VI🌱

1.6K 186 41
                                    


Pemuda berparas imut dengan rambut tembaga mengerling menggoda Jonghyun, menatap idola kampus dengan sepasang mata bulatnya. Mereka berbincang akrab, sesekali pemuda yang lebih pendek tersebut menarik – narik kemeja kotak – kotak Jonghyun diantara obrolan mereka, berusaha terlihat imut.

Beberapa mata memandang kagum, beberapa lagi memandang iri, bagaimanapun mereka terlihat indah seperti lukisan. Dua orang yang berparas rupawan, dengan kharisma dan aura memikat masing – masing.

Siang itu mentari bersinar dengan sangat ganas, dua orang yang sedang berdiri bersisian di bawah pohon juga merasakan sengatannya. Mereka berusaha berlindung diantara dahan pohon, tapi tidak membantu banyak.

Pipi bundar pemuda yang lebih pendek itu merona merah, keringat turun perlahan di pelipisnya.

Jonghyun mengerutkan dahi, kemudian melepas topi yang ia pakai dan memakaikan ke pemuda di depannya. Dia tertawa kecil saat dilihatnya si pendek tersipu malu, sambil mengucapkan terimakasih dengan senyum lebar.

Seperti itulah apa yang terjadi di halaman kampus saat Jonghyun bertemu dengan Jihoon, mantan kekasihnya. Tidak ada dendam, hanya keramahan yang mudah di salah artikan.

Jonghyun tidak bermaksud jahat atau mengambil kesempatan, dia hanya terlalu ramah dan terlalu bersikap perhatian. Tidak ada niatan atau motif tertentu saat Jonghyun bersikap manis seperti itu.

Itu hal yang biasa ia lakukan, Jonghyun memang semanis itu.

Tidak hanya pada Jihoon, pada temannya yang lain pun ia bersikap lembut, bahkan pada Bobby yang serampangan pun Jonghyun bersikap perhatian.

Karakter Kim Jonghyun yang menjadi kelebihan dan sekaligus kekurangan.

.

.



.



.



****

.

.



"Jisung hyung, aku mau bir", Minhyun memainkan ujung rambut di belakang telinganya. Sikunya bertopang di atas meja bundar kecil yang ia bagi bersama Jisung, mencoba menikmati bunyi musik berdentam yang membahana diseluruh ruang klub.

"Kenapa kau meminta padaku? Beli sendiri sana, kesempatan buatmu memperlihatkan hasil dandan berjam – jam sesorean", Jisung tersenyum menggoda, sambil menggoyangkan pinggulnya pelan mengikuti musik.

Minhyun mengenakan celana panjang kulit super ketat yang baru saja mereka beli siang tadi, dengan paksaan Jisung tentu saja, sempurna membalut sepasang kaki jenjang dan pantat montok yang minta di remas. Tubuh rampingnya dibalut kemeja sutra merah hati yang pas badan, menyempurnakan garis pinggang yang tanpa cacat. Rambut Minhyun yang hitam kelam di sisir sedemikian rupa dengan aksen agak acak di beberapa bagian, memberi kesan seperti baru bangun dari ranjang, menguarkan aura sexy. Jisung tidak lupa menambahkan eye liner tipis pada kelopak matanya, membuat mata rubah itu berilusi lebih lebar dan misterius, dan lip tint pink yang membuat bibir tipis Minhyun menggiurkan.

Jisung sangat puas dengan hasil kerja kerasnya, ditambah lagi tatapan lapar yang Minhyun dapatkan dari pengunjung klub sedari tadi. Jisung yakin, Jonghyun atau siapapun yang di inginkan Minhyun akan dengan mudah terpesona. Seratus persen....eh tidak, seribu persen yakin.

"Temani......ng.....", Minhyun mengedipkan mata, berusaha terlihat semanis mungkin, minta kasihani Jisung hyung nya.

"Nope, pergi sendiri...jangan pengecut. Mana resolusi mu yang tadi membara?", kalimat itu serta merta membuat Minhyun terganggu.

1,969 INCH [BXB][18+][2HYUN][NU'EST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang