15. So What

1.1K 91 6
                                    

Suga poV
Seperti janjiku sore tadi, sekitar malam pukul 20:00 WIB aku dan HyeonJin sudah berada di sekitar pasar malam yang ramai. Lampu yang berwarna warni, wahana permainan yang fantasti ditambah beraneka makanan yang begitu menggiurkan lidah untuk dinikmati.

HyeonJin berbinar melihat komedi putar. Aku paham sebenarnya dia ingin menaiki benda itu, lalu aku menarik tangannya lembut "Mau naik noona?" Deretan giginya keluar membuat aku gemas sendiri melihat tingkahnya, aku pun segera memesan tiket untuk dua orang. Sebelumnya aku menuntun HyeonJin agar duduk sebentar dibangku cokelat. Berkali-kali aku mengusap pipinya untuk memenangkan istriku yang sedang dilanda perasaan bahagia. Ya,aku tahu itu HyeonJin menginginkan hal seperti ini. Sederhana tapi membekas dihati.

Sudah lama sekali aku tidak mengajaknya keluar rumah untuk jalan berdua bersama. Aku bukan suami yang terlalu possessive pada istriku, aku pun juga tidak ingin terlalu mengekang istriku yang selalu memberi aturan tidak wajar. Aku takut dirinya akan tertekan dan membahayakan bayi yang dikandungnya. Aku tahu semua perhatian ini murni dari hati. Tapi apakah HyeonJin menganggapnya demikian?

Aku menatap matanya. Kepalaku mengangguk untuk sebentar saja meninggalkan dirinya sendirian.

"Tunggu disini sayang" kuusap sebelah pipinya yang lain.

Setelah HyeonJin mengangguk aku mencium sekilas keningnya. Aku tersenyum lalu segera meninggalkannya. Aku hanya sebentar, dan bagiku itu malah sangat lama.

Aku berlari kecil menuju loket untuk memesan, antrian begitu panjang membuatku menggeram. Gerakan tanganku membenarkan topi dan jaket hitam yang aku kenakan.

Terlalu berisiko memang membawa istriku ditempat seperti ini, pasti banyak pasang mata memandang wanita hamil itu penuh cinta. Hanya diriku yang boleh.

Sekitar 7 menit aku berhasil memesan dua tiket. Sebelumnya ada sedikit kendala. Orang-orang menatapku seperti aku ialah seorang psikopat kejam yang berkeliaran di malam hari, mungkin saja karena pakaianku yang serba tertutup ini.

Sialan, apa mereka semua tidak tahu aku ini idol terkenal huh? Aku Min Suga Line rapper BTS, istriku saja sampai tergila-gila padaku. Aku tampan ya, aku keren. Jangan menatapku seperti itu. Aku terus mencibir dalma hati.

Oh my god, bahkan ada yang diam-diam mau mengambil fotoku. Aku bukan psikopat! Aku TAMPAN!

Oh, dan sikap pede HyeonJin menular padaku.

Selesai mengantri aku cepat-cepat berlari menuju bangku tempat HyeonJin duduk.

Mataku terbelak melihat bangku tersebut sudah diduduki orang lain. Berbagai prasangka buruk terus saja memenuhi otakku. Mataku menyapu setiap titik memungkinkan wanita itu berada.

Istriku dimana? Lalu anakkku dimana, kalau istrilu tidak ada dimana bayi-bayiku? Aku teringat HyeonJin pernah mengancamku mau mencari rapper tampan! No way!

Aku terus mencari.

Binggo.

Aku mengulas senyum melihat HyeonJin sedang melihat akuairum berukuran besar yang terdapat berbagai ikan hias, dia menoleh tersenyum seperti tadi "Sudah?"

"Ayo!" Kutarik tangannya lembut. Satu tanganku memeluk pinggangnya. Mataku terus saja beroperasi menyerang orang yang menatap HyeonJin penuh minat. Semua pasti akan takut melihat tatapan tajamku atau kata-kataku yang lirih membuat siapa saja menegang di tempat. Hebat bukan? Aku memiliki keahlian menyakiti hati seseorang. Semoga saja HyeonJin mengerti sifatku yang satu ini.

"Oppa ayo beli aromanis dulu" HyeonJin berganti menarik tanganku. Kakinya melangkah menuju seorang penjual gula kapas.

Lucunya, istriku. Aku mencubiti pipinya yang gembul.

Will You Marry Me? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang