Larangan Mama

615 32 21
                                    

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikum-" jawaban salam itu terhenti saat mama melihatku berpakaian serba hitam dan bercadar. Matanya membulat terkejut.

"Ma?" tanyaku pelan. Aku tau mama tidak setuju aku memakai cadar. Katanya berlebihan.

Mama mengerjakan matanya,"Kamu? Bukankah mama sudah bilang? Kamu boleh berpakaian syar'i tapi jangan bercadar!" bentak nya lalu meninggalkan ku sendirian di ruang tamu.

Aku beristighfar. Tidak aku tidak boleh menangis lagi. Aku tak paham inikah yang dinamakan ujian hijrah?
Entah.

Dengan tertunduk aku naik ke lantai dua, tempat kamarku berada.
Tepat di depan kamarku, aku masuk lalu merebahkan diriku di kasur. Mencoba menghalau airmata yang jatuh.

Hiks..hiks..

Aku merasa lemah. Seharusnya aku tetap sabar. Bukankah ada hadist yang mengatakan seperti ini..

Innallaha ma'a asshobirin.

Ya sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Insya Allah.

Aku hanya ingin menjalankan sunnah. Memakai cadar. Menjadi wanita terhormat karena melindungi tubuh dan wajahnya. Salahkah?

Mataku terpejam dan menggigit bibirku berusaha menahan isakan. Dadaku sesak. Aku merasa durhaka karena tidak menuruti kemauan mama tapi di satu sisi aku ingin sekali memakai cadar. Tujuanku hanya Allah. Aku ingin bersama Allah.

.
.

Hollaaaa! Ini story ke sekian aku ehehhe..
Yaaa, ini akun baru dan cerita baru karena yg lama aku lupa password-nya dan emailnya juga ga aktif. So, buat baru deh✌🏻

Jangan lupa feedback :))

Dalam Doa Yang SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang