- p t . 5 -

7 2 2
                                    


" Makasih udah anterin anoa gemes " kataku berterimakasih pada Keano yang telah mengantarkanku kembali ke rumah dengan selamat.

" Adin alay " katanya.

" Oh ya No, gue mau nanya tadi belom selsai " aku teringat sesuatu.

" Tanya tentang papa ya? Kenapa? Papa mirip siapa? "

" Iya, papa lo mirip sama papanya Dinda "

" Dinda? Temen lo itu? "

" Iya, sahabat gue " kataku memperjelas.

" Emangnya papanya Dinda namanya siapa? "

" Om Reza kalo nggak salah " jawabku sambil berpikir nama ayah Dinda.

" Ohh, jadi kenapa lo tiba-tiba ngomongin papanya Dinda mirip sama bokap gue? " Keano bertanya dengan dahinya yang mengernyit.

" Satu pertanyaan lagi, bokap lo beneran sering pulang malem? " tanyaku tanpa menghiraukan pertanyaannya barusan. Aku ingat, kalau Dinda bilang, jangan beritahu mengenai papanya ke siapapun. Karena ia tidak mau dipandang kasihan oleh siapapun.

" Iya " jawabnya singkat.

" Oke deh gue pulang dulu ya dahh "

" Lo belo- "

" Mau masuk dulu nggak? Ada mama di dalem loh " tanyaku sambil membuka pintu mobilnya dan menutupnya. Aku tahu dia ingin jawaban atas pertanyaannya. Tapi, aku menghindarinya. Sebenarnya, Keano bisa menjaga rahasia, aku juga sering bercerita dengannya, tapi, ini cerita masalah keluarga Dinda menurutku. Lalu, Keano membuka kaca mobilnya.

" Enggak deh, udah malem, nanti mama cari, titip salam aja ya buat Tante Nana " jelasnya. Biasanya, anak cowok suka pulang malam, tapi Keano beda, dia takut mamanya. Takut menyakiti hati mamanya. Kata Keano, hati perempuan tidak boleh disakiti, harus dijaga. Cowok idaman bukan? Banyak sih yang naksir dia, tapi, dia itu orangnya cuek, jadinya ya, kabur semua hahahaha.

" Yaudah sana pulang, hati-hati " kataku bercanda.

" Idih " lalu dia menutup kaca mobilnya dan melesat pergi.

Saat aku berbalik untuk masuk kerumah, aku melihat sebuah mobil yang tidak asing. Hatiku tersenyum.

" KAKAK BIAN SAYANG!!! " aku berteriak saat sudah didalam rumah. Ya, kakak laki-lakiku baru saja pulang sepertinya.

" Hei sayang, kamu kok baru pulang " tanya Bian.

" Hehe, tadi abis dari rumah temen "

" Dinda? "

" Bukan, Keano " jawabku lalu dia mengernyit.

" Keano siapa? "

Oh iya aku lupa, Bian tidak pernah bertemu Keano sebelumnya.

" Temen aku lah kak "

" Cowok? "

" Kagak, bencong " jawabku sambil memutar bola mataku malas.

" Ih jangan temenan dek, jauhin! " lalu dia berkata dengan nada marah.

" Ya cowok lah dodolllllllllll "

G O Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang