Pertama

157 11 5
                                    

Hari itu cuaca begitu hangat, aku memutuskan untuk berdiam diri diperpustakaan entah itu hanya untuk tiduran atau menyejukan tubuh. Aku melihat arlojiku yang sudah menunjukan pukul setengah dua belas siang, dengan membawa buku pelajaran yang ku cincing dan tas ransel yang ku bawa di satu pundak perasaan lelah setelah mengajar begitu terasa.

Masuklah aku di sebuah ruangan bercat hijau muda, ku letakkan sepatuku di rak bagian paling bawah lalu melangkah masuk. Satu persatu rak buku ku lewati hingga pada ujung ruang perpustakaan dimana itu adalah basecamp kami, bagaikan rumah kami saat itu.

Aku meletakan buku yang ku bawa di barisan buku pelajaran lain, kemudian merebahkan tubuhku di kursi panjang milik UKS. Mencoba mencari posisi yang paling nyaman agar bisa mendapatkan kesejukan dari pendingin ruangan disana.
'Pas, sejuk bangettt' aku mengatakan pelan.

Saat itu Basecamp lagi penuh-penuhnya. Mengingat sebentar lagi jam pulang sekolah jadi tak heran kalau semuanya memiliki tujuan yang sama denganku.

Sambil memainkan handphone, sesekali aku mendengarkan obrolan teman-teman dan ikut tertawa bersama mereka..
Terasa hangat sekali kekeluargaan disana, ada yang bercerita tentang kegagalan hubungan mereka ketika ditinggal nikah, ada yang menceritakan tentang suaminya dirumah ataupun berusaha nyomblangin yang jomblo dengam temannya.
Disela-sela perbincangan, ada anak jurusan matematika yang bertanya

'Menurut pak Andre, bumi itu bulat atau datar?'

Hening sesaat, aku menoleh ke Andre, anak geografi yang saat itu sudah siap menjawab.

'Bumi itu bulat. Konyol kalau bilang bumi itu datar'

Andre  angkatan dua tahun diatasku. Tinggi, pipinya tembam dan matanya sipit disertai dengan beberapa garis di samping matanya terlihat jelas kalau dia tidak muda lagi. Aku tidak terlalu tahu tentang dirinya, tapi gosipnya banyak anak magang yang suka atau naksir dengan dia.

Sebenarnya aku sendiri agak bingung dengan orang-orang yang suka sama Andre, sikap cuek andre, kemalasan Andre, dan kebiasaan merokok andre di perpustakaan bisa-bisanya membuat mereka naksir dengan ni orang.

'Buktinya apa?' Aku menyela pembicaraan mereka.

Andre setengah berdiri dari pososi awalnya yang duduk santai

"Dari kita kecil, kita diajari teori heliosentris yang bilang kalau bumi itu bulat terus sekarang ada teori yang mengatakan kalau bumi itu datar? Ya jelas gue nggak percayalah"

'Gimana dengan lautan kalau bumi bulat kenapa air laut tidak jatuh' timpal aku mencoba bertanya lebih lanjut

Semua mata memandang aku dan Andre, mereka mendengarkan semua pertanyaan dan jawaban dari kami. Sebagai anak geografi dan fisika seharusnya teori yang kami pelajari selama ini tidak mungkin berbeda. Namun untuk teori bentuk bumi, aku sedikit menyangkal teori yang Andre kemukakan.

Semua teori yang dipelajarinya di kuliah di sampaikan ke kami. Namun lagi-lagi aku menyangkalnya. Suasana disana semakin serius, banyak diantara teman-teman yang semakin penasaran tentang kebenaran yang sesungguhnya.

Waktu sudah menunjukan pukul satu siang, bel pulang sekolah juga sudah lama berbunyi  tapi perdebatan kami belum selesai. Aku melihat dari jendela sekolah sudah sepi, mencoba mengakhiri debat yang tiada akhir ini aku mengatakan

'Kalau gue, nggak percaya bumi itu bulat atau datar yang gue tau semua yang kita pelajari hanyalah teori. Dan jelas memang belum ada yang membuktikan dengan kuat kalau ada seseorang yang pernah liat bumi dari luar angkasa'

Andre berdiri seraya menunjukku

'Neil Armstrong pernah ke bulan,'

Aku menepiskan tangan andre dari pandanganku. Berdiri lalu berkata sambil tersenyum

'Dan lo percaya?'

Andre ragu dengan ucapanku. Diam lalu duduk kembali, menyalakan rokok dan menghisapnya.

Anak BK mencoba menenangkan situasi disana lalu bilang

'Gimana kalau kita cari jawabannya di Al-qur'an'

Alasan kami orang islam mengiyakan tawarannya dan percaya semua yang ada di Al-Qur'an. Andre masih terdiam terlihat dia yang masih syok dengan ucapanku. Disebutkanlah beberapa ayat dalam Al-Qur'an yang menyebutkan kalau bumi itu membentang. Aku dan yang lainnya tersenyum puas, lalu membereskan tas sebelum pulang. Terdengar suara dari luar perpus

'Teman-teman gerbang mau ditutup, yang masih di dalem buruan keluar. Matiin AC, lampu dan tutup pintu samping.'

'Oke. Kami keluar' sahut kami dari dalam

Aku berharap perdebatan dengan Andre telah selesai.

Terlebih Andre lebih tenang dari sebelumnya aku yakin dia sudah mengerti dan tak akan membahasnya lagi. Aku membereskan buku-buku ku lalu bergegas keluar perpustakaan.

Andre berjalan dibelakangku, berpindah kesamping dan mengatakan

'Besok tunjukin ke gue bukti-buktinya,'

'Ada lanjutannya bang?' Tanyaku cepat

Andre tersenyum lebar lalu berbisik

'Tentu saja'

#Bersambung

Terima kasih telah membaca, aku harap kalian suka. Baca lanjutannya ya. Jangan lupa koment yaaaa,,,
😄

Jika Itu KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang