Tragedi Keluarga

51 5 0
                                    

Priiiiiiiiiiiitttttt......

Terdengar sebuah suara yang hanya dapat didengar oleh Heru dan para anjing homeless saja.

"Siap bu boss mamak! Heru siap melayani," kata Heru dengan penuh semangat yang membara.

"Heru! Bukannya mamak sudah memperingatkan kamu untuk tidak datang kemari sebelum selesai mandi?" Mamak marah besar.

"Loh, bukannya mamak mangil Heru ya? Pakai peluit yang biasanya mamak pakek.." jawab Heru polos tanpa rasa bersalah.

Padahal kenyataan memberitahu bahwa Heru hanya berlari kearah mamak tanpa memakai pakaian yang pantas.

Ia hanya menggunakan showercap dan handuk yang melorot-melorot.

"Bukan, anakku yang aneh. Kamu tahu apa? Mamak ini bukan manggil kamu. Mamak ini lagi manggil papak kamu, bodoh!" Mamak meledek anaknya yang sedang bingung.

Preketek- Preketek- Preketek - Duar!

Tiba-tiba saja terdengar suara bom yang meledak dari arah yang tidak jauh dari mamak dan Heru.

"Her-Her-Her-Heru! Kesamber bledek! Astaga Heru kesambet bledek! Naga-naga!!" Mulai deh mamak latah. Bawa-bawa nama Heru sukaanya.

"Apa sih istriku, sayangku, cintaku, manisku, belahan jiwaku, hatiku, baby, honey, sweety-ku yang unyu-unyu. Kamu nggak tau!? Bom itu berasal dari middle ass-ku, bebz!" Ucap papak yang bernama Helli.

"Tidak-kah kalian mencium aroma kentutku yang sedap ini?" Papak muncul dengan pembukaan yang jelek.

Mamak menyadari bahwa sebenarnya papak tidak mengenakan pakaian.

Ia muncul dengan kondisi sama seperti Heru, hanya menggunakan showercap tetapi tidak menggunakan handuk, hanya celana dalam.

Heru kembali memecahkan suasana dengan pertanyaan yang sebenarnya masuk akal, tetapi dianggap aneh oleh papak Helli karena jawaban mamak.

Heru bertanya, "Mamak, emangnya apa alasan mamak memanggil papak dengan pluit anjing?"

Tidak manusiawi sekali. Mamak-pun biasanya memanggilku dengan pluit itu..
Pikir Heru

Disaat papak tertawa aneh hingga mengeluarkan cairan saliva (iler), mamak menjawab pertanyaan Heru dengan sangat serius.

"Heru.. Kamu masih belum sadar juga rupanya. Alasan mamak manggil papak pakai pluit itu soalnya nama papak kayak lagu ini,"

Heli... 
Guk-guk-guk
Kemari..
Guk-guk-guk
Ayo lari ke mamak!

Heru yang mendengar mamak-nya menjawab-pun tertawa.

Ia berkata, "oh iya.. aku baru sadar"

"Tapi kenapa di akhir lagunya mamak ganti lirik lagunya?" Heru kembali bertanya.

Sebelum mendapatkan jawaban, Heru kembali berjalan kearah kamar mandi karena mendapatkan usiran dari mamak.

Papak ter-bengong sedari tadi karena jawaban mama.

"Lho, kamu memanggilku seperti itu karena namaku seperti anjing di lagu anak kecil? Bukannya kamu sudah tau bahwa aku memiliki kemampuan pendengaran anjing?" Ucap papak dengan nada sedikit kecewa.

Mamak tercengang dengan matanya melotot seakan hampir copot.

"LOH? Papak!?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Siening Van HeruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang