Kepalanya pun sedikit menengadah. Dibayangannya terdapat sebuah lampu pijar yang menyala terang benderang. Layaknya orang mendapat sebuah ide brilian.
"Tau apa lo?" Satya memberi tatapan jijik terhadap sahabatnya Jepri. Varo juga merinding melihat ekspresi wajah Jepri yangg... oh sangat sulit dijabarkan oleh kata apalagi kata indah, pokoknya hanya ada satu kalimat umum yang dapat ia keluarkan dari otaknya yang memiliki seribu satu serapahan tak mengenakan untuk Jepri yang berekpresi jijik.
"Jangan so imut tuh muka! Jijik gue lihatnya."
Jepri hanya bisa cengengesan mendengar kata-kata sahabatnya yang kerap kali membully tanpa ada maksud menyakiti, karena dia tahu mereka hanya ingin melukai penuh makna bukan menyakiti tanpa arti. Kurasa itu makin jleb oyaampun.
"Tadi kita ngomongin apa?" Tangan Jepri menelungkup pipinya sendiri. Matanya ia tujukan kepada Satya sebagai jawaban pertanyaan dengan pertanyaan. Bukan pernyataan. Karena dia berpikir kok bisa sih ia bersahabat sama orang yang bodoh banget. Udah tau mereka itu lagi bertanya-tanya tentang Varo yang lagi gegana, eh ini malah nanya tau apa Jepri? Omg. Matikan lah mereka para sahabat cucurut yang gak berguna.
"Eum nanyain si Varo itu kenapa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Singkat
Teen Fiction'Pertama, buat gue lupain Varo dan jatuh cinta sama lo, bagaimana pun caranya. Kedua, Gue kasih semua lelaki kesempatan buat jadi pacar gue. Jadi kalian jangan marah apalagi berantem saat gue duain atau bahkan sepuluhin. Ketiga, ketika hati gue mula...