Game 2

99 30 26
                                    

Aku yang akan terperangkap di hatinya? Atau dia yang akan terperangkap dalam permainanku? Kita lihat saja nanti. Hahahaha...
~Chintya

¤¤¤¤¤

CHINTYA POV

Lagi!!! Pagi ini aku kembali menyaksikan fenomena dahsyatnya kemacetan ibu kota dari kaca mobil Derga yang sekarang menemaniku pergi kuliah. Sungguh hal lumrah dan membosankan jika harus saban hari melihat dan mengalami kemacetan yang luar biasa lelahnya, apalagi harus menunggu berjam-jam di jalanan raya apabila terjebak macet.

Ya, begitulah sedikit pengalaman hidupku ketika berjuang hidup di antara dahsyatnya hingar bingar ibu kota. Apalagi menghadapi banyaknya tugas di kuliahan. Sungguh hal yang paling menyebalkan, sekaligus melelahkan.

Oh, ya, perkenalkan namaku Chintya Madonna, biasa dipanggil Chintya, boleh juga Tya. Cewek paling cakep dan rajin se-angkatan kuliahan. Hehehe, pede amat aku. Sekarang lagi menempuh pendidikan kedokteran di universitas pilihan sejuta ummat, apa lagi kalau bukan Universitas Indonesia, atau yang populer dengan nama UI. Tepatnya sekarang aku lagi kuliah di semester 4. Hmm, bagiku itu adalah semester terlelah, bahkan semester paling menyeramkan yang pernah kujalani semasa pendidikan kedokteran.

Bagiku kuliah adalah hal yang paling menyenangkan apabila kita sudah mendapatkan gelar sarjana yang kita impikan. Apalagi mengambil jurusan kuliah ekstrim, ya salah satunya dengan masuk pendidikan kedokteran. Mama dan papa aku memang sangat menginginkan anaknya yang satu ini menjadi dokter. Berhubung aku hanya dua bersaudara dalam anggota keluarga, jadi mereka sangat berharap besar dengan kedua anaknya ini. Termasuk aku.

Untuk masuk ke pendidikan kedokteran UI saja, aku harus mati-matian belajar agar bisa lulus disini, dan tentunya tidak mengecewakan hati kedua orang tuaku yang sudah berharap besar dengan anak gadisnya ini.

Tapi sekarang, perlahan-lahan aku sudah mulai tenang dan bernafas lega, karena sudah bisa melewati semester-semester menyeramkan itu. Dan ditambah lagi ada pacar yang setia menemani dikala bosan. Siapa lagi kalau bukan Derga.

Dia pacarku. Memiliki nama asli Derga Mubaraq. Cowok tampan, baik, dan pastinya humoris ini, memiliki segudang prestasi masa SMA-nya. Dia anak olimpiade Biologi yang cukup banyak menyabet piala dan medali emas di ajang kompetisi olimpiade. Maka tak heran, banyak cewek-cewek yang pada naksir sama dia. Termasuk aku.

Awal kami berjumpa, pas aku ketemu sama dia sekitar 2 tahun lalu, saat pakarmaru alias pengenalan pas masuk universitas. Dia saat itu satu kelompok gitu sama aku pas dibagi grup sama senior. Dan saat itu pula aku mulai jatuh hati kepadanya. Dia tampan, baik hati, dan yang pasti pintar bukan main. Sampai pada akhirnya,ternyata dia juga suka  kepadaku. Dan kita pun taken deh. Jadi...

"Sayang, bisa cepetan sedikit nggak bawanya? Aku takut telat, nih. Mana, aku denger-denger dosen mata kuliahku hari ini killer, lho," keluhku, sambil menatap lirih wajah Derga yang ketampanannya makin naik beberapa persen ketika mengemudi mobil.

Dia menoleh sambil mengedarkan senyum manisnya. "Hmm, ini juga udah cepet banget sayang. Sabar ya. Bentar lagi sampe kok," ujarnya pelan. Kemudian mengembalikkan pandangannya ke depan.

Aku hanya mengangguk, kemudian melirik jam tangan yang selalu setia kukenakan kemanapun pergi. "Kira-kira jam berapa ya, sampainya?" Tanyaku kepada Derga dengan raut wajah benar-benar panik.

Psycho BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang