3 [ YEOJA ]

143 34 6
                                    

Biar lebih nyata, kalian dengerin juga lagu Stigma (kalo mau)

Oh iya, ceritanya bakalan aku buat sedikit beda alurnya dari sf nya Stigma. Aku bakalan gabungin dari sf Stigma dan highlight reel yg part nya Taehyung. Jadi, jangan bingung ya. Selain itu, aku bakalan nambah dengan cerita khayalanku.

Hope u like it❤

Love u,

Laura Christine aka blakehrbour

Tak terasa dua hari telah berlalu begitu saja. Taehyung dan Hanah telah kembali ke Seoul, dan bekerja di sana.

Sebagai seorang penjaga kasir, Taehyung harus berusaha ramah dengan para kostumernya, meskipun terkadang kostumernya sangat membuatnya kesal.

Siang ini, ia menjaga kasir sendirian. Jadi rasa ngantuk selalu datang padanya. Baru saja matanya terpejam, dan sebuah botol minuman dingin menyentuh pipinya.

“Akh,” ucapnya sambil memegangi pipinya yang terasa nyeri karena minuman yang dingin itu.

Taehyung segera menaikkan wajahnya, dan menatap sang kostumer, “kalau tidur, jangan di sini,” ucap yeoja itu sambil mengeluarkan uang dan diletakkan di atas meja kasir, lalu pergi meninggalkan toko itu.

Untuk sesaat, Taehyung hanya membeku dan tak bisa berbicara apapun.

“Dia kan yeoja yang di kejar oleh polisi,” batin Taehyung.

Taehyung mengambil uang itu, dan meletakkan nya ke dalam laci tempat meletakkan uang.

- - -

18.00 KST

Taehyung berjalan pelan sambil meminum sebotol soda. Sepasang earphone berwarna putih menyumpal kedua telinga nya, dan lagu indah milik Taeyang, terputar.

Ia sedikit bersenandung kecil sambil menggerakkan pelan telapak tangannya. Ia masih memikirkan yeoja itu. Bisa dibilang yeoja itu telah membuatnya melupakan masalahnya dengan ayahnya.

Sretttt.. sretttt..

Bunyi semprotan airbrush terdengar samar di telinga Taehyung. Ia menatap ke arah seseorang yang sedang menulis sesuatu dengan menggunakan airbrush itu. Ia berjalan pelan mendekati orang yang sedari tadi membuatnya penasaran.

“Sendiri,” ucap Taehyung sambil membaca apa yang ditulis oleh yeoja itu.

Yeoja tersebut kaget dan menatap wajah Taehyung, “penjaga kasir,” ucap yeoja itu. Sementara Taehyung hanya tersenyum, “Taehyung imnida,” ujar Taehyung membenarkan.

Sirine mobil polisi berbunyi.

Taehyung menarik tangan yeoja itu, mereka berlari sekencang mungkin, dan berhenti di sebuah lorong sepi dengan banyak coretan di dindingnya. Mereka berdua akhirnya bisa bernafas lega dan lolos dari kejaran polisi.

“Siapa namamu?” tanya Taehyung.

“Hyunae, Kwan Hyunae,” jawabnya.

Hyunae berjalan menjauh dari Taehyung, dan menatap semua coretan di dinding.

Ini semua penuh arti, pikirnya.

“Apa kau menyukainya?” tanya Taehyung.

“Ya, aku menyukainya,” jawab Hyunae.

“Hyunae-ah, apa kau adalah orang yang sama dengan yang kutemui di Daegu?”

“Ya, itu aku,”

Tikk.. tikk..

Rintik hujan mulai turun dan membasahi mereka, “dimana rumahmu?” tanya Taehyung.

“Daegu,” jawab Hyunae

“Daegu? Maksudku di sini, di Seoul,”

“Aku sama sekali tidak punya rumah di sini,”

“Kalau begitu kau menginap saja di rumahku,” ajak Taehyung, sementara Hyunae sedang berpikir, “tenang aja, aku punya kakak perempuan,” lanjut Taehyung.

Hyunae menyetujuinya, dan sebuah taksi berhenti untuk mengantar mereka ke rumahnya Taehyung.

Hyunae memasuki rumah sederhana milik Taehyung. Hanah yang sedang memasak, menyambut kedatangan mereka dengan senyuman dan sapaan.

“Duduk dulu di sini,” ucap Taehyung sambil mempersilahkan Hyunae untuk duduk di atas sofa.

Taehyung berjalan ke arah dapur, “apa dia boleh menginap di sini?” tanya Taehyung pada Hanah.

“Tentu saja boleh, kau pergilah ke sana, aku akan membawakan minuman untuk kalian,” jawab Hanah.

Taehyung segera berjalan menghampiri Hyunae yang sedang duduk sambil memperhatikan seisi ruang tamu, “maaf membuatmu menunggu lama,” ucap Taehyung.

ah, gwaenchana,” jawab Hyunae.

“apa kau sering melakukan hal itu?” tanya Taehyung.

Hyunae menatap Taehyung dengan penuh kebingungan, “hal itu? Maksudnya sering mencorat-coret dinding?” tanya Hyunae yang tidak mengerti pertanyaan Taehyung. “Iya, itu maksudku,” jawab Taehyung.

“Ya, belakangan ini aku memiliki masalah dengan keluargaku. Aku merasa kesepian dan satu-satunya cara untuk membuat rasa sepi itu hilang adalah dengan mencurahkan nya kepada dinding-dinding kosong itu,” jawab Hyunae.

“Memangnya ada apa dengan keluargamu?” tanya Taehyung.

Hyunae membuang nafasnya dengan pelan, “orang tuaku telah meninggal, dan selama ini aku dititipkan di eonni ku. Tapi, eonni ku sangat tidak menyukaiku, hampir setiap hari dia pulang larut, dan memarahiku tanpa alasan. Itulah kenapa aku pergi dan tinggal di sini, di Seoul,” jelasnya.

“Kau ingin memulai kehidupan yang baru?” tanya Taehyung padanya, “iya,” jawab Hyunae.

“Kalau begitu tinggallah bersama kami di sini,” sahut Hanah yang datang dengan membawa nampan.

“Tidak, eonni. Aku akan berusaha mencari tempat tinggal sendiri,” jawab Hyunae.

“Baiklah, tapi Taehyung yang akan membantumu,” ucap Hanah sambil duduk di samping Hyunae, “kau juga bisa menganggap ku sebagai eonni mu,” lanjutnya dan membuat seulas lengkungan tipis di bibir Hyunae.

08.00 KST

Terima kasih karena mau mengizinkan ku untuk menginap di sini,” ucap Hyunae.

“Sama-sama, mampirlah ke sini jika kau punya waktu luang,” ujar Hanah.

Setelahnya Hyunae pergi untuk mencari tempat tinggal, sementara Hanah dan Taehyung segera masuk ke dalam rumah.

“Rumah ini terasa sangat nyaman tanpa adanya appa,” ucap Taehyung

“Ku harap dia takkan kembali lagi,” lanjutnya.

“Hanah-ah, tolong buatkan kopi untukku,” suara Kim Dongsae terdengar jelas di telinga Taehyung dan Hanah.

“Panjang umur,” ucap Hanah.

Taehyung segera pergi ke arah kamarnya, “apa kau tak ingin memelukku seperti dulu?” pertanyaan itu keluar dari mulut Dongsae.

Taehyung hanya membalikkan kepalanya sebentar, lalu pergi ke kamarnya.

✓ STIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang