Pindah

154 7 0
                                    

" MAMI SERAGAM ALEN DIMANA????!! "

" MAMI SEMPAK AA' GLEN DIMANA???!! "

" MAMI, TAU BUKU MATEMATIKA ABANG VALEN NGGAK???!! "

" KALIAN BERISIK BANGET SIH! MAMI KAN UDAH BILANG PERSIAPIN DARI SEMALAM! CARI SENDIRI!"

" MAMI, TAHU KACA MATA PAPI NGGAK??"

" IH PAPI! ADA DIATAS KEPALA SENDIRI GITU KOK!"

" WOHYA LUPA!"

" BURUAN KALIAN UDAH TELAT. NGGAK ANAK, NGGAK SUAMI SAMA AJA! ANAK TIGA NGGAK ADA YANG BENER! PUCING PALA HAYATI!"

Selang beberapa menit setelah paduan suara absurd, para penghuni rumah akhirnya berkumpul di satu meja makan. Mami masih bertampang asem karena kelakuan anak dan suaminya.

" Kalian itu ya. Udah berkali-kali pindah sekolah masih aja kayak gini. Bisa nggak sih kalau awal kalian mulai masuk sekolah itu semua dipersiapin? Mami capek harus teriak teriak. Kalian pikir mami masih muda apa? Papi juga sama aja. Sering lupa letak kaca mata. Padahal udah dipakai masih aja tanya dimana. Ah mami pucing!"

" Ih mam, jangan alay deh." ucap Glen, Valen, dan Alen bersamaan.

" Ekhm" suara deheman papi mengintrupsi mereka untuk diam sejenak mendengarkan kultum dan kuliah subuh singkat dari papi. " Glen, Valen, sama Alen dengerin papi. Kalian kan dalam satu bulan ini udah pindah lebih dari tiga kali, papi harap kalian nggak bikin onar di sekolah baru kalian. Apa kalian nggak kasihan lihat mami sama papi yang susah-susah biyayain kalian? Papi harap ini yang terakhir sampai kalian lulus." ucap papi serius.

" Papi, udah Glen kasih tau kan kalau kita bertiga itu nggak salah. Emang ya kalau udah dilebelin jelek, terus aja lebelnya nempel. Kita sebenernya nggak usah dipindah. Kita udah jadi anak baik kok. Iya kan Val Al?" ucap Glen tak kalah serius dari papi. Suasana meja makan menjadi dingin. Sudah biasa jika Glen dan papi terlibat debat akibat kelakuan mereka bertiga. Papi hanya menghela nafas panjang sambil memijit pangkal hidungnya.

" Oke deh papi nggak bakalan lagi bicarain hal itu. Ayo berangkat kita hampir telat!" perintah papi yang langsung diangguki oleh ketiganya. Mereka berpamitan pada mami yang masih memakai mode senggol bacok. Kalau sudah begini bahkan setan takut pada mami.

Sesampainya di sekolah, mereka bergegas turun tapi suara bariton papi menghentikan aktifitas mereka." Dengerin papi. Kalian boleh aja nakal tapi ingat kalian nggak boleh bego. Nakal boleh bego jangan. Setidaknya ada yang bisa bikin ayah lega. Udah sana. Hati-hati. Glen dan Valen jaga adik kalian. Papa berangkat ya. Assalamualaikum."

" Waalaikumsalam." tidak lama setelah membalas salam, mobil ayah melaju dan tidak terlihat lagi. Trio cetar itu akhirnya bergegas ke kantor TU. Sepanjang perjalanan baik cewek maupun cowok tidak ada yang berpaling dari muka Glen, Valen, dan Alen. Style mereka yang acak-acakan menambah pesona dari anggota keluarga Utama.

Glen berjalan dengan gaya santai yang ramah pada orang lain. Ia juga menyapa beberapa siswi yang tidak sengaja berpapasan dengan mereka. Valen seperti biasa diam sambil mengamati sekitar. Sekilas Valen tampak sangat cool dengan muka lempeng ketika diam. Padahal aslinya idiot banget. Alen bermuka jutek dan galak. Pasalnya dia diganggu terong terongan di hari pertama masuk sekolah. Dia anti sama yang namanya terong. Rambut panjang kayak andika kangen band gitu kok dibilang keren.

Langkah mereka terhenti karena melihat dua sosok makhluk aneh berparas rupawan sedang nyengir ke arah mereka. Dua sosok itu adalah sahabat masa kecil mereka yang terpisah lantaran trio sableng yang selalu pindah sekolah. Trio itu juga membalas cengiran mereka berdua. Alhasil mereka seperti dirasuki arwah pohon duren.

" Kencur! Bohai! Apa kabar??!!" teriak Alen histeris.

" Plis deh Len! Lo nggak berubah ya? Masih suka manggil kita dengan sebutan aneh gitu." ucap salah satu sahabat lamanya.

" Ah nggak apa-apa kali, Tri. Toh kita manggilnya ke temen sendiri." Glen masih nyengir selebar cengiran joker. Teman mereka bertiga bernama Triadi dan Meli.

" So, Di gimana hubungan lo sama cewek lo?" tanya Valen yang sejurus kemudian membuat Glen dan Alen mendadak kayak mak-mak rumpi. Kisah romansa Adi adalah yang paling sensasional dulu.

" Udah end, dia minta putus cuma karena gue deket banget sama Meli. Gimana gue nggak deket coba, Meli aja ngintilin gue terus."

" Enak aja! Siapa juga yang mau seket sama kutil gajah kayak lo? Seharusnya itu lo yang makasih sama gue. Tanpa gue itu lo cuma butiran debu ditengah lantai dansa! Kasihan. "
" Apa??!! Lampir jahanam!"

Perdebatan dimulai. Sebelum semakin memanas Glen melerai mereka berdua. Mereka dipaksa oleh Glen untuk menunjukkan kantor TU. Sepanjang perjalanan ke kantor TU mereka berlima tidak berhenti membicarakan masa lalu mereka. Mereka satu SMP dan sempat satu SMA juga. Tapi saat SMA kembar tiga itu pindah setelah sebulan sekolah. Ya akhirnya mereka berpisah. Dulu mereka di pandang sebagai pembuat onar yang tidak terbantahkan. Mereka menamai grupnya dengan nama Black Rover. Grup mereka berkembang pesat dan memiliki banyak anggota. Bukan cuma cowok tapi juga cewek. Black Rover terpaksa bubar karena keputusan Glen yang ingin semua anggotanya mencari kegiatan lain. Glen tahu kalau masuk ke Black Rover tidak akan membuat mereka maju justru hanya membuat mereka semakin nakal.

" Btw nih, kenapa kalian pindah lagi?"

" Kita difitnah. Kita dituduh sebagai biang dari tawuran antara SMA Semesta dan SMA Rajawali. Kita di keluarin dari SMA Rajawali. Selain itu juga kita bertiga difitnah atas tuduhan pengeroyokan anak SMA ini. Gue selalu bilang kalau nggak kita yang mglekuin itu, tapi orang lain. Orang-orang terlanjur nggak percaya dan akhirnya. Gitu deh kita dibuang."

" Gimana respon mami dan papi kalian?"

" Mami papi biasa aja. Justru mereka yang mindahin kita ke sini." Valen menyaut cuek.

" Nggak kaget sih, mami papi kalian kan juga preman." Adi dan Meli bernafas lega. Setidaknya teman mereka tidak keluar dengan cara yang kuramg baik. Mereka tahu kalau label yang tertancap pada mereka tidaka kan mudah hilang. Untuk itu mereka berjuang mencabut label sebagai 'anak nakal' yang di sematkan pada mereka.

TBC

HAI IKUTAN CAPSLOCK YA!

Ah nggak jadi deh. Aku nggak setrong kayak mami.

Salam '(*∩_∩*)′

BadBoy X BadGirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang