Satu

172 9 10
                                    

"Key! Ayo cepet bangun! Udah jam berapa ini?"

Ini dia alarm terbaikku. Siapa lagi kalau bukan nenek? Suaranya yang selalu terdengar keseluruh ruangan rumah, sampai aku saja pusing mendengarnya.

"Key! Udah jam berapa ini coba liat!" teriak nenek dari bawah.

"Iya, nek." jawabku dengan malas.

"Cepetan!" teriak nenek dengan nada memerintah.

"Iya." jawabku lagi dengan malas.

Setelah pusing dengan teriakkan nenek, aku pun bergegas untuk turun ke bawah. Tidak bisa membayangkan jika aku turun nanti, nenek pasti sudah menasehatiku dengan panjang lebar.

"Key," panggil nenek.

Tuh kan ..

"Iya nek, kenapa?"

"Semalem tidur jam berapa? Kok bisa sampe telat begini?"

"Hmm Key kurang begitu merhatiin jam nek, tapi Key gak tidur larut malem kok."

"Bener gak nih? Nanti nenek di tipu."

"Nenek ish apaan sih, engga kok."

"Oh yaudah, cepet sarapan dan selesaiin."

"Iya."

"Hari ini hari pertama masuk sekolah baru kan?"

"Iya."

"Sekolah yang bener ya."

"Iya nek."

Tidak lama setelah itu, aku langsung bergegas mengenakan sepatu, dan merapihkan atribut sekolah. Ketika sampai di depan mobil, aku melihat seorang laki-laki mengenakan seragam yang sama denganku.

Aku tidak begitu mengamati wajahnya, dan rasanya wajahnya terlalu asing bagiku. Tidak ingin ambil pusing, aku pun segera bergegas masuk ke dalam mobil.

Oh iya, maaf, kita belum berkenalan. Perkenalkan. Namaku Zaphyra Kailany. Aku biasa di panggil Key. Sedikit aneh memang. Panggilan itu tentu saja nenek yang buat. Katanya, namaku terlalu panjang dan susah untuk di sebut. Jadi, nenek mempersingkat namaku dengan "Key".

Umurku 13 tahun, aku tinggal bersama nenek. Aku baru kehilangan seorang ibu. Ibuku meninggal karena tidak kuat menjalani proses persalinannya saat ingin melahirkan adik ku. Ayahku terlalu sibuk dan jarang di rumah. Dan hanya sesekali aku bertemu dengan ayah. Dan ya, Seperti ini lah kehidupanku.

***

Setelah menempuh perjalanan lamanya, tak terasa aku pun sudah sampai di sekolah baru. Aku segera beranjak turun dari mobil, dan tidak lupa mengucapkan salam perpisahan pada supirku. Aku? Manja? Tidak. Hanya saja jarak dari rumahku ke sekolah itu sangat jauh. Dan lagi, nenek tidak akan mengizinkan aku untuk berangkat dan pulang sekolah sendirian.

Jadi, ya mau tidak mau, aku harus menurut pada nenek. Setelah aku turun dari mobil, aku mengamati sekeliling. "Cukup besar," pikirku. Jauh dari seberang koridor sana, tampak seorang laki-laki yang sedang mengamatiku dari jauh.

"Loh? Itu kan laki-laki yang tadi. Ngapain dia ngeliatin aku? Jangan geer key, jangan. Fokus jalan aja."

"Hai," sapa seseorang.

"Eh? Hai juga."

"Nama lo siapa?" tanyanya.

Cerita Bulan AgustusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang