٥

361 13 1
                                    


ط : Rara

السلام عليكم...الح

Untuk kamu Shorof dari aku Nahwu.
Aku memulai ini tidak hanya dengan ucapan gombal, tetapi dengan ke alam SEMPURNAAN.
Yang terdiri dari ucapan yang tersusun rapih yang berpaidah. Dengan maksud dan tujuan untuk mengutarakan perasaanku saat ini kepadamu.
Dahulu aku hanyalah isim MUFROD, yang hidup seorang diri.
Tetapi saat kau datang dihidupku seakan-akan aku menjadi MUDHOF dan kau menjadi MUDHOF ILAIHnya, dan kita menjadi IDHOFAT yang selalu hidup bersama-sama.
Namun aku tidak ingin kita menjadi IDHOFAT GOER MAHDOH yang selalu bersama tapi pada akhirnya kita berpisah.
Yang aku inginkan kita itu seperti IDHOFAT MAHDOH yang selalu bersama tanpa ada keinginan di antara kita untuk berpisah.
Dan ingatlah satu hal..
Aku tidak seperti FI'IL MADHI yang hanya mencintai pada masa lampau saja.
Tidak seperti FI'IL MUDHORE yang hanya mencintai pada masa sekarang saja.
Tidak pula seperti FI'IL AMR yang hanya mencintai pada masa akan datang.
Namun aku bagaikan ISIM yang mencintai dari diriku sendiri tanpa disertai dengan masa.

Tertanda
M. Naufal Azhar.

والسلام عليكم..الح

Rara melipat kembali surat itu dan menyimpannya dibawah bantalnya yang bergambar polkadot.

Ia membaringkan tubuhnya diatas kasur, dengan senyum kecil ia kembali mengingat tadi sore ia telah resmi menjadi kekasih Ari.

Tatapannya jatuh pada jam dinding yang menunjukkan pukul dua dini hari. Ia tak bisa tidur. Mungkinkah insomianya kambuh? Entahlah.

Hingga sampai pukul tiga Rara belum tertidur juga. Dadanya malah sesak dan perih. Kepalanya pusing bagaikan dihantam beton beribu kali. Kakinya gemetar. Rara menyentuh seluruh kulit tubuhnya menggunakan tangankananya, panas sekali badannya tapi Rara kedinginan.
Tenggorokannya kering, ia haus.

"Rrririi..." lirihnya pelan sambil menatap Riri disamping kanannya yang masih tertidur dengan dengkuran halusnya.

30/06/2018.
NuHaDhiRa

Cahaya Cinta.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang