8. Flashback# Ada Apa Denganmu

141 1 1
                                    

8. Ada apa denganmu

Entah perasaanku atau memang iya. Tian sudah mulai makin menjauh dari aku. Aku kira setelah dia mengantar aku pulang waktu itu dia sudah berubah menjadi Tian yang seperti dulu. Tapi ternyata dia tetap dingin. Aku sudah mencoba menghubunginya tapi tak pernah mendapat balasan atau mungkin mendapat balasan yang sangat begitu singkat.

Tak terasa aku terus memikirkan Tian yang semakin menjauh tanpa tau kalau ada Devan duduk disebelahku.

"Sore-sore ngelamun aja".

"Astaga. Devan... Kamu itu sukanya ngagetin aja".

"Lagian sih ngelamun aja. Kelas kosong masih aja dikelas padahal yang lain pada ke kantin".

"Ya males aja. Enak di kelas aja sambil wifian".

"Wifian apannya? Pegang hp aja enggak. Ngelamun iya".

"Dari pada kamu gangguin orang terus".

"Mending dari pada ngelamun tidak jelas atau jangan-jangan kamu ngelamunin hal mesum. Ngaku aja deh".

"Otak mu itu perlu dicuci pakai rinso kali biar bersih terus dikasih pemutih biar berfikiran aneh-aneh. Lagian kenapa sih kamu suka mendebat aku terus? Debat sana sama anak club debat saja".

"Debat ku itu limited edition jadi aku hanya mendebat orang tertentu saja dan kamu salah satu orang yang aku suka ajak debat karna kamu asyik diajak debat". Aku memutar bola mata ku mendengar jawaban dari Devan. Emang orang satu ini selain usil suka sekali mengajak debat dengan ku. Dan karena tingkah kami berdua ini banyak yang mengira kami berdua pacaran.

"Kalau enggak ada urusan kembali gih. Ganggu orang aja".

" Yaelah gitu aja ganggu. Hari Minggu ikut yuk".

"Kemana?".

"Nonton pertandingannya Tian". Aku langsung antusias mendengar Tian akan pertandingan.

"Mau-mau. Dimana dia tanding?".

" Rahasia pokoknya kamu tinggal dandan yang cantik dan tunggu aku di depan sekolah jam 9! okey".

"Okey baiklah. Tapi kamu datang cepet ya! Aku enggak suka kalau harus nunggu lama".

"Itu mah gampang". Devan meletikan jarinya seolah-olah memang sangat mudah. Tapi aku juga tidak terlalu percaya karena biasanya cowok itu punya jam karet, sukanya molor terus.

" Seneng deh kamu mau ikut nonton pertandingannya Tian. Karena Tian latihannya gila-gilaan untuk pertandingannya kali ini. Enggak seperti Tian biasanya".

"Enggak seperti biasanya gimana?". Tak bisa kutahan kekepoan ku terhadap cerita Devan.

" Biasanya Tian berlatih tidak sampai larut malam dan dia selalu peduli dengan sehatan tubuhnya. Dia sekarang jarang sekali dirumah, rumah cuma seperti tempat untuk tidurnya sekarang. Mamanya sampai khawatir dengan Tian. Saat hari libur dia pergi pagi buta sampai larut malam cuma untuk latihan yang menurut ku cuma sia-sia saja karna dia tidak terlalu fokus saat latihan".

"Kenapa?". Tak tau kenapa hati ku terasa sedih mendengarnya. Ternyata Tian berubah bukan ke aku saja tapi kesemua orang. Kenapa dia berubah seperti ini ya Allah?.

" Aku enggak tau karna sebelumnya dia enggak sestress ini kalo mau ada pertandingan. Dan sebelumnya dia juga biasa aja dan entah kenapa akhir-akhir ini dia berubah seperti ini atau lebih tepatnya setelah kamu keluar dari rumah sakit". Aku pun terdiam memikirkan perubahan Tian yang berubah sangat drastis ini. Aku teringat Tian memang perlahan berubah setelah aku keluar rumah sakit, perlahan dia mulai jarang chat ataupun menyapa ku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Beda AgamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang