Jaemin melotot mendengar jawaban dari adik kelasnya. "What?dia teriak didepan muka gue?berani banget!" kesal Jaemin dalam hati.
"Lo berani teriak didepan muka gue?!" tanya Jaemin dengan nada marah sambil menunjuk mukanya sendiri.
"Aduh maksudnya itu Ka-" ucapan Vania terputus kala senior itu menjewer kuping nya.
"Jangan banyak alesan sekarang lo lari keliling lapangan 15 puteran!" ucap Jaemin sambil terus memutar kuping Vania.
"Tapi Ka-" ucapan Vania terputus.
"Gue tambahin jadi 16 puteran".
"Kak-"
"17 puteran"
"Ihhhhhh maksud gue tuh lepasin dulu jeweran nya Kak, gimana gue bisa lari kalau dijewer mulu!" kesal Vania sehingga Jaemin melepaskan jewerannya.
"Eh-"
"Yaudah hukumannya gue diskon, jadi 10 puteran.""Wahhh..yaudah jewer gue lagi Kak biar hukumannya diskon lagi" cengir Vania sambil mengambil tangan Jaemin agar menjewernya lagi.
"Maksud gue 10x2."
"Yah itu mah bukan diskon Kak!" gerutu Vania.
"Buruan lari sekarang!!" teriak Jaemin, sontak membuat Vania berdiri tegak, hormat lalu lari ke lapangan sekolah yang sangat luas, banget.
"Baru masuk dah sial" Vania berdecak sambil terus berlari.
"Buset dah ini lapangan gede banget belum juga gue satu putaran udah kayak mandi keringat" keluh Vania sembari mengusap keringatnya yang terus bercucuran ditambah barang bawaan yang ia pakai, "pingsan dah gue."
"Eh Min, lo nggak kasihan apa sama dia?" tanya Jeno dengan nada khawatir karena adik kelasnya itu sudah kelihatan lemas.
"Bodo"
"Muncul lagi sifatnya deh" ucap Jeno dalam hati.
"Mending lanjut lagi sono" perintah Jaemin kepada semuanya termasuk seniornya karena dari tadi mereka terus melihat Vania.
MOS kembali dimulai dan Jaemin juga kembali membaca novelnya yang tadi terjeda oleh adik kelas yang terlambat.
"Aduh berapa puteran lagi nih gue dah lemes?" tanya Vania kepada dirinya sendiri, kakinya benar benar sudah lemas.
Vania terus berlari sampai ia tidak menyadari tali rapia sepatunya sudah tidak terikat lagi, alhasil Vania terjatuh.
"BRAKG"
Vania terjatuh, suara jatuh bukanlah yang terdengar sangat nyaring tapi barang barang yang ia bawa terlalu lebay membuat suara yang keras, perhatian kembali teralih kepada Vania yang terjatuh.
Malu.
Pasti, karena semua tatapan mata melihat Vania saat terjatuh, memalukan, sangat.
"lanjut aj-ja lagi, g-gue nggak papa kok, masih nafas" ucap Vania seraya bangkit dari posisinya yang memalukan dan tersenyum.
"Lo nggak papa?" teriak salah satu seniornya yaitu Renjun si Bapak Ketua Osis.
Vania mengacungkan jempolnya dan tersenyum, "It's Okay" ucap Vania sok Inggris padahal ia tak tahu artinya sama sekali, Vania sering mendengar itu difilm film jadi ya..pakai aja sih.
Semua kembali kepada kegiatannya, dan Vania pun kembali berlari karena ia baru saja mencetak 7 putaran, ingat, baru 7 putaran dan ia harus berlari 13 putaran lagi.
Dengan lutut yang berdarah Vania terus berlari, menahan perih nya luka dihati eh maksudnya dilutut, kebayang lah Vania larinya gimana.
"It's Okay pala lu" Jaemin kembali menutup Novelnya, ia menghampiri Vania yang tengah berlari.
"Ikut gue" Jaemin menarik tangan Vania.
"Kemana?" tanya Vania heran sembari mengikuti Jaemin.
Lagi lagi semua mata tertuju kepada mereka.
...
Jangan lupa Vomment✌
Bonus pict Jaemin😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Anak SMA
RandomYang kepo sama cerita Jaemin pas SMA kuy langsung baca aja🤠