Islam di hari ini benar-benar di dalam keterasingan

889 35 0
                                    

Ali radhiallahu 'anhu, Ia berkata:

Kenalilah AL-HAQ niscaya kalian akan mengenali ahlinya (para pemegangnya) ...”

[Ad-Durar as-Sunniyah 10/400 - 401]

...

Sesungguhnya di Atas Al Haq Ada Cahaya

Mengenali cahaya al-haq dengan memperhatikan ciri-ciri berikut :

1. BERBUAH KEBAIKAN, BUKAN KEJELEKAN

Al-haq selalu membuahkan kebaikan, baik pada akidah, manhaj, ibadah, dakwah, muamalah, akhlak, adab, maupun perkara-perkara duniawi. Walaupun pada awalnya membuat “kegaduhan” di tengah-tengah umat dalam bentuk mengidentifikasi setiap orang—apakah dia di atas al-haq ataukah di
atas kebatilan—namun kemaslahatan dan kebaikannya akan dirasakan langsung oleh siapa saja yang berpegang dengannya. Imannya semakin bertambah, akidahnya semakin kokoh, manhajnya semakin jelas, ibadahnya semakin giat, adab dan muamalahnya semakin bagus. Jiwanya pun damai dan tenteram di atas sunnah. Di sisi lain, dia akan menjauh dan meninggalkan segenap kejelekan dan penyimpangan.

2. TETAP DI ATAS AL-HAQ, TIDAK BERUBAH WARNA

Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf meriwayatkan dari Hudzaifah ibnul Yaman radhiyallahu ‘anhu, beliau menegaskan

 إِنَّ الضَّلََلَةَ حَقَّ الضَّلََلَةِ أَنْ تَعْرِفَ الْيَوْمَ مَا كُنْتَ تُنْكُرُهُ قَبْلَ الْيَوْمِ، وَأَنْ تُنْكِرَ الْيَوْ مَ مَا كُنْتَ تَعْرِفُهُ قَبْلَ ا ليَوْمِ، وَإِيَّاكُمْ وَالتَّلَوُّنَ فَإِنَّ
دِينَ اللهِ وَاحِد

“Sesungguhnya kesesatan yang sebenarnya adalah engkau menganggap mungkar pada hari ini sesuatu yang sebelumnya engkau yakini sebagai makruf, dan engkau yakini makruf pada hari ini sesuatu yang sebelumnya engkau anggap mungkar. Waspadalah kalian dari sikap talawwun! Sebab, agama Allah hanya satu.”

3. KEMANA ULFAH-NYA

Ulfah adalah kecondongan hati secara alami karena kesamaan akidah, manhaj, dakwah, profesi, dan lainnya sehingga memunculkan kenyamanan untuk bersahabat, duduk bersama, berjalan bersama, dan saling membantu.

Dalam Shahih al-Bukhary dan lainnya dari Abu Hurairah dan Aisyah radhiyallahu ‘anhum Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 الَْْرْوَاحُ جُنُود مُجَنَّدَة فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

“Ruh-ruh bagaikan tentara yang terhimpun. Jika saling mengenal, ia akan bersatu. Jika saling mengingkari, akan berpisah.”

4. ITTIBA’ BUKAN TAKLID DAN FANATISME BUTA

Syiar Ahlus Sunnah Salafiyyun adalah ittiba’ (mengikuti kebenaran dan dalil), bukan taklid (membebek) dan ashobiyyah (fanatik buta).
Ittiba’ ada 2 macam:

1. Ittiba’us sunnah (mengikuti sunnah) atau ittiba’ur rasul (mengikuti Rasulullah).
2. Ittiba’ kepada selain Rasulullah, baik itu kalangan ulama, dai, ustadz, dan yang lainnya, dengan dalil-dalil dan hujjah-hujjah yang dibenarkan oleh syariat.

5. WASATHIYYAH (SIKAP PERTENGAHAN), TIDAK GHULUW

Syiar Ahlus Sunnah Salafiyyun dalam semua hal, baik urusan agama maupun dunia, adalah sikap wasathiyyah, yakni pertengahan di atas al-haq, tidak ghuluw (berlebih-lebihan) ataupun tafrith (kurang/meremehkan).

Di ringkas dari :
https://www.atsar.id/2017/11/sesungguhnya-di-atas-al-haq-ada-cahaya.html?m=1

Coretan NaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang