Bastian pov.
Meneguk kembali wine yang seperti membakar ditonggorokan tapi akan terasa nyaman saat mengalir ke dalam perut ku. Entah sudah berapa botol wine yang kuhabiskan tapi aku masih dalam keadaan sedikit sadar.
Melirik kesebelah kiri, aku menatap remeh Aldy yang sudah tepar hanya dengan meneguk 2 botol wine, Kembali ku menatap sekelompok orang yang sedang menari dengan bebas, disana aku melihat Karel yang sedang Mencium seorang wanita. Aku tersenyum melihatnya.
Lalu ku edarkan pandanganku keseluruh ruangan, di sebelah kanan ku seorang pria dan wanita bercumbu dengan liar, astaga lihat pria itu sudah memasukkan tangan nya kedalam rok mini yang dikenakan wanita itu.
Tak sengaja ku melihat Karel menggendong wanita yang dicium nya tadi seperti menggendong anak monyet, aku tertawa sendiri membayangkan nya. Astaga seperti nya aku sudah mulai mabuk, ku lihat jam sudah menunjukkan pukul 11:25 dengan cepat ku membangunkan Aldy dan membantu nya berjalan keluar.
***
Tepat pukul 12:00 aku pulang dengan keadaan lampu ruang utama yang menyala, Astaga bersiap lah kau Bastian.
"Bastian.. Darimana saja kamu? Kelayapan setiap hari.. Keluyuran tengah malam.. Mau jadi apa kamu hah? Tidak bisakah kamu mencontoh paling tidak satu saja sifat Bryan kakak kamu? Mama sudah capek Bas, Capek.. Menegur kamu setiap hari.. Kurang apa didikan Mama selama ini ke kamu hah?" Baru saja aku melewati ruang tamu, aku sudah mendengar bunyi kembang api.
Dengan malas aku melihat Ibuku Nyonya Simbolon, Mona. menatapku tajam seakan ia ingin memenggal kepala ku. Yang malah menurutku itu lucu sekali.
Sedangkan Ayahku Tuan Simbolon, Bimo. hanya diam seperti patung yang ada di depan rumahku, Astaga efek mabuk ini semakin menjadi.
Meski kulihat ada sedikit kilatan rasa marah dalam matanya.Ku lewati begitu saja orangtuaku menuju kamar "Maa.. udah deh, Bastian capek"
"BASTIAN KAMU MINUM ALKOHOL"
Astaga baru beberapa langkah aku berjalan sekarang suara Mercon yang terdengar. Bodoamat gw capek.
Bastian pov Off
***
Pagi-pagi sekali Bastian terpaksa terbangun dari alam mimpi nya saat mendengar ketukan pintu dan teriakan seseorang yang menyuruh nya untuk segera bangun.
"Bas.. Babas.. Cepet bangun woi ntar lu terlambat kesekolah"
Menggeram kesal Bastian lantas bangkit dari ranjang dan membuka pintu. Dengan wajah datar Bastian melihat seorang pria yang menyerupai wajahnya namun tersenyum lebar dan dengan penampilan yang sudah rapi memakai baju sekolah.
"Belum mandi lu, anjirr cepetan elahh.. hari ini upacara Bas, gw gak mau ya liat lu dijemur ditengah lapangan lagi" Bryan, atau kembaran nya itu pun menarik Bastian kedalam kamar dan mendorong nya masuk ke kamar mandi.
Bryan berteriak sebelum pergi "Gw tunggu" ucapnya lalu turun kebawah menuju ruang makan.
Bastian sudah siap, ia menuruni tangga sambil bersiul. Sampai di ruang makan ia melihat Ibunya dan Bryan yang saling bercanda, sedangkan Ayahnya sibuk dengan tab yg ada di tangan nya.
Merasa di abaikan Bastian bangkit "Aku pamit pergi dulu ma, pa"
Mona lantas menatap Bastian heran "Loh gk sarapan dulu?" tanya nya.
Sarapan apa ma? mama sibuk sama Bryan sampai gk tau aku udah sarapan atau belum sahutnya dalam hati.
"Sudah kok mah" Dengan senyum yg dipaksakan Bastian menyalimi tangan kedua orang tua nya."Aku juga pamit ya ma" Bryan yg melihat Bastian hendak pergi bangkit dari duduk nya untuk bersalaman juga.
Mona dengan senyum hangat keibuan nya mengusap rambut Bryan dengan sayang"Hati-hati dijalan ya sayang, love you"
Aku juga pengen denger mama ucapin sayang ke aku ma
Bastian bergumam dalam hatinya sambil melangkah keluar rumah, dengan mengendarai mobil sport merah metalik nya Bastian mengemudi seperti orang kesetanan.
Bryan yg melihat Bastian mengemudi dengan kecepatan melebihi rata-rata itu pun lantas menyusul ingin memperingati, tapi niat nya ia urungkan saat melihat seorang nenek ingin menyeberang jalan.
Dengan sikap ke manusiaan nya Bryan turun dari mobil perarri putih menyala nya lantas membantu nenek tersebut menyebrang.
Bryan tersenyum hangat saat berhasil membantu nenek menyebrang "Nenek kalau mau nyebrang harus dibantu sama orang ya nek, Bryan pamit pergi sekolah dulu"
"Terima kasih nak sungguh mulia hati__
Belum sempat nenek tersebut menyelesaikan kalimat nya sebuah angkot yg terguling dari kejauhan menerjang tubuh Bryan dan nenek tersebut hingga menimbulkan kemacetan yg panjang.
****
Seorang pria paruh baya terlihat sedang menundukkan kepalanya, terduduk memeluk tubuhnya sendiri. Bahunya terguncang sedikit tanda ia sedamg menangis, terdengar isakan memilukan di sela tangisnya.Bastian yang baru saja datang merengkuh memeluk erat tubuh Ayahnya. "Apa yang terjadi pa? kenapa bisa seperti ini" ucapnya tak percaya.
Bastian,
Ia baru saja mengetahui bahwa saudara kembarnya meninggal akibat tabrakan beruntun akibat rem trak pengangkut barang blong dan menabrak angkot yang terparkir di pinggir jalan sehingga membuat angkot tersebut terguling-guling dan menabrak Bryan dan seorang nenek yang dibantu nya menyebrang jalan
Dan,
Ibunya yang mendengar itu pun Shok dan langsung jatuh pingsan, tapi saat terbangun ia kembali pingsan lagi.
Bimo menatap sendu Bastian "Ibu kamu begitu shok mendengar kematian kakak kamu, sehingga ia butuh perawatan khusus, dan ku dengar syaraf otak nya menegang karna begitu shok nya maka ibumu akan mengalami sedikit gangguan kejiwaan akibat ketidak terimaan nya dengan kematian kakak kamu Bas" Bimo kembali tertunduk menangis dalam dekapan Bastian.
Nah guys jadi ini awal gimana Bastian harus pura-pura menjadi Bryan di depan ibunya. Tapi kalau di luaran Bastian tetap Bastian yg dingin dan arogant😉
So, stay tune ya😊
Eitssss jangan lupa tinggalkan jejak kalau suka❤
Vote atau coment ya guys😉Sorry for typo😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Liar 🎭
De TodoAku bukan Nathan, yang bisa menjadi dua orang sekaligus. Aku tidak punya alter ego, yang punya dua karakter berbeda. Aku tetap aku, seperti apapun aku mencoba menjadi DIA, aku tidak akan bisa. Tapi aku akan mencoba, apapun demi kebahagiaan kita. Cas...