Budayakan di baca dengan seksama y:)
Ada tokoh baru, tapi kyknya cmn tampil di sini, alias jarang/ g bakal ditampilkan lagi di next chapter. Kalaupun ada, pasti cmn dikit part nya.❣
Taehyung turun dari dalam mobilnya. Ia menghirup udara segar di kota Daegu. Ia memilih untuk berlibur sejenak di kota Daegu.
Ia mengajak sang kakak untuk ikut dengannya, dan Hanah menyetujuinya. Mereka memasuki rumah sederhana yang di huni oleh seorang ahjussi yang telah lama bekerja sebagai petani di kebun milik orang tuanya.
“Haeyol ahjussi, apa kau masih ingat padaku?” Tanya Taehyung sambil tersenyum lebar.
“Tentu saja aku masih mengingat mu,” jawab sang ahjussi yang bernama Haeyol itu.
Setelahnya Taehyung dan Hanah di persilahkan untuk masuk ke rumah mereka. Semua masih sama seperti dulu. Bangunannya masih sederhana, meski sudah di lengkapi dengan beberapa fasilitas yang modern, dan tetap saja rumah ini masih terasa hangat.
Taehyung berjalan menuju kamarnya, ia membawa sebuah ransel berisikan pakaiannya. Mereka akan menginap selama 2 hari di sini.
Ia membuka knop pintu dan menemukan kamarnya yang nampak sama seperti yang terakhir kali ia lihat. Ia tersenyum kecil dan beberapa memori nya mulai terputar kembali.
Flashback on
Seorang anak kecil berlari-lari sambil menunjukkan senyumannya. Ia membuka knop pintu berwarna coklat, ia sangat menyukai kamar itu. “Taehyung-ah, jangan lari-lari,” ucap seorang yeoja paruh baya.
“Eomma, apa aku bisa memiliki kamar ini?” Tanyanya dengan polos.
“Tentu saja bisa,” jawab ibunya.
“Terima kasih, aku sangat menyukai kamar ini, eomma. Apa kau bisa berjanji untuk tidak mengubah kamar ini?” Tanya Taehyung yang masih berumur sekitar 5 tahun.
“Eoh, waeyo?” Tanya sang ibu.
“Akan ada banyak kenangan yang ku simpan di sini, eomma,” jawab Taehyung.
“Baiklah,” jawab sang ibu sambil tersenyum manis dan di balas dengan senyuman sang anak.
Flashback off
Kamar ini memang menyimpan banyak kenangan hangat.
Taehyung beranjak untuk duduk di atas ranjang beralaskan sprei berwarna putih. Ia memerhatikan sebuah nakas yang nampak berdebu, ia membuka salah satu laci di nakas itu. Terdapat sebuah foto keluarga.
Keluarga itu nampak bahagia dengan kedua anaknya yang memakai baju berwarna putih. Pemandangan yang indah, dan terasa hangat.
Namun menjadi dingin saat keluarga kecil itu pindah dan tinggal di Seoul. Sang ayah hanya mabuk-mabukan, dan membiarkan sang ibu bekerja keras demi menghidupi keluarganya. Bahkan, sang ayah pun membunuh ibunya, dan membuat kedua anaknya menderita secara fisik dan batin.
Taehyung melempar bingkai itu, dan pecah berkeping-keping. Ia mengambil foto tersebut, dan merobek di bagian sang ayah dan menyisakan bagian sang ibu dengan kedua anaknya.
Taehyung mengeluarkan sebuah korek api, dan membakar foto sang ayah. Setelahnya, ia mengambil sebuah foto yang membuatnya meneteskan air mata kerinduan.
Seorang ibu dengan wajah lembutnya, memangku sang anak yang masih berumur 3 tahun.
❣
Taehyung's pov
17.00 KST
Aku berjalan pelan menyusuri jalanan kota Daegu, kota asalku. Kedua telapak tanganku berada di dalam kantung hoodie berwarna hitam yang menjadi outfit ku.
Lampu-lampu nampak menerangi jalanan yang nampak redup. Cuaca nya dingin, tapi tak sedingin kehidupanku saat ini. Sebuah mobil hitam berhenti dan membuka kacanya, seorang namja memanggilku dari dalam mobil itu. Aku berbalik dan sedikit terkejut saat menatapnya, “Joon hyung, apa yang kau lakukan di sini?” Tanya ku.
Dia hanya tersenyum simpul dan menyuruhku untuk menaiki mobilnya, aku pun menaikinya. “Kau akan menetap di sini?” Tanyanya sambil fokus menatap jalanan yang berada di depannya.
“Kurasa tidak, Hanah noona menyuruhku untuk jangan meninggalkan appa,” jawabku.
“Hanah ada di sini?” Tanyanya, dan aku hanya mengangguk kecil.
Ia memberhentikan mobilnya dan menatapku, lalu tersenyum manis. Aku mengerti maksudnya.
Ia ingin bertemu dengan Hanah noona.
Aku hanya mengangguk, dan menunjukkan jalan menuju rumahku.
Joon dan Hanah saling menyukai sejak mereka pertama kali bertemu, namun semua itu terhenti saat Hanah tinggal di Seoul.
Bagaimana dengan perasaan Hanah? Entahlah aku tidak tahu, aku bahkan tak pernah menanyakannya.
Taehyung's pov end
❣
Joon telah pulang sedari tadi, dan sekarang Hanah sedang beristirahat di kamarnya. Sementara Taehyung, ia sedang mencoba menelpon Namjoon, namun sia-sia.
Namjoon telah memblokir nomornya Taehyung.
Taehyung nampak kesal dan pamit kepada ahjussi untuk pergi membeli minuman.
Iya, minuman.
Obat untuk menenangkan pikirannya.
Ia pergi dengan menaiki taksi. Sebuah toko bernama seven eleven adalah tujuannya.
Ia membuka pintu itu, dan mencari anggur atau bir, namun tak ada. Ia terpaksa membeli minuman bersoda. Ia membayarnya dan keluar dari toko itu.
“Berhenti!” Teriak seorang polisi yang sedang mengejar seorang yeoja yang berpakaian serba hitam.
Taehyung menarik lengan sang yeoja, dan menyembunyikannya di balik tubuhnya. Sang polisi tak menyadari hal itu, ia tetap berlari dan mencari kemana perginya sang yeoja.
Sang yeoja menapis tangan Taehyung, ia menatap Taehyung dengan pekat. Taehyung bisa melihat wajahnya dengan jelas, karena masker yang menutupi hidung dan mulutnya, telah terlepas.
“Terima kasih,” ucapnya dengan ketus, lalu pergi menaiki taksi.
Taehyung hanya menatap kepergian taksi itu, lalu mencari taksi lain, dan kembali ke rumahnya.
❣
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ STIGMA
Fanfiction[COMPLETED] Main cast : Kim Taehyung Highest rank : #525 - chicklit (25-07-18) #236 - poem (25-08-18) cerita ini di buat sesuai (ada yg sesuai, ada yg gak) dengan MV STIGMA, dan di bantu oleh beberapa sumber yg ngasih teori tentang stigma (thanks?) ...