Memaafkan dan Melupakan
Forgiven but not forgotten. Begitulah orang beralasan untuk menunjukkan (seolah-olah) dia sudah memaafkan seseorang yang menyakitinya/berbuat tidak menyenangkan padanya, padahal sebenarnya tidak bisa berdamai dengan hatinya. Kisah Megawati Soekarnoputri dibawah ini salah satu contohnya.
Dalam sebuah acara talkshow di stasiun televisi swasta, ibu Megawati (presiden ke-5 RI) oleh pemandu acara diwawancarai sebagai berikut :
Reporter: “Bu Mega, mengapa ibu tidak melayat di kediaman pak Harto, apakah Ibu belum memaafkan pak Harto atas perlakuannya terhadap keluarga Bung Karno di masa lalu?”
Bu Mega: “Mas, saya tidak pernah menaruh dendam pada pak Harto dan keluarganya, bahkan saya sudah memaafkannya sejak dulu.”
Reporter: “Berarti Bu Mega sudah melupakannya?”
Bu Mega : “Memang saya sudah memaafkan tapi bukan berarti saya melupakan kejadian tersebut…”
Apakah perbuatan Bu Mega bisa disebut memaafkan? Mari kita lihat contoh lain.
Dikisahkan Nabi Muhammad SAW ketika peristiwa Fat-hu Mekkah (memenangkan Kota Mekkah) bersabda: "Siapa yang masuk rumahnya Abu Sufyan, maka dia akan aman." Maksudnya siapapun yang masuk ke rumah Abu Sufyan mendapat jaminan keamanan dari beliau. Siapa itu Abu Sufyan? Ia pada awalnya adalah pembesar Quraisy yang sangat memusuhi Islam, bahkan ikut merencanakan membunuh nabi. Tapi, apa balasan Nabi SAW kepadanya? Beliau memaafkan Abu Sufyan, bahkan memberinya kedudukan terhormat. Anaknya, yaitu Mua'wiyah bin Abi Sufyan dijadikan sebagai penulis wahyu. Apakah Rasulullah SAW tidak khawatir akan penyelewengan wahyu yang akan ditulis oleh Mu'awiyah. Tidak, Beliau tidak khawatir. Karena beliau SAW, telah memaafkan dan menghapus ingatan tentang kejahatan-kejahatan musuh Beliau yang telah kembali ke jalan yang benar. Sungguh indah perangaimu, Ya Rasulullah...
Mari kita uraikan definisi memaafkan dan melupakan:
Memaafkan, dapat diartikan sebagai upaya mengelola konflik dalam diri (dengan kata lain lebih ke masalah hati) akibat dari tindakan ataupun perlakuan tidak menyenangkan (bisa juga merugikan) dari seseorang (atau kelompok) di masa yang telah lewat, yang menimbulkan dendam, amarah dan kebencian. Dengan mengelola konflik tersebut (memaafkan) maka dendam, amarah dan kebencian tersebut dapat dinetralisir.
Melupakan, dapat diartikan sebagai menghapus suatu memory (ingatan) tertentu dari dalam otak (otak adalah penyimpan memory/ingatan), sehingga dengan penghapusan tersebut, suatu kejadian yang terekam dalam memory (ingatan) seseorang menjadi hilang.
Catatan: menghapus memory di otak sama sulitnya ketika mengembalikan memory (ingatan) yang sudah hilang.
Bangaimana dapat diketahui apakah kita sudah memaafkan atau melupakan?
CARANYA MUDAH: ingatlah suatu perlakuan atau tindakan seseorang terhadap Anda yang paling menyakitkan, setelah mengingatnya, cobalah masuk ke kejadian tersebut, kemudian apa yang Anda rasakan dalam dada?
Jika dada Anda masih terasa sesak, artinya Anda belum memaafkannya, tapi jika merasa biasa-biasa saja, artinya Anda sudah memaafkan kesalahan seseorang tersebut.
Tapi jika Anda tidak mampu lagi mengingatnya (dengan cara apapun) sebagian atau seluruhnya berarti Anda telah kehilangan memory(ingatan) suatu kejadian tertentu. Dengan hilangnya memory (ingatan), tidak dapat disimpulkan bahwa Anda telah atau belum memaafkan. Illustrasinya begini:
“Suatu ketika Pak Sukun sangat marah akibat tindakan rekan bisnisnya yang telah menipunya sehingga pak Sukun mengalami kerugian yang sangat besar, karena hari-hari disertai perasaan amarah yang tidak terkendali terhadap temannya tersebut, kemudian (malang pun menimpa) Pak Sukun terkena stroke berat, tapi untungnya (sudah stroke/malang tapi masih untung, khas Indonesia ) nyawanya terselamatkan, hanya saja pak Sukun kehilangan daya ingatnya sehingga dia tidak lagi dapat mengingat masa lalunya, bahkan namanya sendiri pun ia tidak ingat lagi…………….”
Dari illustrasi tersebut, Pak Sukun memang sudah lupa (tidak mampu mengingat lagi), tapi dapatkah kita simpulkan bahwa dia sudah memaafkan rekan bisnisnya tersebut???
Melupakan belum tentu memaafkan. Karena memory tidak dihapus, tetapi file/folder tersebut bisa tidak dibuka. Sebab dengan tetap “menyimpan file” kesalahan tersebut, akan menjadi auto protect(pengamanan otomanis) buat diri Anda dari kemungkinan kesalahan (perlakuan/tindakan) yang sama dilakukan oleh orang yang sama pada Anda di masa yang akan datang.Tapi memaafkan berarti tidak lagi mengingat-ingat kesalahan seseorang karena Anda sudah memaafkannya. Mampu berlaku santun ketika harus berhadapan dengan orang yang sudah menyakiti/berperilaku tidak menyenangkan terhadap kita.
Berikut tips-tips dari suami saya untuk dapat menjadi pribadi pemaaf :
1. Lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta
2. Menghayati bahwa Tuhan bersifat Maha Penyayang. Sebesar apapun dosa yang dilakukan seorang hamba, namun Tuhan tetap memaafkan, bahkan menghapusnya/melupakannya dari catatan amalnya, kecuali dosa menyekutukanNya.
3. Menyibukkan diri dengan kegiatan yang positif
4. Membuang jauh-jauh pemikiran negatif
5. Bersemangat dan bersukacita di dalam hidup. Hindari turunnya kualitas keimanan pada Tuhan, yang menyebabkan seakan-akan sedang tidak "mood". Ingatlah tujuan hidup kita di dunia.
6. Menyadari bahwa keberadaan diri (memiliki tubuh yang sempurna) merupakan nikmat yang tak terhingga; bersyukur atas segala karunia yang Tuhan berikan kepada kita, sekecil apapun.
“Dengan memaafkan, berarti Anda telah menunjukan rasa sayang pada diri Anda sendiri, sebab setiap orang yang menyimpan dendam, amarah dan kebencian dalam dirinya sesungguhnya ia sedang menghukum dirinya sendiri dengan siksaan sepanjang umur hidupnya.
Ingatlah, bahwa TUHAN menciptakan Anda untuk disayangi, karenanya jangan hukum dan siksa diri Anda sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Itu Perpisahan ?
RomanceSayangku,beri aku hadiah jam tangan yang detiknya lebih lambat dari detik jam pada umumnya. agar aku bisa tetap bersamamu lebih lama lagi.