Chapter 2 - Sekolah

11 1 0
                                    

"Shu!" teriak Yuuki memanggil Shu sambil berlari ,

"Ooh, Yuuki" jawab Shu sambil menoleh kearah sumber suara yang memanggilnya,

"Ohayo, Shu" sapa Yuuki yang masih menggunakan bahasa Jepang ketika berbicara dengan Shu,

"Pagi" balas Shu yang membuat Yuuki tersenyum sambil menggaruk kepalanya karena ingat bahwa dia seharusnya tidak menggunakan bahasa Jepang. Ini adalah hari ke-2 Yuuki bersama Shu dan Yuuki sepertinya sedikit mulai terbiasa dengan suasana baru yang ia rasakan. Pagi yang cerah dan sepasang murid berjalan menuju sekolah dengan hati yang cerah juga.

"Yuuki?" Shu memanggil Yuuki dengan nada suara yang halus, tidak seperti biasa,

"Apa?" Yuuki membalas dengan pertanyaan,

"Hari ini akan sangat melelahkan" kata Shu yang tiba-tiba berhenti dan menoleh kebelakang untuk melihat Yuuki,

"Untukmu" sambung Shu,

"Maksudnya? Saya tidak mengerti" jawab Yuuki yang terlihat kebingungan,

"Pertama ubah dulu cara bicaramu, ganti kata 'Saya' dengan kata 'Aku', dan usahakan untuk tidak menggunakan bahasa Jepang, karena itu akan membuat orang lain bingung, atau mungkin saja mereka akan mengganggumu" itulah yang dikatakan Shu dengan panjang lebar, mungkin ini akan menjadi pertama kalinya dia akan banyak bicara.

"Baiklah, aku akan berusaha" balas Yuuki dangan senyuman manisnya yang membuat wajah Shu sedikit memerah, hanya sedikit,

"Kau harus berusaha dan untuk selanjutnya kau bias memerhatikan cara teman-temanmu berbicara agar kau bisa dengan cepat akrab dengan semuanya" Shu mengatakan itu dan melihat Yuuki yang tetap tersenyum,

"Kenapa kau terus tersenyum?" Tanya Shu yang terlihat kebingungan

"Aku hanya berpikir kalau kau sangat peduli kepadaku" dengan senyum manisnya Yuuki mengatakan hal membuat wajah Shu sedikit lebih merah dari sebelumnya, Shu tidak menanggapi apa yang dikatakan Yuuki dan melanjutkan jalannya berdua. Di sepanjang perjalanan hanya terjadi percakapan kecil tentang bagaimana Yuuki bias pindah sekolah. Itu terus berlanjut hingga mereka sampai di sekolah.

Sampai di sekolah mereka langsung di sambut oleh tatapan iri dari para siswa laki-laki. Di depan kelas mereka juga disambut oleh teriakan dari semua orang yang ada di kelas, bagaimana tidak, Shu Yuuki sudah akrab sejak Yuuki menginjakkan kakinya di ruang kelas, bahkan sudah ada rumor kalau mereka sudah berpacaran saat pulang sekolah di hari pertama Yuuki datang ke sekolah.

"Apakah kalian tidak terlalu dekat?" Tanya Shoya yang langsung berdiri tepat di depan Shu dan Yuuki,

"Aku hanya memberi Yuuki beberapa saran dan hal-hal mendasar lainnya" jawab yang memalingkan wajahnya supaya tidak terjadi kontak mata dengan Shoya, Shoya hanya tersenyum mendengar jawaba dari Shu

"Kenapa kau tersenyum? Menjijikan" balas Shu setelah melihat senyuman Shoya,

"Aku hanya berpikir kalau kau sangat peduli kepada Yuuki" balas Shoya sambil tersenyum dan menatap Yuuki. Mendengar jawaban Shoya, Shu dan Yuuki hanya bisa tersenyum tanpa suara,

"Sekarang kau yang tersenyum, ada apa?" Tanya Shoya yang kebingungan,

""De Javu"" Yuuki dan Shu menjawab dengan bersamaan dan langsung berjalan menuju tempat duduk masing-masing.

Bel masuk sudah berbunyi, setiap lorong yang ada di sekolah juga sepi, setiap ruang kelas sudah memulai pembelajaran, tetapi tidak dengan kelas dimana Shu dan kawan-kawannya berada, kelas itu belum ada guru. Sudah 20 menit setelah bel masuk belum juga ada guru, hal ini membuat para siswa bias lebih mengenal Yuuki, karena mereka bebas mengobrol dengan siapa saja. Situasi ini seperti seorang artis yang sedang di wanwancarai, di antara semua orang yang sibuk bertanya kepada Yuuki, hanya ada 4 orang yang tidak tertarik, yaitu Shu, Shoya, Mira, dan Rika sahabat Mira.

"Kenapa mereka semua seperti itu?" Tanya Mira kepada 3 orang yang ada di depannya,

"Itu karna Yuuki adalah satu-satunya murid pindahan dari luar negeri" jawab Shu,

"Sepertinya kau tau banyak soal Yuuki, Shu" kata Rika dengan tatapan sinis ke arah Shu,

"Aku juga tidak tahu pasti, tapi rasanya aku pernah bertemu dengan entah dimana, bagaimana dia bias mengenalku, aku juga tidak tahu, yang aku tahu, saat berada di dekatnya aku merasa sudah tidak asing. Tetapi mungkin dia merasa ada aneh sekarang" sambil menatap Yuuki yang di kelilingi oleh teman-temannya, Shu mengatakan hal tersebut dengan santai,

"Maksudmu?" Tanya Rika dengan rasa penasarannya,

"Budaya asalnya biasa memanggil seseorang dengan nama belakang atau nama keluarganya, tetapi di sini orang-orang langsung memanggilnya dengan nama depannya" lagi-lagi Shu menjelaskan dengan santai,

"Bukankah kau sudah memberitaunya?" Tanya Mira menggantikan Rika,

Shu membalas dengan senyuman ke arah Mira yang artinya Shu sengaja tidak memberitau Yuuki tentang info yang satu ini. Tiba-tiba Shoya, Mira, dan Rika melihat aura jahat keluar dari tubuh Shu.

"Lebih baik kau tidak lakukan itu" Shoya memberi peringatan kepada Shu yang sedang melihat Yuuki dengan senyum jahatnya,

"Apa maksudmu?" Tanya Shu kepada Shoya,

"Aku tau kau akan mengerjai Yuuki lagi, lebih baik jangan kau lakukan, itu juga demi kebaikanmu" Shoya menerangkan apa yang dia maksud,

"Aku semakin tidak mengerti" Shu semakin kebingungan dengan apa yang dikatakan Shoya,

"Saat ini Yuuki menjadi putri sekolah ini, jadi kalau orang tau kau menjahilinya, maka kau harus membayangkan kemungkinan terburuk yang akan kau alam. Mengerti?" sekali lagi Shoya menjelaskan dengan santai dan Shu menjawab dengan sebuah anggukkan.

Bel berbunyi yang menandakan jam pelajaran pertaa telah berakhir, jam kedua di isi oleh wali kelas mereka, Bu Jasmine, jadi mereka tetap tidak belajar dengan alasan pengenalan sekolah bagi Yuuki,

"Shu, antar Yuuki keliling sekolah , ku serahkan Yuuki padamu ok?" itulah pesan Bu Jasmine sebelum meninggalkan kelas.

"Ya" jawab Shu dengan memasang wajah lesunya, seakan dia tidak mau direpotkan dengan masalah pengenalan sekolah Yuuki.

Yuuki masih di kelilingi oleh orang-orang yang penasaran sampai jam sekolah berakhir, seperti apa yang disuruh Shu mengajak Yuuki keliling sekolah.

Banyak tempat yang didatangi oleh Yuuki dan Shu. Kelas lain, Ruang Guru, Ruang Kepala Sekolah, Kantin, Toilet, banyak lagi, sampai terakhir mereka mengunjungi Kandang Hewan Sekolah.

"Apa tempat ini kebun binatang?" Tanya Yuuki saat melihat sekeliling,

"Kurang lebih, tapi dominan lebih" jawab Shu dengan senyum jahilnya,

"Berapa banyak hewan yang ada disini?" Yuuki yang masih bingung terus bertanya,

"80-90 mungkin" jawab Shu sambil menyapa salah satu hewan,

"Ini benar-benar kebun binatang" Gumam Yuuki dengan wajah heran sambil melihat sekeliling,

Mereka berdua memeriksa keadaan semua hewan, member makan, dan memandikan beberapa hewan sambil mengobrol mengenai hewan-hewan tersebut. Mereka terlihat menikmati waktu yang mereka habiskan bersama, tanpa memikirkan hal lain. Mungkin mereka sedang menganggap bahwa di dunia hanya ada mereka berdua.

Dibalik kesenangan yang mereka rasakan, ada orang di belakang merekayang merasakan hal sebaliknya.

"Jadi kau sudah terbiasa?" Tanya Shu saat mereka selesai merawat hewan,

"Ada satu hal yang mengganggu di pikiranku" Yuuki mengatakan hal itu dengan wajah serius menatap Shu,

"Apa?" Shu sudah menebak apa yang akan Yuuki katakan balik bertanya dengan memalingkan wajahnya yang menahan senyum jahil,

"Kenapa semua orang memanggilku dengan nama depanku?" Saat Yuuki bertanya di dalam hati Shu berkata 'Sudah kuduga', Shu hanya menaggapi pertanyaan Yuuki dengan tersenyum, Yuuki yang heran terus menatap Shu sambil menuggu jawaban,

"Itu karena kau sedang tidak berada di tempat asalmu" Shu menjawabnya sembari meninggalkan Yuuki yang sedang berpikir untuk kembali ke kelas, mengambil tas, dan pulang. Yuuki yang sudah mengerti apa yang Shu katakan hanya bisa tertawa dan mengejar Shu untuk pulang bersama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang