chapter 19 (end)

683 46 17
                                    

Andaikan hidup bernyawa banyak, ia tidak akan sekhawatir ini di ambang kematian kekasih hatinya.

Ia sungguh takut, ia belum berbuat apa apa kepada somi, lalu bagaimana dengan keadaan somi sendiri?

Ia sudah sekarat, dan semua orang yang mengharapkannya hidup kembali pun telah sirna.

Tinggal menghitung bulan, atau bisa hari, atau juga bisa jam?

Mereka hanya bisa pasrah dan berserah kepada Tuhan yang Maha Adil, semoga saja ada keajaiban yang datang kepada mereka lebih tepatnya kepada somi.

Dan jungkook pun tidak kemana mana, ia setia menunggu somi sadar, minimal keinginan jungkook hanya ingin berminta maaf kepada somi, yang di dengar oleh telinga somi sendiri.

Mereka semua, sedang menunggu keajaiban yang Tuhan kasih dengan duduk di kursi bahkan di lantai depan pintu ruang icu.

Dan sekarang, sekitar pukul 17.34, setengah enam lebih tepatnya.

Yeri, sahabat dari somi datang menghampiri mereka, dengan membawa seseorang yang asing bagi mereka.

"Sore semuanya, aku ingin menjenguk somi, oh dan ini, kenalkan kakakku, kim jongin."

"Annyeong jongin imnida."

"Ah, nde. Waktu berkunjung ke ruang icu sebentar lagi, kita pun sedang menunggu waktu."

"Ne, eommoni, aku juga ingin menyampaikan sesuatu kepada kalian."

"Silahkan duduk dahulu yeri dan jongin?"

"Ah, nde."

Pertama tama, yeri pun membahas kegiatan saat disekolah, bagaimana teman teman nya menanyakan keadaan somi kepada nya.

Dan saat sudah menyelesaikan tentang itu, yeri berdehem cukup keras.

Semua orang disitupun menengok, termasuk appa somi yang sedari tadi diam.

"Jadi begini, kakakku adalah seorang dokter, lebih tepatnya dokter spesialis jantung."

Eomma somi pun sedikit kaget, dan ia sedang berharap sesuatu.

"Dan saat aku bercerita tentang somi yang mengalami penyakit pada jantung, kepada kakakku."

Tiba tiba yeri meneteskan air mata, yang di sadari kakak nya, dan kakak nya pun langsung memeluknya.

"Kakakku ingin, melihat hasil ronsen jantung somi terlebih dahulu kepada dokter yang menangani somi, siapa tau kakak ku bisa bantu."

"Dan yang membuat aku sedih pun, ternyata..."

"Kakak ku mempunyai masalah dengan paru-parunya"

"Maksud nak yeri, bagaimana?"
Tanya appa somi.

"Kakakku juga seperti somi eommani, appanim."
"Kakakku juga tidak bisa hidup lama lagi, karena paru-paru nya yang bermasalah, sedangkan somi jantungnya yang bermasalah."

"Entah dorongan apa, kakakku, jika bisa ia akan mendonorkan jantung nya kepada somi."

"Mwo??!"

Yeri menangis kencang, ia menangis di pelukan kakak nya yang tadi ia ceritakan.

Dan akhirnya, kakak nya pun membuka suara...

"Aku serius dengan ini semuanya, karena somi masih punya kesempatan hidup, sedangkan aku tidak."

"Lalu kenapa kalau kau lebih parah dari somi, tapi tidak di rawat sampai icu seperti somi, nak jongin?" Tanya eomma somi.

"Aku juga tidak tau, entah ini takdir ku, Tuhan sangat baik padaku eommani, dan ini kesempatan ku untuk berbuat kebaikan sebelum aku pergi."

mianhae, saranghae [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang