Sira

922 122 15
                                    

Kesan pertama Sira pada Var amatlah buruk. Gelagatnya saat akan menolong di Xerokh waktu itu tidak berlaku—ditambah lagi Kialah yang pada akhirnya menyelamatkan Sira, bukan laki-laki berwajah kaku itu. Rambut hitam, mata kelam, postur tubuh yang padat dan kasar membuat Sira langsung bisa menyimpulkannya sebagai orang Kith. Buktinya adalah emblem pada gagang pedang hampir Var tarik dari samping celana.

Tapi berbeda seratus derajat dengan kesan buruk itu, Sira justru jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Nii. Kali itu memang bukan pertama kalinya Sira melihat kuda. Sira sering melihat prajurit-prajurit Vighę bersliweran di Areun untuk memantau pendatang-pendatang yang memasuki kerajaan di jantung Oltra tersebut. Mereka menunggangi kuda, tapi tubuh hewan gagah itu dilapisi pelana yang berat, juga penutup mata hingga hanya bisa melihat ke depan.

Sira selalu berpikir kuda adalah hewan gagah yang menakutkan. Tapi persepsi itu langsung berubah saat bertemu dengan Nii. Badan Nii menjulang tinggi dan begitu kekar. Pembedanya adalah, Var yang tidak memasangkan pelana besi hingga kuda itu bisa bergerak lebih leluasa. Mungkin karena Var belum pernah mengendarainya untuk pergi berperang.

Hari itu, sejak Sira menunjukkan pada Var ke tempat di mana berlian-berlian hitam tersebar dan teronggok, laki-laki itu menjadi susah ditemui. Maksud Sira mengarahkan Var ke sana sedikit banyak adalah untuk mengujinya—tidak benar-benar meminta bantuan. Lalu setelah melihat bagaimana marahnya Var hingga sulit ditemui, Sira jadi menyesal.

Var memang sulit ditemui, tapi Nii tidak. Sira tiba-tiba punya ide menyusup ke istal Zaffir. Dia mengitar ke satu per satu bilik di sana, dan menemukan Nii sebagai satu-satunya kuda yang bereaksi antusias saat kedatangannya.

Nii menyukai Sira sejak gadis itu membagi potongan mandunya sewaktu mereka dan Var keluar Gihon ke Xerokh. Dia makin menyukai Sira karena kini gadis itu memberikan butir demi butir apel yang dibawanya.

"Hei, Nii, apakah tuanmu masih marah?" tanya Sira menggumam. Tubuh mungilnya duduk dalam lengkungan tubuh Nii yang besar dan hangat. "Kata-kata yang teringat darinya cuma saat ancaman akan membunuhku."

Nii masih asyik mengunyah apelnya. Dia lalu menggeliat keenakan saat Sira mengusap-usap rambut yang tumbuh di sepanjang leher. Gadis itu tersenyum.

"Tapi dia orang baik ..." Pandangannya menerawang. "Tidak semua orang Kith sejahat yang orang-orang Vighę katakan."

Kebanyakan orang yang melihat berlian hitam di tangan Sira akan memiliki niat untuk merampasnya. Batin mereka akan seketika dipenuhi ketamakan, serta nafsu berlebih demi menggunakan berlian itu. Di mata orang-orang biasa, berliannya berwarna bening. Tapi begitu melihat raut Var ketika melihat berlian milik Sira, laki-laki itu tanpa ragu melenyapkannya.

Tidakkah sekalipun terbesit keinginan Var untuk menggunakannya?

"Hari ini dia tidak ada di sasana ...," gumam Sira sedih. "Apakah menurutmu aku harus bolos seharian untuk menunggunya, Nii?"

Dengusan Nii menjawab pertanyaan itu. mendadak dia mendekatkan moncongnya lalu meniup-niup poni Sira hingga acak-acakan. Sira tertawa-tawa. Gadis itu tidak bosan-bosannya bermain dengan Nii dan tahu-tahu malam semakin larut. Sira mengeratkan jubahnya kemudian meringkuk serta bersandar di perut Nii. Napasnya berubah teratur. Keduanya tidur pulas.

***

Setelah tujuh bulan lebih mengambil cuti dari Gihon karena ulah perompak serta mengurusi permasalahan lain di benteng pesisir Kith, Var dan Rife kembali ke Vighę. Akan tetapi begitu sampai di Xerokh, Var tidak mengambil arah ke Gihon. Dia dan Rife berpisah. Nii yang setia selalu menurut ke mana pun Var menggiringnya.

Pada akhirnya mereka berdua berhenti di atas sebuah bukit, dekat telaga Tiberi yang indah.

Var menggunakan belatinya untuk memotong beberapa tangkai kamomil. Nii melihatnya menghampiri satu gundukan tanah di sana, dengan papan batu tertancap di ujung. Laki-laki itu kemudian meletakkan bunga-bunga kecil yang digenggamnya dekat nisan bertuliskan Quon.

Makam Sira.

.

.

.

Sira adalah karakter yang sangat lovable, dengan sifat polos yang kekanakan namun sekaligus manipulatif menyangkut tampilan dirinya di hadapan orang lain. Tidak sedikit pembaca yang protes karena nasibnya di Silver Maiden, bahkan kehilangan mood baca sampai akhirnya gak diterusin. But trust me, I felt more frustrated than you.

Fun fact: Sira diam-diam mengidolakan Fiona

Silver Maiden - Out of StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang