"Dengan begini mereka pasti membacanya. Aku tidak ingin mengganggu mereka, pertengkaran itu terlalu terlihat manis untuk diganggu" Sakura tersenyum licik, lalu melangkah keluar bersama Sasuke dan Boruto, mereka bergegas pergi dari sana sebelum dua manusia itu menyadari kepergian mereka.
***
30 menit setelah kepergian Sakura dan Sasuke....
"Aku tidak mau tau, kalau kau masih dengan kekasihmu, aku akan membawa Boruto bersamaku" ujar Naruto sambil bersandar pada sofa. Ia lelah, rahangnya terasa kaku karena terlalu lama berteriak.
Haahh, kenapa setiap perempuan yang ada didekatnya selalu suka berteriak??!!!
"Langkahi dulu mayatku. Boruto itu anakku, jadi dia akan ikut bersamaku" Hinata berdiri dari sofa yang sudah sedari tadi ia duduki, pinggangnya pegal.
"Boruto kan juga anakku. Jangan curang dong!! kau sudah bersamanya lebih dari 5 tahun, sedangkan aku baru bertemu dengannya hari ini. Aku juga ingin menghabiskan waktu dengannya" Naruto tidak terima dengan kekeraskepalaan Hinata.
Enak saja bisa bersama dengan anaknya, dan punya kekasih. Terus nanti anaknya akan memanggil laki-laki lain dengan sebutan Papa?.
Jangan harap!!! Naruto tidak akan terima bila anaknya punya Papa selain dirinya.
"Kau itu keras kepala sekali sih Hime. Lagi pula kenapa kita harus ribut masalah hak asuh Boruto? Kita hanya perlu menikah, dan Boruto akan hidup dengan kita berdua. Itu mudah"
Hinata melempar bantal sofa kearah Naruto dan tepat menghantam kepalanya. Tidak hanya satu, lagi Hinata melemparnya berkali-kali.
"Otakmu itu terlalu dangkal Naruto. Aku tidak mau menikah denganmu!! Aku sarankan lebih baik kau menikah dengan Shion pujaan hatimu itu sana, dan kalian bikin anak lagi. Jadi tidak usah mengusik Borutoku"
Wajah kesal diperlihatkan oleh Naruto. Perempuan ini selalu menyebut nama wanita lain. Memangnya ada bukti kalau ia punya hubungan dengan Shion?!!
Memang sih saat kuliah dulu dia memang tergila-gila dengan Shion karena banyak laki-laki yang mengejar Shion, dan dia pun tertantang untuk bisa juga mendapatkan hati Shion. Shion juga cantik, hal yang wajar kan kalau laki-laki suka dengan wanita cantik.
Naruto menarik pinggul Hinata, ia membawa Hinata kedalam pelukannya.
Sebenarnya ia ingin melumat mulut wanita ini, yang sedari tadi tidak berhenti mengoceh dan berdebat dengannya.
Hinata terkejut dengan kelakuan tiba-tiba dari laki-laki berambut kuning dihadapannya ini. Kedua tangannya susah payah menahan dada Naruto agar mereka tidak terlihat terlalu dekat. Oh, ini bahaya!!!
"Le-lepaskan. Apa yang k-kau lakukan Naruto?!" Susah payah Hinata terus berusaha melepaskan kedua tangan Naruto yang bertengger cantik dipinggangnya.
Naruto menyeringai melihat Hinata yang kesulitan melepas diri dari pelukannya. Ia malah semakin mengeratkan dan merapatkan tubuhnya pada tubuh sintal Hinata.
"Setelah melahirkan anakku tubuhmu semakin berisi dan sexy, Hime. Terakhir kali aku memelukmu tidak seperti ini"
Nafas Naruto yang menerpa wajahnya membuat Hinata merinding. Tuhan, susah payah ia melupakan rasa pada sahabatnya ini tapi kenapa laki-laki ini malah seolah menginginkannya.
"K-kau berlebihan Naruto, lepaskan!" Hinata menekan setiap kata yang keluar dari bibirnya yang penuh dan mungil. Mata Naruto bahkan terpaku pada bibir itu.
"Ssshhhh, jangan banyak bergerak Hime. Kau membuatnya semakin tegang"
Hinata mengernyitkan dahi, tidak paham dengan apa yang Naruto katakan. Siapa yang tegang?!
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA!!!
Fanfiction[NaruHina Fanfic] Pertemuannya dengan bocah yang berwajah mirip dengannya membawa Naruto pada kehidupan yang baru. Dan pertemuan itu juga yang membawanya kembali pada sahabatnya yang selama ini menghilang. Bagaimana mereka bisa bertemu? Begini kisah...