Chapter 41 ( Accident 2 )

14.6K 591 2
                                    

Haiii all... Para penyemangat author....

So, next chap!

---------

Halsey's POV.

Aku kira Andrew akan langsung mengajakku pulang, tetapi ia lebih memilih tetap menemaniku. Aku sudah memaksanya untuk pulang saja, namun ia malah mengancamku. Aneh sekali. Tapi untunglah masih banyak bodyguard yang mengawal kami. Dan dari kejadian tadi, aku tidak tahu bodyguard – bodyduard Andrew masih hidup atau tidak. Aku hanya ikut merasa bersalah jika orang – orang tak bersalah juga tefkena imbasnya seperti kejadian tadi pagi.

Hari yang semakin siang, aku dan Andrew masih memilih – milih barang untuk liburan kami. Tidak ini liburan, aku rasa ia seperti menghindari sesuatu buruk yang akan terjadi. Aku tidak pernah salah dengan feelingku. Seharusnya ia bercerita padaku agar aku bisa membantunya. Dan semuanya berkecambuk di kepalaku, mulai dari penjagaan ketat di mansion, Andrew mengangkat telepon entah dari siapa, orang asing yang mengikuti kami hingga kecelakaan pun terjadi.

" Ekhhmm... Andrew ada apakah sebenarnya? " Aku menghadap ke arahnya.

" Tidak ada apa – apa, Hels. " Ia mengacak – acak rambutku dan berjalan melewatiku.

" Kau sudah membuatku geram, Andrew. Aku serius. Mulai dari penjagaan ketat di Mansion hingga orang asing mengikuti kita. Siapa Andrew dan apa yang sebenarnya terjadi? " Aku menggerutu padanya.

Ia tidak menggubris pertanyaanku, malah asal mengambil barang yang ada di dekatnya dan memasukkannya ke troly.

Emm aku rasa ini sudah cukup. Kita pulang sekarang. " Ia sengaja mengalihkan pembicaraan dan mendorong trolynya

" Tidak, sebelum kau menjawab pertanyaanku. " Aku menahan dirinya.

" Sebaiknya kau tidak perlu tahu Hels, ini terlalu berbahaya untukmu. "

Apa dia lupa bahwa aku ini adalah seorang agent CIA. Tidak ada yang meremehkanku kecuali para musuh – musuhku. Dan dia sekarang bilang berbahaya untukku? Aku sidah terbiasa dengan hal yang berbahaya.

" Tidak ada yang berbahaya bagi seorang agent sepertiku. " Ucapku datar meyakinkannya.

Tapi ia malah menatap kosong ke depan tanpa ekspresi. Apa yang dia lihat? Aku ikut melihat arah pandangya. Tidak ada yang aneh, tapi salah seorang pria berjaket hitam memperhatikan kami. Tidak jauh dari tempat kami berada. Tapi sesuatu yang membuatku melebarkan mataku. Ia mengeluarkan pistol dari jaketnya. Dan mengarahkannya ke kami.

Sontak tangan Andrew langsung menarikku menjauh dan bersembunyi di balik rak – rak barang. Jangan lupa dengan bodyguard Andrew. Mereka setiap sisi mengelilingi kami.

Duar...  Duar...  Duar....

Semuanya orang yang berada di mall berteriak histeris melihat sebagian bodyguard Andrew sudah terkulai berceceran darah. Pria itu melihat keberadaan kami dan mengejar kami. Andrew juga tak mau kalah, ia mengeluarkan pistol dan menembakinya. Bukannya kena malah membuat semua barang yang ada di sini berceceran.

Lagi – lagi bodyguard yang mencoba melindungi kami mati di tangan pria berjaket itu. Aku merindukan pistolku, sayangnya aku tidak membawanya. Aku langsung merebut pistol Andrew.

" Biar aku yang melakukannya. " Ucapku tersenyum kemenangan. Aku ingin sekali melakukannya sejak awal.

Kami terus berlari, sesekali aku menembakinya. Tembakanku tidak pernah meleset sebelumnya. Kali inu hanya terkena lengannya saja dan itu tidak akan melumpuhkannya. Aku ganti menarik Andrew bersembunyi di balik furniture – furniture rumah tangga.

A Scoundrel Loves Me [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang