Memang benar

23 1 0
                                    


Memang benar, membicarakan hal mengenai cinta untuk saat ini belum pantas. Membicarakannya perlu pemikiran yang matang..
Butuh kesiapan mental dan materi..

Memang benar katamu, semua sudah ada yang mengatur..
Soal jodoh, Tuhan sudah tahu namun dia masih menyembunyikannya dari kita..
Tuhan ingin kita berbenah diri dan hingga waktu itu tiba, kita sama-sama siap..
Kamu sibuk dengan cita-citamu..
Sedangkan aku, harus berusaha untuk tetap melanjutkan sekolah..

Memang benar, mengejar cita-cita itu perlu. Bahkan untuk wanita..
Entah esok jika ia sudah menjadi istri, tergantung pada suami memperbolehkan ia bekerja atau tidak..
Selain itu, ia juga harus berkepribadian baik, hati-hati dalam bertutur kata, dan tentunya pintar..

Sedangkan aku..
Aku masih bertingkah kekanak-kanakan.
Tutur kataku belum bagus hingga masih melukai hati seseorang..
Aku pun masih jauh dari kata pintar.. aku tidaklah pandai, di semua mata pelajaranpun aku biasa saja..

Kamu, dapat aku gambarkan seorang laki-laki yang berparas tampan, hidung mancung, dan berkulit putih.. Namun, bukan itu yang memebuatku menyukaimu.
Tutur katamu baik, sopan terhadap siapa saja, memiliki sifat berwibawa, rajin dalam beribadah, dan juga pandai..
Kamu memiliki sifat baik hati dan tidak pernah memandang orang dari derajatnya..

Sedangkan aku..
Masih jauh dari kata sholehah, aku wanita yang biasa saja..

Mungkin benar, Tuhan saat ini mempertemukan aku dan kamu untuk sekedar sebagai teman..
Mengharapkan yg lebih saja belum pantas..
Ini saatnya aku memperbaiki diri, mengejar cita-citaku, dan berusaha membahagiakan orang tua..

Tetapi, aku bersyukur, bahwa Tuhan mempertemukan aku denganmu. Kamu selama ini terus menjadi inspirasiku bahwa selagi kita mampu mengejar cita-cita, maka kejarlah sampai dapat..
Aku dapat melihat semangat dari sorot matamu..

Aku dapat merasakan untuk apa kamu melakukan ini, untuk siapa kamu sampai tidur larut..
Demi menaikan nama kedua orangtuamu dan menjadi contoh untuk adik-adikmu..
Itu yang membuatku begitu salut denganmu..
Dan menjadi pengingatku dikala letih.. bahwa aku harus bisa dan jangan mudah menyerah..

Rasa BeraksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang