#3 | Undescribed Boy

442 19 0
                                    

Meira berjalan gerusar melewati lorong kelas XII. Tangannya menggenggam seragam sekolah yang kemarin sempat kotor karna ulah mobil yang tidak bertanggung jawab. Beruntung, Meira tahu siapa pemilik pengendara tersebut.

Hal hasil, Meira menggunakan seragam lama nya yang sudah hampir menguning. Tapi tidak masalah, lusuh lebih baik dibanding menggunakan seragam yang masih memiliki bercak noda.

"Dicuci udah, masih tetep coklat. Dasar cowok kampret!" Gumamnya sendiri.

Meira membelah kerumunan yang memadati kelas XII Ips 5. Ada apasih? Pikirnya.

"Rian! Ganteng banget plis."

"Gue mau pindah kelas aja kalau gini ceritanya, yaampun!"

"Lapor TU buruan! Minta pindah kelas!"

"Ah, menawan banget."

Meira memicingkan matanya, menatap sekumpulan siswi yang memadati kelas tersebut hanya untuk melihat Rian.

Najis! dia itu muka bakwan, bukan menawan. Gondoknya dalam hati.

"Minggir! Gue mau lewat!" Ujar Meira ketus. Ternyata, kalimat Meira membuat warga sekolah yang sedang mengintip Rian membungkam kan suaranya.

"Kenapa lo liat liat?" Ucapnya.

Seketika, sekumpulan murid yang sebelumnya sibuk menonton Rian, bubar begitu saja. Suara Meira seperti perbuatan dosa yang wajib dihindari oleh siapapun.

Meira masuk kedalam kelas tersebut dengan langkah yang semakin besar. Kepalanya seakan-akan memanas melihat wajah--yang ia belum tahu betul siapa namanya.

Tapi, ia sudah pastikan orang itu bernama Rian.

Bug!

Meira melemparkan seragam sekolahnya tepat di wajah Rian.

"Maksud lo apa?!!" Tanya Rian yang tengah berdiri, melepas earphone yang menyumbat telinganya. Ikut melempar seragam milik Meira kesembarang arah.

Meira mendengus. "Ganti seragam gue, sekarang!"

"Loh, buat apa? Gue gak salah!"

"Ganti sekarang!"

"Gak."

"Lo mau gue tampar? Apa gue pukul sekalian?"

"Eh, cewek galak." Rian menatap Meira datar, "gue udah bilang, gue gak salah!"

"Cih." Meira berdecih, "Lo sengaja, kan? Cipratin ban mobil murah lo itu ke arah gue kemarin?!" Meira mengambil seragamnya, dan melempar kembali ke arah Rian. "Nih, lo liat! Punya mata kan?!"

"Apa lo bilang?! Mobil gue murah?" Rian maju selangkah, menatap Meira lekat. "Asal lo tau, harga mobil gue gak sebanding sama harga diri lo."

Sakit. Baru kali ini Meira merasakan sakit pada dadanya. Baru kali ini Meira mendengar seorang cowok berkata yang begitu pedas. Baru kali ini, Meira ingin benar-benar meninggalkan jejak pada cowok itu.

"Apa? Lo minta gue ganti baju seragam lo?" Sambung Rian kembali.

Rian mengambil dompet dari saku celananya, mengeluarkan sepuluh lembar uang seratus ribuan dan melemparkan semuanya ke wajah Meira.

Meira terkejut, tangannya mengepal keras ingin segera memberi tamparan panas pada cowok tersebut.

"Lo ambil itu semua duit gue, gue gak butuh!" Ujar Rian menyombongkan diri dan pergi berlalu.

Belum sempat langkah kedua Rian berjalan, dari belakang Meira menendang tulang paha Rian yang membuat cowok itu terjatuh dengan posisi tengkurap menghadap lantai.

Undescribed BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang