Tendangan

134 7 1
                                    

" Btw siapa tadi nama lo? Haris? Hamis? Amis?" Arista memandang jengkel Alen yang sedang nyengir quda.

" A-R-I-S-T-A." Arista sengaja mengejakannya untuk Alen. Siapa tahu dia anak TK yang sedang belajar alfabet.

" Oh Arista. Lo kakak kelas kan? Udah kelas dua belas itu tobat. Bukan malah makin gesrek. Penampilan aja kayak Awmiper. Itu telinga juga ditindik. Sebenernya lo mau kayak Neneknya Tapasha kan? DEMI DEWA, kalau mau jadi orang india ditindiknya itu di dahi. Bukan di kuping bla bla bla" Alen nyerocos terus tidak memperhatikan Arista yang sudah jengkel. Dengan kasar Arista menjambak rambut Alen hingga sang empunya menjerit seperti kucing yang diinjak ekornya.

Adegan berikutnya adalah kejar-kejaran ala orang india. Bedanya kalau biasanya orang india larinya di tengah hujan, mereka lari ditengah-tengah sorakan teman-temannya yang tengah berolahraga. Berasa lagi sabung ayam kali yak. Bagaimana tidak disoraki? Alen dan Arista saling melempar makian, sindiran, dan sesekali adu pukulan sambil terus berlari. Entah mereka sadar atau tidak dikerumuni banyak orang.

***

Valen iseng melihat keluar jendela. Entah kenapa rasanya pandangan matanya menuju ke sana. Ia menatap lapangan rumput dan berusaha memfokuskan pandangannya ke dua orang objek yang salah satunya ia merasa kenal. Setelah memfokuskan matanya--yang sebenernya hampir mirip sama orang kena stroke, ia melihat Alen sedang duduk bersama seorang laki-laki.

Ternyata Alen membalas tatapannya. Ia berinisiatif untuk mengintrogasi Alen ketika sampai di rumah. Ia mengangkat tangan dan memperagakan orang yang sedang memotong leher. Respon Alen, membuat Valen agak terkejut. Wah lo udah mulai main nakal sama abang ya dek, awas aja entar di rumah. Fuahahaha. Batin Valen. Kemudian ia menyeringai dan mengalihkan pandangan ke papan tulis.

Pelajaran berakhir berganti dengan waktu istirahat yang disambut suka cita oleh semua murid. Valen langsung menyeret Glen yang molor dibangkunya. Glen misuh-misuh karena tidurnya terganggu.

" Anjing lo ya, gue lagi molor malah lo seret. Woi budeg!"

" Apaan sih? Noh adek cewek lo tuh pacaran di lapangan!" seperti tersambar gledek Glen berlari secepat kilat.

" ALEN TUNGGUIN ABANG! ABANG OTW NYELAMETIN KAMU DARI MAKHLUK BEJAT!!!" teriak Glen sambil berlari meninggalkan Valen yang cengo bin kesal.

" GLEN TUNGGUIN GUE COK!"

***

" UDAH CUKUP! LO NGGAK CAPEK???" teriak Arista yang masih diuber-uber Alen layaknya bencong yang disidak Satpol PP.

" LO SIH! SIAPA SURUH LO NYEMBUR GUE PAKAI AER BEKAS JIGONG LO?!!" Alen sangat murka ketika Arista menyemburnya menggunakan air sambil merapalkan doa.

" Kali aja lo kesurupan Valak kebon pisang. Habis tu muka kayak babon afrika sih!"

" APA LO KATE?!!"

Alen murka. Ia sudah tidak perduli lagi dengan kodratnya sebagai cewek. Mi, maafin adek Al ya. Adek udah capek mi. Ketiak bencong ini udah ngebuat anakmu basah kuyup berlumur jigong. Adek nggak peduli. Mami mau marah nggak apa-apa, yang penting uang jajan adek nggak dikurangi. Ya Allah tolong jangan marah karena menyalahi kodrat ya. Kalau biasanya yang melakukan kekerasan itu cowok, sekarang Alen mau ngelakuin kekerasan ke upil onta. Jangan hukum Alen ya Allah. Aminn. Alen mengangkat roknya dan menggulung lengan bajunya sampai ke pundak. Ia membuka semua kancing seragamnya, menyisakan tank top bertuliskan Anying. Ia juga melepas sepatunya. Mode siap tempur ala Alen sudah siap. Arista tidak menduga apa yang akan terjadi. Dan yang terjadi membuat Arista menyesal seumur hidup telah menyembur Alen.

BadBoy X BadGirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang