2. Hari yang Sial

28 6 0
                                    

Hari Selasa. Pelajaran olah raga
"Ayo anak-anak. Lakukan pemanasan yang baik dan benar agar tidak cedera." Ucap Pak Kuat - guru olah raga, yang biasa dipanggil Pak Strong oleh anak-anak, hehe iseng aja kok.
"Baik pak!" Teriak anak murid kelas 11 IPA 2 - kelas Shena, hampir bersamaan.
Setelah pemanasan selesai, Pak Kuat pun menjelaskan tentang materi olah raga hari ini.
"Baik, dengarkan saya. Hari ini kita akan berlatih basket. Kita bagi 2 sesi. Sesi pertama laki-laki, dan sesi ke2 perempuan. Langsung saja kita mulai dari yang laki-laki.
Lalu mereka - anak laki-laki pun mulai bermain, sedangkan anak perempuan sibuk sendiri. Ada yang sedang bergosip ria, ada yang sedang menyorakan anak laki-laki yang sedang bermain basket, ada pula yang menata rambut dan make up. Tetapi Shena lebih memilih untuk menyendiri di barisan paling belakang, sedangkan Gwen dan Bianka sibuk sendiri dengan kegiatan masing-masing.
Tiba-tiba,.......Brukk
Seragam oleh raga Shena pun basah semua karena salah satu teman Shena yang membawa tupperware itu tersandung, dan air itu pun tumpah menyiram tubuh Shena.
"Sorry, Shen. Gue gak sengaja." Ucap siswi itu pada Shena. "Lain kalo jalan hati-hati." Ucap Shena dingin. "I -iya, sorry ya?" Gagap siswi itu takut karena sikap dingin Shena. "Ya." Lagi-lagi ucap Shena dingin. Lalu murid iti pun segera pergi.
"Shena! Lo gak papa kan?" Tanya Gwen heboh. "Gak papa." Ucap Shena. "Ya udh, gue anterin ganti seragam yok?" Ajak Bianka pada Shena. "Gue sendiri aja. Tolong bilangin sama Pak Strong aja ya, kalo gue gak bisa ikut olah raga gegara baju gue basah." Pinta Shena pada Bianka. "Ya udh, ntar gue bilangin." Ucap Bianka. "Eh! tapi nti kalo gak ad Shena, kita gak bisa menang dong. Kan Shena jago main basket." Keluh Gwen. "Shutt. Diem koplak, ntar ketauan." Kesal Shena. Ya, Shena memang mempunyai banyak bakat rahasia, dan basket salah satunya. "Udah ah. Gue mau ganti baju dulu, see you." Ucap Shena yanh tidak memperdulikan keluhan Gwen dan beranjak pergi.

"Sial! Arghh." Ucap Shena kesal karena dia tidak mempunyai plastik untuk membawa baju olah raganya yang basah tadi.
Tiba-tiba seseorang datang dan memberikan sebuah plastik pada Shena. "Nih, pake aja punya gue." Ucap Juna sambil menyodorkan plastik itu pada Shena.
"Makasih." Ucap Shena dingin. "Jangan dingin-dingin. Ntar pada kedinginan loh." Kekeh Juna melihat tingkah dingin Shena. "Apaan sih lo. Udah sana! Ngapain masih disini?!" Usir Shena. "Galak amat sih mbak. Ya udh nih gue pergi." Canda Juna. "Dasar aneh." Ucap Shena sambil tersenyum sinis.

Setelah selesai mengganti seragamnya, Shena lebih memilih untuk menunggu jam istirahat di kelasnya. Namun tiba-tiba Bu Ajeng - guru matematika memanggil Shena. "Shena. Tolong kemari sebentar, nak." Panggil Bu Ajeng. "Habis istirahat pelajaran Ibu kan?" Tanya Bu Ajeng. "Iya bu." Ucap Shena. "Tolong bawakan ini ke kelas kamu ya." Ucap Bu Ajeng sambil memberikan setumpuk kertas-kertas yang tinggi, hingga sulit untuk melihat jalan depan yang tertutup kertas-kertas tersebut. "Baik bu." Ucap Shena yang keberatan beban di tangannya.
Shena berjalan lambat di lorong kelas 11 dikarenakan tidak dapat melihan jalan depan. Lalu tak lama kemudian, ada salah satu siswa yang berlari dan menabrak Shena hingga semua kertas-kertas di tanggannya terbang berserakan. "Sorry-sorry. Gue buru-buru." Ucap siswa itu cepat-cepat dan kemudian berlari kembali meninggalkan Shena dan kertas-kertasnya. "Woy, kampret! Tanggung jawab lo. Jangan kabur, Woy!" Teriak Shena kesal, namun usahanya sia-sia. "Wah, emang ya sial bener gue hari ini. Mana kepala gue sakit lagi." Oceh Shena sambil memijit kepalanya yang terasa pusing. "Lo gak papa?" Tanya laki-laki yang menghampirinya. Ya, orang itu adalah Juna. "Mau gue bantu?" Tanya nya lagi. "Ngak usah." Ucap Shena yang kembali dingin. "Bener nih? Mumpung gue lagi baik nih." Canda Juna. "Ya udh cepet bantuin." Oceh Shena. "Siap laksanakan!" Canda Juna dan segera memunguti kertas-kertas yang berserakan di lantai lorong tersebut.
"Makasih." Ucap Shena dan langsung berlalu dari situ tanpa menunggu jawaban dari Juna. "Cantik juga." Kekeh Juna sambil melihat kepergian gadis itu.

Sesampainya di kelas, Shena langsung meletakan kertas-kertas itu ke meja guru dan menuju ke tempat duduknya kemudian meregangkan ototnya yang lelah. Kemudian dia meletakan kepalanya di meja dan menutup matanya, lalu.

Kringgg

Bel istirahat pun berbunyi. Lalu suara berisik murid-murid pun masuk ketelinga Shena. "Apa seh maunya ah! Bingsal gue." Oceh Shena. "Mau tidur aja susah." Tambahnya. Kemudian Gwen dan Bianka pun menghampiri Shena yang sedang cemberut di tempat duduknya.
"Kenapa lo, Shen? Muka udah jelek, malah tambah dijelekin." Canda Bianka yang langsung mendapat tatapan tajam dari Shena. "Eh? Sorry-sorry." Ucap Bianka cengengesan. "Iya nih. Lo kenapa sih ,Shen? Kalo ada masalah ceritain ke kita aja." Ucap Gwen.
Belum sempat menjawab, Leon. sang ketua kelas Shena memanggil nya.
"Shen. Lo dipanggil Bu Ririn - guru kesenian ke ruang BK."  Ucap Leon. "Nah loh. Mau diapain lo, Shen." Ucap Bianka menakut-nakuti Shena.
"Brisik lo ah." Kesal Shena dan segera bangkit kemudian langsung menuju ke ruang BK.

Kira-kira mau diapain tuh si Shena?
Jangan lupa Voment ya!

Ikutin terus ceritanya!

Oh iya, buat visualnya nyusul ya guys..

Love u :3♥

SHENAJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang