Bel sekolah berbunyi, KM pun bersiap memimpin do'a.
Setelah selesai Ibu guru menugaskan kerjakan PR, kalo gak dikerjakan ibu setrap di lapang upacara.
"Iya buuuu.." sontak semua murid
.
.
.
Siswa pun bubar, ada yang langsung pulang, ada pula yang nongkrong dulu."Sep ayo main bareng," ucap Bagas sambil memainkan hp nya.
"Ayo, invit gua" Asep bergumam..
Rian cuman bisa terdiam melihat teman sekelasnya mempunyai Hp android. Rian ingin sekali mempunyai hp, tapi dia gak mampu beli. Dia pun tunduk untuk menghibur dirinya.
"Rian kenapa?" Bagas nyindir
"Ntah, laper kali, wkwk" balas Asep
Setelah nyindir mereka pun pulang.
.
.
.Di perjalanan pulang, Rian melihat gadis kecil sekitar umur 4 tahun di taman sedang menangis, sontak Rian langsung menghampiri gadis tersebut.
Diwaktu yang bersamaan, Rositi yang sedang diwarung tidak sengaja melihat Rian yang berlari lari.
"Rian kenapa ya, gak biasanya dia buru buru" ucap Rositi dalam hati.
Rositi intip Rian dari kejauhan ternyata dia sedang menghampiri gadis kecil yang nangis.
"Mau apa Rian deketin gadis kecil, apa jangan jangan dia pedofil??""Gak, gak mungkin jangan prasangka buruk dulu, itu bukan sifat ku" gumam Rositi dalam hati.
"Adek kenapa nangis?" Tanya Rian.
" ma..mah manaa.." ucap gadis kecil itu.
"Mau abang cariin mamah adek.."
"Aayu nda kenal om" ucap adek ini agak cadel.
"Ohh jadi nama adek Ayu, ndak usah takut, om baik, mau abang beliin pelmen, mau ndak, sambil cari mamah adek Ayu.."
"Hhmm" mengangguk Ayu sambil terisak nangis.
Rositi pun menguping pembicaraan mereka dari belakang pohon.
Dia pun cari sembunyi lagi karena Rian dan Ayu menuju ke warung.
"Lah kenapa aku harus sembunyi pula, bisa bisanya aku tertarik sama laki laki kayak gini" gumam Rositi dalam hati.
"Lah itu dia punya duit tapi kok tadi istirahat dia gak jajan, tapi sudi beliin permen cuman buat anak kecil doang"
Sesudah membeli permen, Rian bersama Ayu mulai mencari ibu nya Ayu yang terpisah,"maah.. maah.." ayu teriak sambil menoleh kiri kanan
Tidak lama kemudian berhenti mobil Toyota hitam dari seberang jalan, rupanya itu mobil ibu Ayu.
"Sayaang, darimana aja, mamah nyari" ucap sedu sang ibu sambil mengayun ayunkan tangannya.
"Ayu nyaliin mamah.." Ayu bicara sambil rengek.
"Terus kamu siapa nak?" Tanya ibu Ayu
"Saya Rian bu, tadi saya liat anak ibu nangis di taman, katanya nyariin ibu terus saya bantu cariin, kan bahaya kalau gadis seperti Ayu sendirian" ucap Rian tersenyum kecil.
"Untung kamu baiik nak, sebentar ibu ke mobil dulu."
"Karena sudah bantu anak saya, Nih uang satu juta untuk jajan kamu, maaf ibu cuman ada segitu.." ucap ibu Ayu
"Astagfirullah, tidak usah bu, saya ikhlas nolong anak ibu,malahan saya minta maaf tadi kasih jajan Ayu hanya permen dua ribuan aja." Bantah Rian
"Ambil aja bego, sejuta tuh uang banyak, masa lu tolak" gumam Rositi dengan kesel.
"Jadi dikasih sejuta masih kurang?" Tanya ibu Ayu.
"Bukan itu, saya hanya tidak bisa menerima uang ini saya menolong karena mencari ridho Allah semata."
Balas Rian dengan rasa bersalah."Ibu berhutang budi kepada mu nak, simpan no hp ibu aja, ntar kalo ada apa apa telepon ibu" harap ibu Ayu
"Maaf bu, saya tidak punya hp" balas Rian dengan nada lembut.
Mendengar hal itu mengagetkan ibu Ayu, bahkan Rositi yang nguping pun kaget mendengar hal itu.
" tidak perlu ibu bingung cara membalas budi saya, yang penting anak ibu aman aja" ucap Rian dengan bahasa lembut.
"Ohh iya"
" om kapan mau main baleng adek lagih" sela Ayu
" ntar kalo ketemu lagi yah, Ayu anak baiik.."
Setelah itu mereka pergi, dan Rian pun lanjut pulang seperti biasa.
Rositi pun tersentuh hatinya dan bertanya tanya dalam dirinya...
Wajarkah laki laki SMA yang mempunyai sifat seperti ini...
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
Simple Boy
Novela JuvenilRian merupakan seorang anak pendiam, di kelas Rian jarang mengobrol dengan teman sekelas, memang tidak ada yang mau mendekati atau mengajak bicara dengannya karena penampilan Rian terlihat jelek dan seragamnya terlihat sedikit sobek. Rian terkadang...