Aku melangkah masuk ke dalam rumah beriringan dengan Max disampingku. Kami membuka sepatu kami masing-masing lalu menaruhnya di rak sepatu.
"Ma, aku pulang" teriakku sambil berjalan ke arah dapur. Di dapur sudah ada mama yang sedang menaruh masakannya di meja makan.
Mama yang baru menyadari kehadiranku langsung menyambutku, "Sini makan dulu, abis itu baru ganti baju. Mana Max?"
Aku menunjuk ke arah belakang lalu berjalan menuju kulkas dan meneguk segelas air dingin yang sudah tersedia di kulkas setelah itu duduk dikursi ku.
"Halo mama" sapa Max memanggil mama. Sudah tak diherankan lagi kalau Max memanggil mama dan papa dengan panggilan yang sama sepertiku, aku sudah pernah bilang kalau mama dan papa juga menganggap Max seperti anak mereka, kan? Jadi mama dan papa bilang kepada Max untuk memanggil mereka dengan panggilan mama dan papa. Aku sendiri juga tidak keberatan sama sekali dengan hal itu.
"Sini atuh, duduk. Makan, abis itu ganti baju. Kamu masih ada baju disini kan ya?" tanya mama yang juga ikut duduk.
Max duduk tepat didepanku lalu mengangguk menjawab pertanyaan mama. "Tadi aku sama Elly mampir ke rumah aku dulu, ma. Tadi ngambil baju sama beresin buku, aku mau nginep hari ini"
Baik aku dan Max mengambil nasi dan lauk kami masing-masing.
"Oh ya udah. Tadi mama kamu telpon lho, Max. Katanya mau pulang minggu depan" ucap mama yang membuatku secara spontan langsung melirik Max.
Max mengangguk pelan. "Palingan ada urusan bentar, abis itu pergi lagi" gumam Max.
"Gak selalu mama kamu pulang karna ada urusan, sayang. Bisa jadi dia kangen kamu" mama menasehati Max dengan lembut.
Max tertawa pelan, lebih tepatnya tertawa dengan dipaksakan. "Ya mungkin, kita juga ga tau kan ya gimana maksudnya mama balik?" balas Max.
Mama yang seakan mengerti tentang pikiran Max hanya tersenyum tipis lalu mengalihkan pembicaraan. "Gimana, kalian sekelas lagi?" tanya mama.
Kami berdua mengangguk sedangkan mama yang melihat jawaban kami malah menggeleng. "Astaga, ini gak tau loh mama harus bingung atau harus seneng kalian bisa sekelas lagi. Bingungnya kenapa kalian bisa sekelas mulu, senengnya karna kalian bisa jagain diri kalian satu sama lain"
Max terkekeh pelan lalu menjawab, "disenengin aja ma, kalo dibingungin kita juga bingung kenapa"
"Bener juga sih" ucap mama sambil tertawa lalu berdiri dan berjalan ke arah ruang keluarga, sepertinya sih mau nonton acara ciduk-cidukan itu.
Setelah selesai makan aku langsung masuk ke kamarku, begitupun dengan Max. Kamar Max tepat disebelah kamarku yang lebih tepatnya adalah kamar Iel dulu.
Tanpa ku sadari aku tertidur setelah mengganti seragamku. Aku menerjabkan mataku pelan lalu melihat ke arah jam dinding di kamarku. Jam 5 sore, untung saja aku tidak ketiduran sampai malam.
Setelah bangun aku langsung mandi lalu keluar dari kamar, saat aku keluar sudah ada mama dan Max yang sedang menonton TV. Pasti sedang menonton acara kuis-kuis itu. Aku menghampiri mereka dan duduk disamping mama.
"Udah bangun ternyata dia" ucap mama sambil melirik Max.
Max ikut-ikutan melirik mama. "Kirain bakal tidur sampe malem atau bahkan sampe pagi..?"
Aku tak menghiraukan mereka dan menatap kosong televisi yang sedang nyala. Sepertinya sudah mandipun nyawaku belum terkumpul sepenuhnya.
"Acara bodoh gini kok masih aja ya ditayangin?" gumam mama sambil mengganti-ganti channel. Karna kesal tak ada acara yang disukainya, akhirnya mama berdiri dan menyerahkan remote TV kepada Max.

KAMU SEDANG MEMBACA
I've got a crush on my bestfriend [ON HOLD]
Novela Juvenil[Sequel of Young Marriage] Kata orang, jika laki-laki dan perempuan bersahabat tidak ada yang namanya benar-benar berteman. Salah satu diantara orang itu pasti ada yang jatuh cinta kepada sahabatnya sendiri. Seperti aku. Aku menyukai sahabatku sendi...