VII🌱

2K 181 44
                                    

Warn : this chapter is full with mature content! Skip bab ini kalau kalian di bawah umur ato suka geli sama unsur sex.

-------------------------------------------------------





"Hey....sebentar....sebentar......", Jonghyun berhasil melepas sepatu boots Minhyun, tapi pemuda itu tidak mau melepaskan dirinya. Dia memeluk Jonghyun erat, seperti anak koala.

"Dak....ndak mau.....ng....nanti Jonghyun pergi", Minhyun menyusupkan wajahnya di leher Jonghyun, menghirup cologne dan aroma alami laki – laki itu, mereguknya banyak – banyak.

"Minhyun, kau mabuk. Sekarang tidur, aku akan tidur di sofa dan kita bicara besok", Jonghyun duduk di tepi ranjang, dengan Minhyun yang duduk di pangkuannya, memeluknya erat.

Jonghyun menemukan Minhyun duduk sendirian di penghujung malam dengan gelas bir yang kosong serta tatapan memangsa dari lelaki hidung belang di sekitarnya. Dia memarahi dirinya sendiri kenapa tidak lebih dulu mencari temannya itu, anak itu pandangan matanya sudah tidak fokus. Dengan penampilan menggoda, terlalu berbahaya meninggalkan Minhyun sendirian.

Maka disinilah mereka, di apartemen Jonghyun setelah Jonghyun minta izin pulang lebih cepat ke bos nya. Dia tidak tahu apartemen Minhyun, dan Jisung tidak bisa di hubungi. Jadi satu – satunya solusi adalah membawa Minhyun pulang, yang ternyata menghasilkan masalah baru.

Minhyun tidak mau melepaskannya, dia menempel serapat mungkin pada Jonghyun. Dan di tambah lagi Minhyun meracau bahwa ia menyukai Jonghyun, tanpa henti dari bibir menggoda itu keluar kata 'suka' dan 'cinta'. Sebagai laki – laki normal Jonghyun tergoda, tapi dia tidak mau memanfaatkan keadaan.

"Jonghyun tidak percaya kalau Minhyun-nie cinta Jonghyun?", Minhyun keluar dari persembunyiannya di leher Jonghyun, dia sekarang menatap dengan mata sendu itu, kancing kemejanya sudah ada yang lepas, memperlihatkan dada putih di antara sutra merah hati kemejanya.

"Aku percaya, tapi kau masih mabuk", Jonghyun tersenyum, tangannya mengusap kepala Minhyun lembut.

"Aku tidak mabuk Jonghyun, cuma terlampau rileks. Aku perlu minum agar aku bisa mengatakan yang selama ini kurasakan. Aku serius", Minhyun mencebikan bibirnya, membuat Jonghyun menelan ludah susah payah.

Jonghyun memeluk Minhyun erat, ia tidak suka melihat murung yang membayangi wajah lembut Minhyun. "Minhyun-nie capek kan? Buka baju kemudian istirahat, kau tidak bisa tidur nyenyak dengan pakaian seketat ini", Jonghyun berusaha membantu Minhyun bangkit, ia bermaksud mengambilkan piyama nya untuk di pinjamkan.

Tapi Minhyun keras kepala, dengan sekuat tenaga ia mendorong Jonghyun telentang di ranjang. Masih dengan posisi menduduki Jonghyun, Minhyun melepas kemejanya kasar, membuat beberapa kancing nya terbang keseluruh penjuru kamar.

"Jonghyun bodoh, masih tidak percaya, tapi Minhyun-nie terlampau sayang Jonghyun. Biar Minhyun tunjukan", maka serta merta wajah merona Minhyun mendekati Jonghyun dan mebenturkan bibir mereka.

"Hueee....sakitttt........", Minhyun terisak sambil bangkit duduk, menyentuh bibirnya yang jadi lebih merah gara – gara benturan tadi. Karena agak mabuk Minhyun tidak bisa memperkirakan jarak, bukannya ciuman sexy tapi malah menabrakan bibir nya ke bibir Jonghyun.

"Hiks....maafkan Minhyun-nie.....hueee....hiks....hiks...hiks....", Minhyun terisak pelan sambil menggosok – gosok kedua belah matanya dengan tangan, membuat Jonghyun gelisah.

Cup

Minhyun terhenyak, Jonghyun tadi mengecupnya cepat. Dipandanginya Jonghyun dengan kaget, kemudian senyum merekah di wajahnya yang sudah acak – acakan. Senyum indah yang membuat Jonghyun tak mampu bersuara apapun, mereka saling pandang lama.

1,969 INCH [BXB][18+][2HYUN][NU'EST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang