Epilog

8.4K 445 28
                                    

Naruto terlihat cemas, ia bolak balik didepan sebuah ruangan serba putih. Rumah Sakit lebih tepatnya.

Sebenarnya bukan hanya Naruto yang terlihat cemas. Kedua orangtuanya, Hanabi dengan Konohamaru juga ada disana. Mereka juga terlihat cemas.

Yang membedakan Naruto dengan yang lain adalah, mereka cemas tapi tidak banyak bertingkah seperti Naruto.

Laki-laki itu bolak balik tidak jelas, kadang ia jongkok menelusupkan wajahnya pada lengan, lalu akan berdiri lagi dan bolak balik lagi.

"Nii-chan bisakah kau diam?. Aku mual melihatmu begitu" ujar Hanabi, kepalanya bersandar dibahu tunangannya.

Yups, Konohamaru dan Hanabi akhirnya bertunangan. Dan mereka sudah mempersiapkan pernikahan, sekitar 3 bulan lagi pesta pernikahan mereka akan dilangsungkan.

"Aku cemas Hanabi. Hinata sudah didalam selama lebih dari 1 jam tapi anakku belum juga lahir" kali ini Naruto bersandar disamping pintu ruang bersalin.

Ia mengernyitkan dahi saat mendengar rintihan istrinya.

"Lalu kenapa kau disini? Kenapa tidak menemani nee-chan didalam?!"

"Aku diusir olehnya. Dia bilang kalau aku hanya akan merusak konsentrasinya saja"

Naruto menatap kesal pada Konohamaru yang sudah tertawa pelan.

"Ayah Ibu tidak cemas?" tanyanya pada Ayah dan Ibunya yang juga duduk disana bersama Hanabi.

"Tentu saja cemas. Tapi tidak terlalu, sewaktu menanti Boruto lahir kami sudah sangat cemas" ujar sang Ibu dengan santai.

"Jawabanmu membuatku kesal, Bu"

"Aku tidak tau saat Boruto lahir, kalau ingat rasanya aku ingin menghukum kalian semua yang sudah membohongiku" ujar naru tegas. Rahangnya mengeras karena marah.

Tapi tatapannya melunak saat ia merasakan aura membunuh dari sang ibu.

"Jadi kau berani padaku, Naruto?!" Minato cepat menahan tubuh istrinya, kalau tidak ia bisa menyerang Naruto dan menjambak rambut pirangnya.

"Kecuali Ibu, tentu saja" deretan giginya yang putih terlihat karena senyumnya yang terlalu lebar.

Suasana hening.

Naruto fokus mendengarkan istrinya yang masih merintih kesakitan didalam. Ia menggenggam tangannya keras, tidak tega dengan Hinata. Tapi saat ia ingin menemani malah diusir.

Tidak lama, suara tangis bayi terdengar. Naruto mengucap syukur berkali-kali. Anak keduanya sudah lahir.

Dilihatnya Kushina menangis memeluk Hanabi. Tentu saja mereka sangat bahagia, karena anggota keluarga mereka bertambah lagi sekarang.

Naruto beranjak menghampiri dokter saat pintu ruangan terbuka. Dokter Shizune tersenyum pada lima orang dihadapannya.

"Selamat Naruto, anakmu perempuan. Cantik seperti ibunya. Hinata juga baik-baik saja, ia sedang tidur karena kelelahan. Kalian bisa melihat bayinya setelah dibersihkan nanti"

"Terimakasih Bibi. Terimakasih sudah membantu kelahiran putriku"

Shizune tersenyum senang melihat wajah gembira keponakannya ini. Ia sangat senang melihat Naruto dan keluarga kecilnya.

Shizune adalah anak angkat Tsunade, Ibu dari Minato. Walaupun mereka tidak terikat darah tapi hubungan mereka baik-baik saja, malah bisa dibilang mereka dekat.

Saat kelahiran Boruto pun Shizune yang menjadi dokter kandungan Hinata. Ia menangis saat pertama kali melihat Boruto keluar dari perut Hinata.

Ia seperti melihat Naruto saat masih bayi.

PAPA!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang