2

82 54 58
                                    

7 menit waktu yang mereka tempuh untuk sampai di SMATA. SMA CIPTA NUSA. Jarak yang terbilang dekat, bahkan sangat dekat. Perumahan Permata memang perumahan terdekat ke sekolah SMATA.

Perumahan Permata, perumahan mewah yang letaknya begitu strategis. Di sebelah utara terdapat sekolah swasta elite yang mengutamakan kwalitas, bukan hanya kuantitas. 'Lebih baik sedikit murid namun berprestasi, daripada banyak murid tapi hanya jadi sampah masyarakat' prinsip itu SMATA terapkan dari awal perintisan sekolah, sekitar 25 tahun yang lalu. Maka dari itu tak sembarang murid yang bisa masuk kesekolah bergengsi yang katanya sekolah 'terfavorit se-kota kembang a.k.a bandung tea'.

Di sebelah baratnya ada mall yang sangat memudahkan mereka bila ingin shopping, jalan kaki juga bisa sebenarnya, apalagi sore-sore sambil menikmati senja.

Di sebelah selatan ada perumahan Graha Budi yang tak kalah mewah, tapi tetap mewahan Permata sih. 'Ya iyalah kan permata itu perhiasan termahal' ucap temen author, haha.

Di sebelah timur ada matahari ketika pagi menjelang dan pom bensin yang suangaattt luas.

Bagaimana kalian tertarik untuk tinggal di perumahan permata? Bila tertarik bisa hubungi no di bawah ini! nahlo yang mana? Soalnya hanya bisa dilihat sama orang buta saja jadi orang yang bisa melihat tidak akan melihat.

     ************************

Sayang seribu sayang gerbang SMATA telah tertutup rapat bagi mereka yang telat.

"Syaa gara-gara lo nih kita jadi telat."

"Apaan lo gue mulu yang disalahin. Lo juga kali yang nyerecos mulu. Mana gak ada rem-an lagi."

"Yaa gak usah dibales dong! Lo mandi aja langsung kan beres."

"Yaa.. kan gue suka gatel pengen bales juga omongan lo yang kayak bebek doer itu lho."

"Gatel tuh digaruk bukan dibales, dasar aneh."

"Udah ah udah! Kalau mau protes sana dateng ke kantor pemerintahan, siapa tahu direspon sama wakil rakyat."

Percakapan mereka terhenti, ketika mendengar suara bariton. "Hey kalian udah telat malah adu debat. Bukanya langsung masuk!" Oh ternyata suara baritonnya sang bapak BK yang terkenal kayak singa.

"Gimana mau masuk pak. Gerbangnya aja ditutup." Zahra menjawab begitu enteng. Padahal di depan nya ada guru terkiller se-SMATA, oh ya ampun anak ini tengilnya gak pandang bulu.

"SURUH SIAPA KAMU TELAT HAH?" Jurus singanya mulai terdengar. Meraung.

"Bapak maaf saya telat, tadi itu saya bangunnya kesiangan. Saya lupa pak kirain masih hari libur. Eh ternyata udah mau masuk ya. Untung ada Zahra yang ngebangunin saya. Jadi jelas dong pak disini saya yang salah. Zahra biarin masuk aja ya pak." Lesya menatap muka pak Irwan penuh harap.

Zahra melongo, matanya terbelalak, mulutnya terbuka begitu lebar. Dijamin tangan pak Irwan pun masuk tuh kedalam mulut Zahra yang bak kuda nil heuay.

Ohh.. Zahra terharu atas apa yang Lesya ucapkan. Ini nih yang bikin Zahra betah banget sahabatan sama Lesya. Udah cantik, pinter, baik, suaranya merdu, suka menabung, setia kawannya pun tak tertandingi.

Tapi yaa.. namanya juga manusia pasti punya kekurangan, kekurangan Lesya itu otaknya geser kalau bukan tentang pelajaran dan tak lupa dan tak akan pernah lupa dia itu playgirls kelas kakap, beuh.

"KAMU JANGAN BELA TEMAN KAMU! MAU ALASAN APAPUN SAYA GAK TERIMA! KARENA KALIAN UDAH JELAS-JELAS TELAT! JADI SAYA AKAN HUKUM KALIAN!"

"Ya udah deh pak pasrah ajalah saya mah" Ucap Zahra sedih yang dibuat-buat.

"Hukumannya apa pak?"

"LARI KELILING LAPANG SEP-"

"Pak maaf saya telat." Ucap seorang lelaki. Sepertinya dia sangat terburu-buru ke sekolah, bisa dilihat dari pakainnya keluar, tali sepatunya lepas, rambut hitamnya acak-acakan, keringat bercucuran, dan nafasnya mgos-ngosan kayak orang abis lari marathon aja.

"UDAH TELAT, ACAK-ACAKAN LAGI"

"Maaf pak saya buru-buru kesini. Motor saya mogok"

"ALASAN DITOLAK! KALIAN BERDUA.. (tunjuknya ke arah Lesya dan Zahra) LARI SEPULUK KELILING! SEKARANG, DAN KAMU LARI 20 KELILING."

"Kenapa saya lebih banyak pak?"

"SATU KARENA KAMU LEBIH TELAT DARI MEREKA, DUA BAJU KAMU ACAK-ACAKAN GAK JELAS."

"CEPAT KERJAKAN TUGAS SAYA SEKARANG! KENAPA KALIAN DIAM SAJA HAH?" Bentak pak Irwan lebih keras daripada yang tadi.

"Bapak lupa ya daritadi kan pintunya masih ditutup." Zahra menatap polos pak Irwan.

Memang daritadi pak Irwan mencak-mencak gak jelas itu dari dalam gerbang, sedangkan mereka hanya mendengarkan dari luar gerbang. Jadi kesannya itu kayak narapidana lagi ngamuk gitu.

"Bilang dong daritadi, bukan malah melongo aja." Suara pak Irwan mengecil.

Dasar guru aneh daritadi ia mau bilang cuma kapan coba dikasih kesempatan? Wong dia nya ngomong mulu, udah mah ngebentak gak ada titik koma nya pula.

Pak Irwan berjalan lebih dekat ke gerbang, lebih tepatnya ke letak gembok terpasang. Ia membukanya dengan cepat.
"Cepet kerjain tugas dari bapak!"

"Siap pak" ucap zahra dan lelaki itu berbarengan.

Zahra menatap Lesya yang sedari tadi memperhatikan lelaki itu tanpa berkedip. Emang siapa lelaki itu? Pandangannya ia alihkan ke sosok lelaki yang dipandangi Lesya daritadi.

Wahhh dirinya baru ngeuh sekarang, pantas saja Lesya begitu rupanya dia Alvaro Putra Adijaya. Sang pujaan hati Lesya sejak msih bocah kelas 1 SMP.

"Nafas woy!" Zahra menyenggol pelan bahu Lesya. Lesya pun sadar dari alam khayalannya.

"Kalau gak napas Echa mati dong Zahra!" Ucap Lesya dibuat kesan manja yang dibuat-buat.

Zahra sudah menebak akan seperti ini jika seorang playgirl bertemu dengan cinta sejatinya.

Lesya pasti mengubah kata gue jadi 'Echa' (nama panggilan special dari Varo untuknya, waktu mereka dekat, dulu. Dekat doang sih enggak jadian, keburu Varo nya PHP sih), muka yang tadinya menyeremin jadi di imut-imutin, pokoknya kalau ketemu Varo segalanya berubah ke arah yang lebih menjijikan sumpah, kayak anak kecil bertampang polos tampa dosa.

"Yaudah ayo! Kita kan disuruh lari sama pak Irwan." Tangannya menarik tas Lesya yang sedari tadi diam saja. Lalu ia seret ke dalam.

"Yaudah Varo Echa duluan ya sama Zahra. Bye" langkahnya tertatih-tatih. Yah kalian sudah tau yang digeret Zahra kan tas Lesya bukan tanganya, ia pasti kesusahan jalan dong pastinya, bayangkan ia jalan ngadep belakang eh udah gitu diseret pula.

Varo diam.

Ketika kedua wanita itu menghilang ia mengulas senyum kecil.

"HEY KAMU! KENAPA MASIH DISANA? CEPAT LARI KELAPANGAN! HUKUMAN KAMU BAPAK TAMBAHIN JADI 25."

Damn it!
     
       ***********************

Jangan lupa vote and coment kalau ada saran atau kritikan! Insyallah saya cerita kedepan nya lebih menarik lagi.

Ttd.

SelanovaNurdina
6 Juli 2018

SingkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang