Musuh Pertama

135 7 0
                                    

Setelah mengantar mereka bertiga ke kantor TU, Meli dan Adi pamit untuk ke kelas karena bel masuk sudah berbunyi. Mereka bertiga diantar oleh salah satu guru untuk ke kelas mereka.

" Val, entar kalau gue ketiduran jangan bangunin gue yak?" bisik Glen yang ditanggapi dengan dengusan. Meskipun Glen urakan dan sangat anti sama yang namanya pelajaran, tapi jangan salah IQ Glen diatas 200. Hanya dengan sekali dengar atau lihat sesuatu, Glen akan langsung mengingatnya dalam jangka waktu yang lama. Ajaib bukan. Jadi Glen tenang saja kalau ada ulangan. Toh kalau dia membaca satu buku catatan dalam lima belas menit dia langsung ingat semua isi materinya. Kadang Glen kesusahan dengan kelebihannya. Mengingat banyak hal membuat kepalanya mau meledak.

Sesampainya di kelas baru, suasana kelas yang ricuh mendadak sunyi senyap bertepatan dengan mereka bertiga yang masuk ke dalam kelas.

" Jadi begini semua. Mereka adalah teman baru kalian. Perkenalkan nama kalian." perintah guru yang diketahui namanya Pak Bayu.

" Nama gue Glen Pradipta Utama, ini adik gue Valen Pradipta Utama, dan adik perempuan gue Alen Pradipta Utama. Kita bertiga kembar cuma selisih tiga menit doang." seisi kelas mamandang takjub kearah mereka bertiga. Ketiganya memiliki rupa yang berbeda namun memiliki rupa yang melebihi kata rupawan.

" Oke kalian bisa nempatin tempat yang kosong. Baiklah ayo kita mulai pelajarannya." kembar Utama melangkahkan kaki ke kursi mereka masing-masing. Tentu saja mereka tidak akan duduk berjauhan. Keluarga Utama harus kompak dan selalu bersama. Itu semboyan keluarga mereka.

***

Teng..... Teng..... Teng

Semua murid menyambut dengan suka cita bel tanda istirahat. Begitupula Trio Utama yang berniat mensurvei jajanan kantin. Mereka itu perut gentong. Makan banyak tapi nggak gendut-gendut. Sepanjang koridor menuju kantin semua mata tidak lepas dari mereka. Wajah imut bagai aktris dan aktor pasti akan menyihir semua orang.

Mereka memilih tempat duduk paling pojok dari kantin yang katanya angker. Well kalau bicara angker nih, Trio Utama sama sekali nggak takut begituan. Gimana mau takut kalau tiap hari Valen ngajak ngomong Cak Aziz. Btw Cak Aziz itu hantu rumah mereka yang berjualan sate madura. Kata Valen sih.

" Kalian pesen apa nih? Setelah gue lihat warung-warungnya di sini ada gado-gado, pecel, bakso, seblak, dan aneka jus serta rujak. Pilih apa mas mbak?" tanya Glen pada kedua saudaranya.

" Hm apa yak? Bakso aja deh Mang! Nggak pedes, nggak pakai sambel, kecap, tapi pakai cuka. Terus minumnya teh tarik."

" Di sini mana ada teh tarik dodol. Ngomong aja kalau putihan, Al."

" Muehehehe Abang Valen tahu aja deh." ucap Alen kedip-kedip manja. Membuat Glen maupun Valen ingin boker saat itu juga.

" Glen, gue seblak aja yang level hot menggelora. Minumnya susu anget aja. Biar netral dimulut gue." Valen memandang wajah Glen sebentar kemudian dia melakukan aktivitas dunia ghaibnya.

" Oke deh. Tungguin yak." Glen berlalu pergi meninggalkan dua saudaranya yang larut dalam keheningan. Valen masih sibuk dengan aktivitasnya sementara Alen mulai bosan dan akhirnya memutuskan pergi ke toilet.

" Mao kemana lo? " tanya Valen tanpa mengalihkan pandangan dari pohon mangga di sebelahnya.

" Ke kamar mandi. Lo nggak usah mlototin pohon sampai mata lo mau keluar gitu dong. Kalau suka sama hantunya pacarin sana." Alen pergi meninggalkan Valen yang mendengus mendengar ucapan adik perempuannya.

BadBoy X BadGirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang