Rife

1.5K 141 15
                                    

"Itu kan orangnya?"

Sewaktu berada di ruang makan Zaffir, Rife mencomot tiga buah pisang sekaligus. Sepanjang dia melangkah, siswa-siswa di sana selalu berbisik membicarakannya. Rife beruntung bukan tipikal orang yang akan mudah terganggu dengan perlakuan seperti itu. Setidaknya dia menyadari hanya siswa dari Vighę yang tidak menyukainya, juga Var-karena mereka berasal dari Kith.

Entahlah dengan Var, tapi Rife merasa baik-baik saja sejauh ini. Hidupnya akan tenang selama dia menyibukkan diri dengan mengunyah, atau bergaul baik dengan para siswa yang bukan berasal dari Vighę.

Omong-omong Rife juga punya cara sendiri untuk menikmati waktunya di Gihon. Kurang lebih sama dengan Var yang lebih suka mengisi waktu luangnya untuk memukuli boneka kayu, atau menantang siswa-siswa di atas tingkat mereka bertarung. Buat apa Rife menyulut sesuatu yang bisa menimbulkan masalah? Daripada terus menonjolkan diri yang justru akan membuat siswa-siswa Vighę makin membenci mereka, Rife memutuskan memperlebar lingkaran pertemanan.

Khususnya gadis-gadis cantik yang menantinya di luar Zaffir. Laki-laki mana yang bisa menolak keindahan semacam itu? Baiklah, Var adalah pengecualian. Meski tampan, tatapan tajamnya membuatnya tampak seperti tukang jagal.

Sementara Var mulai direpotkan oleh tingkah Quon, Rife diam-diam juga berkeliaran ke asrama lain. Dia sering mampir ke Emerald dengan alasan membutuhkan ramuan untuk pencernaannya yang seringkali bermasalah. Rife juga kadang mampir ke Ruby karena para gadis di sana sangat ramah pada siapa pun. Laki-laki itu bahkan pernah menghadiahkan gelang pada seorang gadis yang selalu tersipu malu tiap digoda.

Perhatiannya baru tersita penuh ke satu orang ketika Rife hinggap ke Cithrine. Asrama yang khusus diperuntukkan bagi para siswa yang memiliki kemampuan khusus di bidang spiritual-tidak seperti asrama lain yang bebas menerima murid baru.

Rife tidak sengaja menyelinap ke ruang ramalan waktu itu. Terdapat lingkaran raksasa di lantainya-sebuah kolam yang menutupi setengah lebih bagian bawah tempat itu. Guru cenayang telah memasang mantera sehingga para siswanya bisa berjalan di atas airnya. Hanya dibutuhkan sedikit permainan sihir supaya mereka bisa menggunakan air di sana untuk meramal.

Rife sedang melenggang santai dekat jendela yang terbuka saat tidak sengaja melihat kilauan air yang beriak. Kepala seseorang timbul di tengah-tengah kolam. Rambut panjangnya melekat pada leher hingga ke punggung. Dia melompat ke atas demi mengambil udara sebanyak-banyaknya. Rife terpaku menyaksikannya membuka mulut lebar-lebar kemudian berenang ke pinggiran.

Kelopak mata Rife tidak sekalipun berkedip. Luar biasanya, dia tetap mencomot butir demi butir kacang dari saku baju.

Gadis yang belakangan diketahui Rife bernama Areah itu kemudian beranjak naik. Dia mengenakan gaun putih panjang yang sekarang basah kuyup hingga mengikuti lekuk tubuh. Melangkah ke sudut ruang, dia kemudian mengenakan jubah yang tebal lalu mencoba mengenyahkan air pada rambut.

Saat itulah pandangan keduanya tidak sengaja bertemu. Rife membelalak dan Areah melotot. Mulut gadis itu membuka-nyaris saja menjerit. Tapi apabila dia melakukannya, orang lain di Cithrine akan tahu bila dirinya telah memakai ruangan itu tanpa izin.

Areah menggigit bibir. Dia lalu mengambil gayung tidak jauh di dekatnya. Dengan benda itu, dia menciduk air lalu melemparkannya amat jauh ...

Hingga menghantam telak dahi Rife sampai benjol.

***

"Kenapa kau senyum-senyum sendiri?" Areah menegurnya. Gadis itu masih sibuk membalut luka-luka di seluruh tubuh Rife. Entah kenapa dia tidak pernah tampak senang kala Rife tersenyum. Seakan-akan laki-laki itu tengah membayangkan sesuatu yang membuat Areah merinding.

"Tidak apa-apa." Rife menyeringai lalu mengaduh karena sudut bibirnya juga terluka. "Aku lega karena telah menggagalkanmu menemukan penggantiku, kurang dari seminggu."

.

.

.

Rife adalah karakter favoritku di luar tokoh utama. Dia imut, sedikit playboy, supel, santai, dan yang terpenting: suka/gila makan. Daku tak bisa bayangin tidak ada Rife yang menemani Varoscar sewaktu mereka datang ke Vighę untuk yang pertama kalinya. Menulis adegan bagian Rife itu selalu jadi moodbooster, karena ada masanya saya amat jenuh menulis Silver Maiden yang begitu kompleks.

Fun fact: Rife dan Areah lebih banyak berantemnya daripada mesranya

.

Covernya menyusul, atau ada yang mau bikinin? 😁 Karena ini hanya sebatas out of story, jumlah kata per babnya hanya berkisar 500an, jadi semoga aja gak ngebosenin yah~

.

Love you~~ 💋💋💋

Agatha

Silver Maiden - Out of StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang