Di kantin, Charlie tengah menyantap hidangan yang sangat menggugah selera, dimana Alice malah tidak menyentuh hidangan di depan matanya sama sekali.
"Aku heran sama kamu Lis, kok kamu tidak ingin aku memberitahukan namanya? Kalau tertarik, seharusnya kamu malah ingin mengetahuinya lebih cepat, bukan begitu?" tanya Charlie dengan wajah bingung.
Tak mengindahkan sedikitpun pertanyaan Charlie, Alice tetap mengaduk-aduk makanan itu dengan dagu yang bertumpu pada tangan kirinya.
"Hei!" teriak Charlie yang menyadarkan lamunan Alice.
"Apa Charlie?!" gerutu Alice yang tampak kesal khayalannya buyar begitu saja.
Melihat temannya melamun seperti orang tidak waras, Charlie hanya menggelengkan kepalanya.
"Kurasa kamu sudah gila! Sedari tadi senyum sendiri, sedangkan makanan yang dipesan tidak di sentuh sama sekali... huh!" Charlie pun ikut menggerutu melihat sikap Alice yang tidak jelas.
Bukannya menghargai niat baik teman barunya itu, Alice malah tertawa tidak jelas.
"Kamu sudah tidak ada harapan sembuh..." ucap Charlie asal.
Semakin tertawalah Alice mendengar Charlie mengatakan hal tersebut.
"Kuberitahu padamu ya! Kalau kamu menyukainya, kurasa sulit untuk mendapatkannya! Karena ia suda-" ucapan Charlie di potong oleh Alice yang menutup bibir Charlie dengan jari telunjuknya.
"Untuk saat ini misiku hanya satu! Yaitu mengetahui namanya!" ujar Alice dengan senyum sumringah.
Tidak tahu bagaimana lagi menjelaskan pada Alice, lagi-lagi Charlie hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Tak berselang lama, dua orang pria yang terlihat sangat muda datang menghampiri mereka. Salah satunya menyapa Charlie dengan akrab.
"Halo Charlie! Eits?! Ada gadis cantik lainnya?" sapa pria muda itu.
Charlie kemudian menjepit bibir pria muda yang menyapanya itu dengan kedua jarinya.
"Hei! Sudah berapa kali kukatakan, kamu ini harus lebih sopan pada orang yang lebih tua darimu! Nanti kuadukan pada ayahmu ya!" ancam Charlie dengan wajah penuh kekesalan.
Pria muda itu mengangkat tangannya tanda menyerah dan tertawa kecil, sedangkan salah seorang teman yang datang bersamanya hanya diam mengamati pertengkaran kecil mereka.
"Baiklah... kakak kelas Charlie yang cantik, siapakah gerangan yang tengah bersamamu? Sudah cukup sopan bukan?" ledek pria muda itu lagi.
Charlie melepaskan napas singkat dan melirik tajam ke arahnya.
"Ini Alice, teman baruku. Ia berada di kelas yang sama denganku. Dan Alice, anak yang baru saja bertindak seenaknya ini bernama Leo dan satunya lagi adalah Karry, temannya Leo." Charlie memperkenalkan Alice pada kedua pria muda itu.
Alice tersenyum dan melihat keduanya. Sedangkan Leo memperhatikan Alice dengan antusias.
"Hai Leo! Hai Karry!" sapa Alice dengan lembut namun ceria.
Tepat setelah Alice menyapanya, Leo merentangkan tangan kanannya.
"Hai kak Alice! Senang berkenalan denganmu!" sahut Leo sambil menunggu rentangan tangannya itu disambut oleh Alice.
Dengan senang hati, Alice menyambut rentangan tangan Leo dan merekapun bersalaman, tanda perkenalan. Setelah keduanya selesai saling berjabat tangan, teman Leo, Karry, memilih membungkuk memberi hormat pada Alice secara formal.
![](https://img.wattpad.com/cover/140794058-288-k499419.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
We're All Alone
RomanceMasa sma adalah masa para muda-mudi jatuh cinta. Ketika jatuh cinta, semua kan terasa indah. Juga terasa cinta seperti memiliki dunianya sendiri. Salah satunya adalah seorang gadis lugu dengan kacamata besar bernama Alice. Ia diam-diam jatuh cinta p...